29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Warga Binjai & Langkat di Ukraina, Tiap Malam Ada Ledakan, Kami Ketakutan…

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar video berdurasi 66 detik, menampilkan 9 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, meminta perlindungan kepada kedutaan besar Indonesia di Ukraina. Mereka merasa terancam nyawanya, karena adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Informasi dirangkum, enam di antaranya warga Kota Binjai dan 3 lagi waga Kabupaten Langkat. Mereka adalah, Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas. Istri Iskandar, Ainul Rodia mengakui hal tersebut. “Selain suami saya (Iskandar), ada 8 pekerja lain yang tercatat sebagai warga Binjai dan Langkat,” ujar Ainul Rodiah, Minggu (6/3).

Dia menceritakan, sang suami menjadi TKI sudah jalan 5 tahun belakangan. Menurutnya, Iskandar berangkat menjadi TKI bersama anak keduanya. “Pastinya sangat cemas dengan kondisi yang ada. Karena selain suami, anak laki-laki saya yang kedua juga ikut. Kalau anak perempuan atau anak pertama, ikut saya di disini,” jelas ibu dua anak ini.

Dia melanjutkan, mereka saat ini bersembunyi di bangker, di tengah perang yang semakin meluas. Karenanya, dia berharap, agar kedutaan besar Indonesia di Ukraina dapat mengevakuasi suami dan warga negara Indonesia lain yang tengah bekerja.

Dia bilang, suami dan anak keduanya bekerja sebagai buruh di pabrik plastik. “Mereka berada dalam bangker. Setiap malam terjadi ledakan dan kami keluarga di sini takut. Maka kami harapkan pemerintah bisa melakukan evakuasi terhadap pekerja yang masih di dalam bangker, termaksud suami saya,” harapnya.

Berdasarkan penuturan suaminya, setiap malam serangan terus terjadi. Bahkan ledakan suara bom terus terdengar di telinga suaminya. Sebab, suaranya sampai ke dalam banker. “Besar harapan kami agar segera dievakuasi ke tempat yang aman,” bebernya.

Sementara, Iskandar mengaku tengah bersembunyi dalam banker di Kota Chernihiv, Ukraina bagian Utara. Pesan itu disampaikannya melalui layanan pesan singkat kepada wartawan. “Harapan kami agar segera dievakuasi, karena kondisi disini semakin berbahaya,” kata Iskandar melalui pesan WhatsApp.

Iskandar juga mengatakan, bahwa situasi di sana masih mencekam. Pihak KBRI dari Kiev dan Ukraina masih tetap bertahan sembunyi. Bahkan situasi di jalan, sudah tidak memungkinkan. Alhasil, mereka memilih bertahan di bangker. “Orang di kedutaan juga setiap hari menghubungi saya, dari KBRI Kiev dan juga KBRI Moskow. Tetapi memang mereka masih mencari cara agar kami bisa keluar,” pungkasnya. (ted)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar video berdurasi 66 detik, menampilkan 9 orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang berasal dari Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, meminta perlindungan kepada kedutaan besar Indonesia di Ukraina. Mereka merasa terancam nyawanya, karena adanya invasi Rusia ke Ukraina.

Informasi dirangkum, enam di antaranya warga Kota Binjai dan 3 lagi waga Kabupaten Langkat. Mereka adalah, Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma, Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri Abas. Istri Iskandar, Ainul Rodia mengakui hal tersebut. “Selain suami saya (Iskandar), ada 8 pekerja lain yang tercatat sebagai warga Binjai dan Langkat,” ujar Ainul Rodiah, Minggu (6/3).

Dia menceritakan, sang suami menjadi TKI sudah jalan 5 tahun belakangan. Menurutnya, Iskandar berangkat menjadi TKI bersama anak keduanya. “Pastinya sangat cemas dengan kondisi yang ada. Karena selain suami, anak laki-laki saya yang kedua juga ikut. Kalau anak perempuan atau anak pertama, ikut saya di disini,” jelas ibu dua anak ini.

Dia melanjutkan, mereka saat ini bersembunyi di bangker, di tengah perang yang semakin meluas. Karenanya, dia berharap, agar kedutaan besar Indonesia di Ukraina dapat mengevakuasi suami dan warga negara Indonesia lain yang tengah bekerja.

Dia bilang, suami dan anak keduanya bekerja sebagai buruh di pabrik plastik. “Mereka berada dalam bangker. Setiap malam terjadi ledakan dan kami keluarga di sini takut. Maka kami harapkan pemerintah bisa melakukan evakuasi terhadap pekerja yang masih di dalam bangker, termaksud suami saya,” harapnya.

Berdasarkan penuturan suaminya, setiap malam serangan terus terjadi. Bahkan ledakan suara bom terus terdengar di telinga suaminya. Sebab, suaranya sampai ke dalam banker. “Besar harapan kami agar segera dievakuasi ke tempat yang aman,” bebernya.

Sementara, Iskandar mengaku tengah bersembunyi dalam banker di Kota Chernihiv, Ukraina bagian Utara. Pesan itu disampaikannya melalui layanan pesan singkat kepada wartawan. “Harapan kami agar segera dievakuasi, karena kondisi disini semakin berbahaya,” kata Iskandar melalui pesan WhatsApp.

Iskandar juga mengatakan, bahwa situasi di sana masih mencekam. Pihak KBRI dari Kiev dan Ukraina masih tetap bertahan sembunyi. Bahkan situasi di jalan, sudah tidak memungkinkan. Alhasil, mereka memilih bertahan di bangker. “Orang di kedutaan juga setiap hari menghubungi saya, dari KBRI Kiev dan juga KBRI Moskow. Tetapi memang mereka masih mencari cara agar kami bisa keluar,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/