30 C
Medan
Monday, September 23, 2024

Arab Saudi Lega Musim Haji Tanpa Ebola dan Militan

Foto: Reuters/Muhammad Hamed Jemaah haji berjalan di atas jembatan saat menuju tempat melakukan ibadah Jumrah Aqabah, atau ritual melempari setan dengan batu di Makkah (6/10).
Foto: Reuters/Muhammad Hamed
Jemaah haji berjalan di atas jembatan saat menuju tempat melakukan ibadah Jumrah Aqabah, atau ritual melempari setan dengan batu di Makkah (6/10).

MINA, SUMUTPOS.CO – Arab Saudi bernafas lega Senin (6/10) karena musim haji telah mendekati akhir tanpa serangan militan atau epidemi mematikan yang mengancam mengganggu proses ibadah tahunan Muslim tersebut.

Kerajaan tersebut mengatakan keamanan dan kewaspadaan sanitasi yang lebih ketat tahun ini telah bermanfaat, memungkinkan 2,085 juta jemaah haji untuk mengunjungi Makkah dan tempat-tempat suci lainnya tahun ini. Jumlah jemaah haji tahun lalu adalah 1,98 juta.

Perjalanan haji tahun ini telah dibayangi kekhawatiran mengenai epidemi Ebola dan kemungkinan serangan militan, terutama setelah Arab Saudi bergabung dengan koalisi AS melawan militan-militan Negara Islam (ISIS) dan berpartisipasi dalam serangan-serangna udara melawan sasaran-sasaran di Suriah.

Ibadah tersebut, yang memuncak pada Idul Adha, berakhir secara resmi Selasa. Keamanan telah sangat ditingkatkan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan lebih banyak pos pemeriksaan di jalan-jalan menuju tempat suci dan lebih banyak pasukan yang ditempatkan di sana.

“Semuanya berjalan sesuai rencana… dan kemanan ada pada situasi terbaik,” ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Jenderal Mansour al-Turki.

“Dengan senang hati saya umumkan bahwa musim haji tahun ini bebas epidemi,” ujar penjabat Menteri Kesehatan Saudi Adel Faqih dalam konferensi pers di Mina.

Arab Saudi memperkuat kontrol tahun ini dengan merazia jemaah haji domestik yang pergi ke tempat-tempat suci tanpa izin, ujar Turki. Hal itu membantu menekan jumlah jemaah di bawah 3,2 juta yang memadati tanah suci pada 2012.

“Kami bekerja dengan baik sehingga jemaah ilegal tetap ada di kerajaan, penanggulangan kasus ilegal tersebut membuat jumlah jemaah dikurangi,” ujar Turki.

Foto: Reuters/Muhammad Hamed Jemaah haji berjalan di atas jembatan saat menuju tempat melakukan ibadah Jumrah Aqabah, atau ritual melempari setan dengan batu di Makkah (6/10).
Foto: Reuters/Muhammad Hamed
Jemaah haji berjalan di atas jembatan saat menuju tempat melakukan ibadah Jumrah Aqabah, atau ritual melempari setan dengan batu di Makkah (6/10).

MINA, SUMUTPOS.CO – Arab Saudi bernafas lega Senin (6/10) karena musim haji telah mendekati akhir tanpa serangan militan atau epidemi mematikan yang mengancam mengganggu proses ibadah tahunan Muslim tersebut.

Kerajaan tersebut mengatakan keamanan dan kewaspadaan sanitasi yang lebih ketat tahun ini telah bermanfaat, memungkinkan 2,085 juta jemaah haji untuk mengunjungi Makkah dan tempat-tempat suci lainnya tahun ini. Jumlah jemaah haji tahun lalu adalah 1,98 juta.

Perjalanan haji tahun ini telah dibayangi kekhawatiran mengenai epidemi Ebola dan kemungkinan serangan militan, terutama setelah Arab Saudi bergabung dengan koalisi AS melawan militan-militan Negara Islam (ISIS) dan berpartisipasi dalam serangan-serangna udara melawan sasaran-sasaran di Suriah.

Ibadah tersebut, yang memuncak pada Idul Adha, berakhir secara resmi Selasa. Keamanan telah sangat ditingkatkan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, dengan lebih banyak pos pemeriksaan di jalan-jalan menuju tempat suci dan lebih banyak pasukan yang ditempatkan di sana.

“Semuanya berjalan sesuai rencana… dan kemanan ada pada situasi terbaik,” ujar juru bicara Kementerian Dalam Negeri Saudi, Jenderal Mansour al-Turki.

“Dengan senang hati saya umumkan bahwa musim haji tahun ini bebas epidemi,” ujar penjabat Menteri Kesehatan Saudi Adel Faqih dalam konferensi pers di Mina.

Arab Saudi memperkuat kontrol tahun ini dengan merazia jemaah haji domestik yang pergi ke tempat-tempat suci tanpa izin, ujar Turki. Hal itu membantu menekan jumlah jemaah di bawah 3,2 juta yang memadati tanah suci pada 2012.

“Kami bekerja dengan baik sehingga jemaah ilegal tetap ada di kerajaan, penanggulangan kasus ilegal tersebut membuat jumlah jemaah dikurangi,” ujar Turki.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/