25 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

Bukti Kekejaman Syria Versi Pembela HAM

BEIRUT-Kekejaman militer Syria kembali terkuak. Laporan lembaga pembela hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menyatakan bahwa militer loyalis Presiden Bashar Al Assad memakai rudal balistik saat melawan pasukan oposisi. Rudal-rudal tersebut menghantam wilayah padat penduduk hingga menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.

HRW menyebut, sedikitnya sembilan rudal balistik telah ditembakkan dalam enam bulan terakhir. Karena serangan tersebut, 215 orang meninggal. Sebagian yang tewas dalam sembilan serangan sejak Februari sampai Juli adalah seratus orang yang masih belia.
HRW telah meneliti tujuh di antara sembilan lokasi yang menjadi target serangan rudal balistik militer Syria. Rudal tersebut, lanjut HRW, memiliki efek luas ketika ditembakkan ke wilayah padat penduduk. Sebab, rudal itu memang tak bisa membedakan target militer atau sipil.

Lembaga internasional yang bermarkas di New York tersebut menambahkan, para komandan militer, sebagai pengambil kebijakan, seharusnya tidak memerintah pasukannya untuk menggunakan rudal balistik di wilayah padat penduduk sipil. Namun, penggunaan rudal tersebut secara berulang menunjukkan bahwa militer Syria memang tidak mampu membedakan target sipil dan pejuang bersenjata. “Ini pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tulis pernyataan resmi HRW.

Sebagian rudal balistik ditembakkan dalam sejumlah serangan di wilayah Qalamun, timur laut Damaskus. Yang menggunakan senjata mematikan tersebut adalah Brigade 155. Laporan tersebut sekaligus membenarkan klaim aktivis oposisi sebelumnya.

Mengutip laporan Kekuatan Militer Syria 2011 oleh International Institute of Strategic Studies, HRW menyatakan bahwa cadangan rudal yang dimiliki militer Assad, antara lain, rudal Scud dengan varian SS-21 Tochka dan Luna-M. Dalam penelitiannya, HRW mengumpulkan keterangan dan kesaksian dari aktivis oposisi serta penduduk lokal di sekitar lokasi penyerangan rudal balistik. (dos/jpnn)

BEIRUT-Kekejaman militer Syria kembali terkuak. Laporan lembaga pembela hak asasi manusia, Human Rights Watch (HRW), menyatakan bahwa militer loyalis Presiden Bashar Al Assad memakai rudal balistik saat melawan pasukan oposisi. Rudal-rudal tersebut menghantam wilayah padat penduduk hingga menewaskan banyak warga sipil, termasuk anak-anak.

HRW menyebut, sedikitnya sembilan rudal balistik telah ditembakkan dalam enam bulan terakhir. Karena serangan tersebut, 215 orang meninggal. Sebagian yang tewas dalam sembilan serangan sejak Februari sampai Juli adalah seratus orang yang masih belia.
HRW telah meneliti tujuh di antara sembilan lokasi yang menjadi target serangan rudal balistik militer Syria. Rudal tersebut, lanjut HRW, memiliki efek luas ketika ditembakkan ke wilayah padat penduduk. Sebab, rudal itu memang tak bisa membedakan target militer atau sipil.

Lembaga internasional yang bermarkas di New York tersebut menambahkan, para komandan militer, sebagai pengambil kebijakan, seharusnya tidak memerintah pasukannya untuk menggunakan rudal balistik di wilayah padat penduduk sipil. Namun, penggunaan rudal tersebut secara berulang menunjukkan bahwa militer Syria memang tidak mampu membedakan target sipil dan pejuang bersenjata. “Ini pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional,” tulis pernyataan resmi HRW.

Sebagian rudal balistik ditembakkan dalam sejumlah serangan di wilayah Qalamun, timur laut Damaskus. Yang menggunakan senjata mematikan tersebut adalah Brigade 155. Laporan tersebut sekaligus membenarkan klaim aktivis oposisi sebelumnya.

Mengutip laporan Kekuatan Militer Syria 2011 oleh International Institute of Strategic Studies, HRW menyatakan bahwa cadangan rudal yang dimiliki militer Assad, antara lain, rudal Scud dengan varian SS-21 Tochka dan Luna-M. Dalam penelitiannya, HRW mengumpulkan keterangan dan kesaksian dari aktivis oposisi serta penduduk lokal di sekitar lokasi penyerangan rudal balistik. (dos/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/