26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Aksi Koboi di Kampus AS, 10 Mahasiswa Tewas Tertembak

Kantor berita Reuters, Kamis (1/10), melansir pernyataan Obama yang menyebut tidak lagi cukup memberikan ucapan doa bagi keluarga korban usai terjadi peristiwa penembakan massal. Kemarahan terlihat jelas di ekspresi wajah Obama, lantaran peristiwa itu mulai kerap terjadi. Bahkan, setiap bulan ada saja penembakan massal yang terjadi di Negeri Paman Sam.

“Seperti yang saya katakan beberapa bulan lalu dan saya katakan beberapa bulan lalu, dan saya katakan setiap kali kita melihat penembakan massal semacam ini, doa dan pernyataan duka tidak cukup,” ujar Obama.

Dia setuju dengan pernyataan yang menyebut aksi penembakan massal dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kelainan jiwa.

“Tetapi, bukan kita satu-satunya negara di muka bumi ini yang memiliki orang-orang yang jiwanya sakit dan ingin menyakiti orang lain. Namun, hanya kita satu-satunya negara maju di planet ini yang menyaksikan penembakan massal semacam ini setiap beberapa bulan sekali,” kata Obama yang berpidato tanpa menggunakan teks.

Dia sengaja melakukan hal itu untuk mengantisipasi kelompok yang tidak setuju terhadap aturan pengendalian senjata. Obama menyadari kelompok oposisi akan mengkritiknya karena telah mempolitisir kejadian itu.

“Ini merupakan sesuatu yang justru perlu kita politisasi,” ujar Obama dan menyerukan seluruh warga Amerika agar mendorong anggota senat yang mereka pilih melalui pemilu agar segera bertindak dalam menghadapi isu ini.

Obama menyerukan kepada para pemilik senjata yang menggunakan senapan untuk berburu, olahraga dan kepentingan perlindungan menanyakan apakah kelompok yang selama ini menentang UU pengendalian senjata benar-benar telah mewakili aspirasi mereka.

Obama memang tidak menyebut Asosiasi Senjata Nasional (NRA) sebagai organisasi yang melobi Senat, tetapi dari komentarnya jelas ditujukan untuk organisasi itu. NRA diketahui memiliki pengaruh politik yang luas di Washington.

Obama dan Wakil Presiden, Joe Bidden, pernah mendorong agar UU pengendalian senjata segera diteken usai terjadi penembakan tahun 2012 lalu di sebuah sekolah Newtown, Connecticut. Tetapi, upaya itu gagal.

Dia berjanji akan terus menyerukan reformasi setiap kali aksi penembakan massal terjadi. Tetapi, di saat bersamaan Gedung Putih juga memberikan sinyalemen perjuangan untuk menggolkan UU itu tidak akan mudah mengingat kongres yang mayoritas dikuasai Partai Republik. (bbs/val)

Kantor berita Reuters, Kamis (1/10), melansir pernyataan Obama yang menyebut tidak lagi cukup memberikan ucapan doa bagi keluarga korban usai terjadi peristiwa penembakan massal. Kemarahan terlihat jelas di ekspresi wajah Obama, lantaran peristiwa itu mulai kerap terjadi. Bahkan, setiap bulan ada saja penembakan massal yang terjadi di Negeri Paman Sam.

“Seperti yang saya katakan beberapa bulan lalu dan saya katakan beberapa bulan lalu, dan saya katakan setiap kali kita melihat penembakan massal semacam ini, doa dan pernyataan duka tidak cukup,” ujar Obama.

Dia setuju dengan pernyataan yang menyebut aksi penembakan massal dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kelainan jiwa.

“Tetapi, bukan kita satu-satunya negara di muka bumi ini yang memiliki orang-orang yang jiwanya sakit dan ingin menyakiti orang lain. Namun, hanya kita satu-satunya negara maju di planet ini yang menyaksikan penembakan massal semacam ini setiap beberapa bulan sekali,” kata Obama yang berpidato tanpa menggunakan teks.

Dia sengaja melakukan hal itu untuk mengantisipasi kelompok yang tidak setuju terhadap aturan pengendalian senjata. Obama menyadari kelompok oposisi akan mengkritiknya karena telah mempolitisir kejadian itu.

“Ini merupakan sesuatu yang justru perlu kita politisasi,” ujar Obama dan menyerukan seluruh warga Amerika agar mendorong anggota senat yang mereka pilih melalui pemilu agar segera bertindak dalam menghadapi isu ini.

Obama menyerukan kepada para pemilik senjata yang menggunakan senapan untuk berburu, olahraga dan kepentingan perlindungan menanyakan apakah kelompok yang selama ini menentang UU pengendalian senjata benar-benar telah mewakili aspirasi mereka.

Obama memang tidak menyebut Asosiasi Senjata Nasional (NRA) sebagai organisasi yang melobi Senat, tetapi dari komentarnya jelas ditujukan untuk organisasi itu. NRA diketahui memiliki pengaruh politik yang luas di Washington.

Obama dan Wakil Presiden, Joe Bidden, pernah mendorong agar UU pengendalian senjata segera diteken usai terjadi penembakan tahun 2012 lalu di sebuah sekolah Newtown, Connecticut. Tetapi, upaya itu gagal.

Dia berjanji akan terus menyerukan reformasi setiap kali aksi penembakan massal terjadi. Tetapi, di saat bersamaan Gedung Putih juga memberikan sinyalemen perjuangan untuk menggolkan UU itu tidak akan mudah mengingat kongres yang mayoritas dikuasai Partai Republik. (bbs/val)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/