SUMUTPOS.CO – Kelompok milisi Boko Haram dituduh menerapkan strategi baru dalam melancarkan aksi mereka, yaitu dengan menggunakan perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri.
Aksi bunuh diri yang dilakukan kaum hawa mulai marak sejak Juni lalu. Pada 8 Juni, seorang perempuan paruh baya mengendarai sepeda motor menuju barak militer di Kota Gombe.
Dia meledakkan dirinya sehingga seorang polisi ikut terbunuh.
Kemudian, pada 27 Juli, seorang gadis remaja bersenjatakan bahan peledak yang disembunyikan di balik kerudungnya meledakkan diri di sebuah kampus di Kano sehingga mencederai lima polisi.
Keesokan harinya, dalam dua insiden terpisah, sebanyak empat gadis remaja menyerang sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum dan sebuah pusat perbelanjaan di Kota Kano, Nigeria utara. Secara keseluruhan, aksi mereka menewaskan sembilan orang.
Berita mengenai rangkaian kejadian ini menyebar ke media sosial. Spekulasi pun timbul bahwa Boko Haram menjadikan lebih dari 200 siswi sekolah yang mereka culik pada April lalu menjadi pelaku bom bunuh diri.
Kecurigaan semakin menguat karena pada saat bersamaan, juru bicara pemerintah, Mike Omeri, mengatakan aparat keamanan telah menangkap tiga orang di Negara Bagian Katsina. Dua di antara tiga orang tersebut ialah seorang gadis berusia 18 tahun dan seorang bocah perempuan berumur 10 tahun. Keduanya memakai sabuk berisi bahan peledak.
“Menggunakan perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri adalah strategi paling dramatis yang bisa dilakukan sebuah organisasi. Lebih mudah mencapai target karena orang biasanya kurang menaruh curiga terhadap perempuan,” kata Martin Ewi, seorang peneliti Institut Kajian Keamanan di Afrika Selatan, kepada BBC.
Dengan menggunakan strategi itu, sambung Ewi, Boko Haram terlihat frustrasi sehingga menggunakan senjata pamungkas. “Namun, kami tidak tahu apakah Boko Haram telah mencapai fase itu atau apakah mereka memutuskan untuk memainkan strategi itu lebih awal.”
Lepas dari hal itu, Ewi mengatakan Boko Haram telah membuktikan bahwa mereka merupakan organisasi yang keras dan enggan bernegosiasi dengan pemerintah Nigeria.
Sebelumnya, pemerintah Nigeria memang mengupayakan agar para siswi sekolah yang diculik Boko Haram dibebaskan dan ditukar dengan para komandan organisasi tersebut yang kini ditahan.
“Mungkin itu menjadi cara untuk mengatakan tidak ada istilah pertukaran tahanan. Lalu Anda akan melihat gadis-gadis itu kembali dengan bom,” kata Ewi.
ANGGOTA
Berdasarkan data yang dihimpun analis keamanan Nigeria, Bawa Abdullahi Wase, Boko Haram telah melancarkan 11 aksi bom bunuh diri yang dilakukan baik pria maupun perempuan sejak memulai pemberontakan pada 2009.
Bawa mengatakan Boko Haram tidak hanya berisi orang-orang berpendidikan rendah, tapi juga kaum muda Nigeria dengan latar belakang pendidikan kimia, fisika, dan teknik mesin.
“Mereka adalah orang-orang dari keluarga terhormat dan kebanyakan berusia 18 tahun hingga 40 tahun. Mereka gagal mendapat pekerjaan dan orang tua mereka tidak mendapat pensiun setelah 35 tahun menjadi pegawai negeri. Mereka tidak melihat adanya harapan di bawah pemerintahan ini dan karena putus asa mereka bergabung dengan Boko Haram” kata Bawa.
Ewi mengatakan sebagian besar orang-orang yang direkrut Boko Haram, termasuk pelaku bom bunuh diri, tidak hanya termotivasi oleh ideologi keagamaan, tapi juga uang.
Menurutnya, Boko Haram membayar pelaku bom bunuh diri yang menyerang markas polisi di Abuja pada 2011 sebanyak empat juta nara atau setara dengan Rp291 juta.
“Sang pelaku merupakan pria miskin. Dia melakukannya demi empat anaknya supaya mereka punya kehidupan yang lebih baik,” kata Ewi kepada BBC.
Redaktur surat kabar Nigeria, Daily Trust, Mannir Dan Ali, mengatakan belum jelas apakah para perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri di Kano juga termotivasi karena uang.
DIVISI PEREMPUAN
Menurut analis keamanan Nigeria, Bawa Abdullahi Wase, para perempuan yang menjadi pelaku bom bunuh diri amat mungkin anak-anak anggota Boko Haram.
“Pikiran mereka telah diindoktrinasi seperti pikiran orang tua mereka. Anggota perempuan Boko Haram telah naik pangkat dari bidang masak-masak dan bersih-bersih menjadi pelaku bom bunuh diri,” kata Bawa.
Pernyataan juru bicara militer Nigeria, Onyema Nwachukwu, menguatkan perkataan Bawa. Bulan lalu, Nwachukwu menjelaskan mengenai keberadaaan divisi perempuan di tubuh organisasi Boko Haram. Divisi itu punya dua tujuan, sebagai mata-mata dan merekrut istri untuk para milisi pria di garis depan.
Sebanyak tiga perempuan anggota divisi perempuan Boko Haram, kata Nwachukwu, telah ditangkap, Salah satunya ialah Hafsat Bako, janda milisi Boko Haram bernama Usman Bako yang tewas dibunuh aparat keamanan. (BBC)