25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

KBRI Tripoli Dipindah

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konflik di Libya terus memanas. Situasi yang semakin mencekam membuat pemerintah memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli ke lokasi lebih aman.

Menlu Marty Natalegawa mengatakan, saat ini fungsi KBRI tengah dipindahkan ke pulau Djerba, Tunisia. Pulau ini berjarak sekitar 300 km dari Tripoli, Libya. Marty mengatakan, kondisi di sana semakin memprihatinkan. “Semua kedutaan praktis ditutup. KBRI dekat dengan lokasi pertempuran. Hari Minggu kemarin kita putuskan fungsi KBRI direlokasi ke Tunis,” kata Marty di kantornya kemarin (05/08).

Kendati demikian, lanjut dia, KBRI Tripoli sejatinya masih dibuka hingga saat ini. Ada dua staf KBRI yang masih tinggal untuk bertugas. Mereka disiagakan untuk terus memantau warga negara Indonesia (WNI) yang masih ada di sana. “Mereka ditugaskan untuk menunggu kalau ada WNI yang ingin mengungsi. KBRI tidak mungkin ditutup selama masih ada WNI yang ada di sana,” ujarnya.

Hingga kemarin, 39 WNI yang masih berada di Libya. Mereka sebelumnya telah menyatakan tidak ingin diungsikan. Meski begitu, pemerintah tetap membuka pintu jika mereka memutuskan untuk berubah pikiran.

Sementara itu, dari 186 orang WNI yang tercatat tinggal di Libya, 152 orang berhasil diungsikan melalui jalur darat menuju Tunisia. Sebagian dari mereka pun telah dipulangkan ke tanah air.

Kondisi tidak stabil di Libya muncul sejak aksi penggulingan Moammar Khadafi pada 2011. Pemerintah baru tidak sanggup menangani kelompok-kelompok bersenjata anti-Khadafi. Selain itu, muncul pula kelompok keagamaan konservatif yang bertikai.

Pada hari Minggu lalu, konflik antar faksi telah menewaskan sedikitnya 22 orang dalam perebutan Bandara Internasional Tripoli. Depot minyak yang terkena hantaman peluru dalam pertikaian tersebut telah menyebabkan kebakaran massal di Tripoli. Akibatnya, sejumlah negara telah menutup kantor kedutaan besar mereka di sana. Mereka juga telah memulangkan warganya. (mia/sof).

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Konflik di Libya terus memanas. Situasi yang semakin mencekam membuat pemerintah memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Tripoli ke lokasi lebih aman.

Menlu Marty Natalegawa mengatakan, saat ini fungsi KBRI tengah dipindahkan ke pulau Djerba, Tunisia. Pulau ini berjarak sekitar 300 km dari Tripoli, Libya. Marty mengatakan, kondisi di sana semakin memprihatinkan. “Semua kedutaan praktis ditutup. KBRI dekat dengan lokasi pertempuran. Hari Minggu kemarin kita putuskan fungsi KBRI direlokasi ke Tunis,” kata Marty di kantornya kemarin (05/08).

Kendati demikian, lanjut dia, KBRI Tripoli sejatinya masih dibuka hingga saat ini. Ada dua staf KBRI yang masih tinggal untuk bertugas. Mereka disiagakan untuk terus memantau warga negara Indonesia (WNI) yang masih ada di sana. “Mereka ditugaskan untuk menunggu kalau ada WNI yang ingin mengungsi. KBRI tidak mungkin ditutup selama masih ada WNI yang ada di sana,” ujarnya.

Hingga kemarin, 39 WNI yang masih berada di Libya. Mereka sebelumnya telah menyatakan tidak ingin diungsikan. Meski begitu, pemerintah tetap membuka pintu jika mereka memutuskan untuk berubah pikiran.

Sementara itu, dari 186 orang WNI yang tercatat tinggal di Libya, 152 orang berhasil diungsikan melalui jalur darat menuju Tunisia. Sebagian dari mereka pun telah dipulangkan ke tanah air.

Kondisi tidak stabil di Libya muncul sejak aksi penggulingan Moammar Khadafi pada 2011. Pemerintah baru tidak sanggup menangani kelompok-kelompok bersenjata anti-Khadafi. Selain itu, muncul pula kelompok keagamaan konservatif yang bertikai.

Pada hari Minggu lalu, konflik antar faksi telah menewaskan sedikitnya 22 orang dalam perebutan Bandara Internasional Tripoli. Depot minyak yang terkena hantaman peluru dalam pertikaian tersebut telah menyebabkan kebakaran massal di Tripoli. Akibatnya, sejumlah negara telah menutup kantor kedutaan besar mereka di sana. Mereka juga telah memulangkan warganya. (mia/sof).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/