25.6 C
Medan
Sunday, May 12, 2024

Oposisi Libya Dikucuri Dana Perang

TRIPOLI – Perang melawan loyalis Muammar Kadhafi menguras pundi-pundi keuangan bagi pasukan oposisi Libya. Untuk membantu oposisi menggulingkan pemerintahan Sang Kolonel, sejumlah negara berpengaruh di dunia mengucurkan dana segar. Tak pelak, keputusan tersebut dikecam pemerintah Libya.

Sejumlah pemimpin oposisi menyatakan, keputusan menggelontorkan bantuan diambil dalam pertemuan Kelompok Koneksi Internasional di  Roma.  Tahap awal, Qatar dan Kuwait menjadi donatur utama. Langkah lain yang diupayakan adalah membuka blokir atas aset Libya senilai dolar US 60 juta sekitar Rp516 miliar di Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tengah dibekukan. Setelah dicairkan, dana tersebut digunakan membantu oposisi.

Prancis dan Italia menyatakan akan mengelola dana tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis, Alain Juppe menyatakan badan baru guna mengelola bantuan tersebut akan dibentuk dan mulai bertugas dalam seminggu ke depan.

Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattinimenyatakan, bersama Pran cis telah meminta Uni Eropa mencari solusi atas pemblokiran aset. “Uang itu milik rakyat Libya,” tandasnya.

Frattini menambahkan, dolar US 250 juta sekitar Rp2.16 triliun sudah tersedia untuk bantuan kemanusiaan. Memang jumlah tersebut masih jauh dari total utang oposisi, yakni dolar US  3 miliar sekitar Rp26 triliun. (cak/ami/jpnn)

TRIPOLI – Perang melawan loyalis Muammar Kadhafi menguras pundi-pundi keuangan bagi pasukan oposisi Libya. Untuk membantu oposisi menggulingkan pemerintahan Sang Kolonel, sejumlah negara berpengaruh di dunia mengucurkan dana segar. Tak pelak, keputusan tersebut dikecam pemerintah Libya.

Sejumlah pemimpin oposisi menyatakan, keputusan menggelontorkan bantuan diambil dalam pertemuan Kelompok Koneksi Internasional di  Roma.  Tahap awal, Qatar dan Kuwait menjadi donatur utama. Langkah lain yang diupayakan adalah membuka blokir atas aset Libya senilai dolar US 60 juta sekitar Rp516 miliar di Eropa dan Amerika Serikat (AS) yang tengah dibekukan. Setelah dicairkan, dana tersebut digunakan membantu oposisi.

Prancis dan Italia menyatakan akan mengelola dana tersebut. Menteri Luar Negeri Prancis, Alain Juppe menyatakan badan baru guna mengelola bantuan tersebut akan dibentuk dan mulai bertugas dalam seminggu ke depan.

Menteri Luar Negeri Italia, Franco Frattinimenyatakan, bersama Pran cis telah meminta Uni Eropa mencari solusi atas pemblokiran aset. “Uang itu milik rakyat Libya,” tandasnya.

Frattini menambahkan, dolar US 250 juta sekitar Rp2.16 triliun sudah tersedia untuk bantuan kemanusiaan. Memang jumlah tersebut masih jauh dari total utang oposisi, yakni dolar US  3 miliar sekitar Rp26 triliun. (cak/ami/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/