31.7 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Bom Target Peziarah Syiah di Irak, 72 Tewas

BAGHDAD – Konflik komunal atau sektarian di bumi Irak belum menunjukkan tanda reda. Bahkan, banjir darah kembali mewarnai jalan-jalan di sejumlah kota negeri itu kemarin (5/1) ketika serangkaian bom kembali merenggut banyak korban jiwa. Menurut laporan Washington Post, sedikitnya 72 orang tewas dalam sejumlah serangan bom terhadap wilayah Syiah di kota suci Karbala maupun pinggiran Baghdad.

Insiden bom tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa kelompok pemberontak mulai meningkatkan akitivitasnya pasca-penarikan seluruh tentara Amerika Serikat (AS) dari wilayah Irak bulan lalu. Korban tewas dalam serangan bom kemarin merupakan yang terbesar di Iraq dalam sehari sejak ditariknya pasukan AS pada 18 Desember 2011.

Sajad al-Sajadi, kepala keamanan provinsi, menuturkan bahwa seorang pelaku sengaja meledakkan bom bunuh diri yang dibawanya di dekat sekelompok besar jamaah Syiah yang berjalan kaki menuju kota suci Karbala kemarin sore. Sedikitnya, 48 orang tewas dan lebih dari 81 lainnya luka dalam insiden di dekat Nasiriyah, sekitar 200 mil (320 km) selatan Baghdad tersebut.

“Sebelum terjadi serangan bom itu, seorang tentara melihat pelaku berupaya menerobos di tengah-tengah para jamaah,” tutur Asadi. “Sang tentara berupaya menangkap pelaku sebelum meledakkan bom yang dibawanya. Tetapi, bom meledak dan dia (tentara itu, Red) ikut tewas, ” sambungnya.

Serangan itu terjadi hanya selang beberapa jam setelah serangkaian ledakan yang mengguncang dua wilayah Syiah di pinggiran ibu kota. Serangan bom tersebut merenggut tak kurang dari dua lusin (24) nyawa.

Rangkaian serangan itu bermula dengan ledakan sebuah bom yang dipasang pada sepeda motor di dekat halte bus di wilayah Sadr City, pinggiran Baghdad. Seorang saksi mata melihat ledakan tersebut mengatakan lokasi kejadian sempat tertutup asap hitam pekat. “Warga benar-benar khawatir bahwa bom motor kembali marak di negeri ini,” ujar Tariq Annad (52), seorang pegawai pemerintah yang tinggal di dekat lokasi kejadian.

Serangan bom pertama itu segera diikuti ledakan lain. Polisi menemukan bom ketiga di dekat lokasi kedua dan berhasil menjinakkannya. Dua jam kemudian, dua ledakan lainnya mengguncang perkampungan Syiah Kazimiyah di utara Baghdad. Sejumlah sumber resmi menyebut ledakan tersebut bersamaan dengan satu bom mobil lainnya.
Petugas rumah sakit menuturkan selain korban tewas, terdapat lebih dari 60 korban luka dirawat akibat ledakan tersebut. Juru bicara militer Baghdad Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi mengatakan, tujuan serangan tersebut adalah menghasut dan mengadu domba warga Iraq agar saling bermusuhan. (ap/afp/rtr/cak/dwi/jpnn)

BAGHDAD – Konflik komunal atau sektarian di bumi Irak belum menunjukkan tanda reda. Bahkan, banjir darah kembali mewarnai jalan-jalan di sejumlah kota negeri itu kemarin (5/1) ketika serangkaian bom kembali merenggut banyak korban jiwa. Menurut laporan Washington Post, sedikitnya 72 orang tewas dalam sejumlah serangan bom terhadap wilayah Syiah di kota suci Karbala maupun pinggiran Baghdad.

Insiden bom tersebut memunculkan kekhawatiran bahwa kelompok pemberontak mulai meningkatkan akitivitasnya pasca-penarikan seluruh tentara Amerika Serikat (AS) dari wilayah Irak bulan lalu. Korban tewas dalam serangan bom kemarin merupakan yang terbesar di Iraq dalam sehari sejak ditariknya pasukan AS pada 18 Desember 2011.

Sajad al-Sajadi, kepala keamanan provinsi, menuturkan bahwa seorang pelaku sengaja meledakkan bom bunuh diri yang dibawanya di dekat sekelompok besar jamaah Syiah yang berjalan kaki menuju kota suci Karbala kemarin sore. Sedikitnya, 48 orang tewas dan lebih dari 81 lainnya luka dalam insiden di dekat Nasiriyah, sekitar 200 mil (320 km) selatan Baghdad tersebut.

“Sebelum terjadi serangan bom itu, seorang tentara melihat pelaku berupaya menerobos di tengah-tengah para jamaah,” tutur Asadi. “Sang tentara berupaya menangkap pelaku sebelum meledakkan bom yang dibawanya. Tetapi, bom meledak dan dia (tentara itu, Red) ikut tewas, ” sambungnya.

Serangan itu terjadi hanya selang beberapa jam setelah serangkaian ledakan yang mengguncang dua wilayah Syiah di pinggiran ibu kota. Serangan bom tersebut merenggut tak kurang dari dua lusin (24) nyawa.

Rangkaian serangan itu bermula dengan ledakan sebuah bom yang dipasang pada sepeda motor di dekat halte bus di wilayah Sadr City, pinggiran Baghdad. Seorang saksi mata melihat ledakan tersebut mengatakan lokasi kejadian sempat tertutup asap hitam pekat. “Warga benar-benar khawatir bahwa bom motor kembali marak di negeri ini,” ujar Tariq Annad (52), seorang pegawai pemerintah yang tinggal di dekat lokasi kejadian.

Serangan bom pertama itu segera diikuti ledakan lain. Polisi menemukan bom ketiga di dekat lokasi kedua dan berhasil menjinakkannya. Dua jam kemudian, dua ledakan lainnya mengguncang perkampungan Syiah Kazimiyah di utara Baghdad. Sejumlah sumber resmi menyebut ledakan tersebut bersamaan dengan satu bom mobil lainnya.
Petugas rumah sakit menuturkan selain korban tewas, terdapat lebih dari 60 korban luka dirawat akibat ledakan tersebut. Juru bicara militer Baghdad Mayor Jenderal Qassim al-Moussawi mengatakan, tujuan serangan tersebut adalah menghasut dan mengadu domba warga Iraq agar saling bermusuhan. (ap/afp/rtr/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/