30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Penggubah Tuli Akui Karyanya Ditulis Orang Lain

Mamoru Samuragochi disebut sebagai Beethoven dari Jepang karena karya-karya klasiknya.
Mamoru Samuragochi disebut sebagai Beethoven dari Jepang karena karya-karya klasiknya.

SUMUTPOS.CO – Seorang penggubah lagu tuna rungu dari Jepang yang dibandingkan dengan Beethoven mengakui bahwa sebagian karya klasiknya sebenarnya ditulis oleh orang lain.

Mamoru Samuragochi, 50, menggantungkan pada penggubah lain untuk menulis musik selama 20 tahun terakhir. Identitas pengarang tersebut hingga kini belum diungkap.

Dalam pernyataan melalui pengacaranya, Samuragochi menyampaikan permintaan maaf kepada para penggemar karena telah mengkhianati dan mengecewakan mereka.

Ia juga menyebut tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan tindakannya.

Musisi Jepang itu pertama kali mencari pertolongan medis ketika gangguan pendengarannya memburuk.

Ia akhirnya tuli total pada usia 35 tahun, tetapi terus berkarya dengan membuat musik atas namanya sendiri.

Di antara karyanya yang terkenal adalah Symphony No.1, Hiroshima yang dipersembahkan untuk para korban pengeboman atom Hiroshima pada 1945.

Namanya semakin melejit ketika lembaga penyiaran NHK menyiarkan film dokumenter tahun lalu berisi perjalanan Mamoru Samuragochi ke daerah Tohoku yang porak poranda karena tsunami pada 2011.

Di sana ia bertemu dengan korban selamat dan penduduk yang kehilangan anggota keluarga. (NET)

Mamoru Samuragochi disebut sebagai Beethoven dari Jepang karena karya-karya klasiknya.
Mamoru Samuragochi disebut sebagai Beethoven dari Jepang karena karya-karya klasiknya.

SUMUTPOS.CO – Seorang penggubah lagu tuna rungu dari Jepang yang dibandingkan dengan Beethoven mengakui bahwa sebagian karya klasiknya sebenarnya ditulis oleh orang lain.

Mamoru Samuragochi, 50, menggantungkan pada penggubah lain untuk menulis musik selama 20 tahun terakhir. Identitas pengarang tersebut hingga kini belum diungkap.

Dalam pernyataan melalui pengacaranya, Samuragochi menyampaikan permintaan maaf kepada para penggemar karena telah mengkhianati dan mengecewakan mereka.

Ia juga menyebut tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan tindakannya.

Musisi Jepang itu pertama kali mencari pertolongan medis ketika gangguan pendengarannya memburuk.

Ia akhirnya tuli total pada usia 35 tahun, tetapi terus berkarya dengan membuat musik atas namanya sendiri.

Di antara karyanya yang terkenal adalah Symphony No.1, Hiroshima yang dipersembahkan untuk para korban pengeboman atom Hiroshima pada 1945.

Namanya semakin melejit ketika lembaga penyiaran NHK menyiarkan film dokumenter tahun lalu berisi perjalanan Mamoru Samuragochi ke daerah Tohoku yang porak poranda karena tsunami pada 2011.

Di sana ia bertemu dengan korban selamat dan penduduk yang kehilangan anggota keluarga. (NET)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/