WASHINGTON – Rencana Osama bin Laden untuk mengobrak-abrik Amerika Serikat (AS) ternyata tak berhenti, pimpinan Al Qaeda itu berencana melakukan serangan terhadap jaringan kereta AS tepat pada peringatan 10 tahun peristiwa 11 September.
Hal tersebut berdasarkan dokumen yang disita dari kediaman tempatnya, Minggu (1/5) lalu di Abbottabad, Pakistan. Dokumen yang disita itu berupa 5 komputer, 10 hard drive, 100 alat penyimpan file, termasuk DVD dan USB. Juga ada tulisan tangan. Untuk mempelajari semua dokumen itu diperkirakan waktu beberapa minggu.
Khusus yang membahas serangan ke jaringan kereta itu ditulis tangan dalam bahasa Arab yang dibuat Februari lalu dan berbentuk buku. Dokumen tersebut termasuk yang paling awal bisa diterjemahkan dan dipelajari. Tetapi, tidak disebutkan persis di mana serangan ke rel kereta itu akan dilakukan.
“Dokumen itu hanya menyebutkan, salah satu opsi serangan rel kereta yang disiapkan Al Qaeda adalah mengeluarkan kereta dari rel sehingga jatuh ke lembah atau dari jembatan.” Demikian rilis di sebuah buletin, seperti dikutip New York Times.
Rilis mengenai hasil pendalaman dokumen itu termuat dalam buletin yang dikeluarkan FBI dan kementerian keamanan dalam negeri, Jumat (6/5). Buletin itu disebar ke berbagai perangkat keamanan Negeri Paman Sam dan kanal televisi ABC berhasil mendapatkan salah satunya.
Meski tidak ada bukti kuat dan mendetail mengenai plot serangan ke rel kereta itu, tetap saja pengamanan stasiun kereta api di sejumlah kota besar di AS ditingkatkan. Seperti dilaporkan Daily Mail, jumlah petugas keamanan di Grand Central Station di New York, contohnya, ditambah.
Kendati demikian, status keamanan di stasiun-stasiun kereta di AS itu tidak sampai tahap waspada. Kementerian keamanan dalam negeri lebih memilih untuk menyebar pesan ke berbagai pemangku kepentingan transportasi tentang rencana Al Qaeda itu.
“Kami tidak punya informasi mendetail mengenai rencana serangan teroris. Tetapi, kami ingin agar semua partner kerja kami tahu bahwa ada ancaman dari Al Qaeda,” kata Matt Chandler, sekretaris pers kementerian keamanan dalam negeri, kepada ABC News.
Pada 2008, otoritas AS pernah merilis peringatan tentang kemungkinan serangan Al Qaeda ke sistem transportasi publik di sekitar New York. Yaitu, saat perayaan Thanksgiving. Tetapi, ancaman itu tidak terbukti.
Tahun lalu, seorang imigran Afghanistan yang tertangkap juga mengakui dia berencana meledakkan jaringan kereta bawah tanah di Manhattan. Aparat keamanan AS menganggap ancaman itu merupakan yang terburuk sejak serangan 11 September 2001.
Serbuan ke kota-kota besar AS direncanakan akan berlangsung pada hari-hari besar yang biasanya dirayakan meriah di negara tersebut. Misalnya peringatan hari kemerdekaan pada 4 Juli, Natal, dan tahun baru.
Lewat tumpukan dokumen tadi, AS juga berusaha menggali informasi tentang persembunyian orang nomor dua Al Qaeda, Ayman al-Zawahiri. Kabar terakhir menyebutkan bahwa Osama dan Zawahiri sejatinya pecah kongsi.
Bahkan, seperti dimuat koran terbitan Riyadh, Arab Saudi, Zawahiri-lah yang menuntun AS ke tempat persembunyian Osama di Abbottabad.
Dokumen-dokumen yang disita dari Abbottabad itu juga menunjukkan bahwa Osama ternyata masih terlibat aktif dalam perencanaan berbagai serangan Al Qaeda. Padahal, semula dia diperkirakan hanya simbol figur karena terisolasi di tempat persembunyian di perbatasan Pakistan-Afghanistan.
“Dia (Osama) terus merancang serangan, mengusulkan tempat-tempat yang latyak dijadikan target, dan mengomunikasikan ide tersebut dengan para pemimpin Al Qaeda,” kata seorang pejabat keamanan AS kepada Washington Post.
Washington Post kemarin juga merilis bahwa persembunyian Osama di Abbottabad itu ternyata sudah diintai selama berbulan-bulan oleh CIA. Tim CIA menyewa sebuah rumah tidak jauh dari kediaman Osama berlantai tiga itu. (c1/ttg/jpnn)