SUMUTPOS.CO – Dua jurnalis Prancis tewas dibunuh di daerah gurun pasir yang dikuasai para pemberontak di Mali. Kelompok Al-Qaeda di Afrika utara mengklaim bertanggung jawab atas pembunuhan itu.
Disebutkan bahwa keduanya dibunuh sebagai pembalasan atas “penjahahan baru” Prancis di Mali, negara bekas jajahan Prancis itu.
Ghislaine Dupont (57) dan Claude Verlon (55) diculik dan ditembak mati oleh apa yang disebut pejabat-pejabat Prancis “kelompok teroris”. Insiden itu terjadi setelah keduanya mewawancarai juru bicara kelompok separatis Tuareg di kota Kidal, Mali pada Sabtu, 2 November lalu.
Kelompok Al-Qaeda in the Islamic Maghreb (AQIM) seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (7/11/2013) mengklaim sebagai pelaku pembunuhan itu.
Dalam statemen yang dimuat kantor berita Mauritania, Sahara Medias, pembunuhan itu merupakan “utang minimum” rakyat Prancis dan Presiden Prancis Francois Hollande atas penjajahan baru mereka.
“Operasi ini merupakan respons atas kejahatan yang dilakukan Prancis terhadap rakyat Mali dan pekerjaan pasukan Afrika dan internasional terhadap Muslim Azawad,” demikian pernyataan AQIM menyebut rakyat di Mali utara.
Atas pernyataan ini, seorang pejabat kepresidenan Prancis mengatakan, negara tersebut akan mengerahkan semua upaya untuk memastikan kejahatan ini dihukum, siapapun yang bertanggung jawab.
AQIM menyebut, pembunuhan itu dilakukan oleh sebuah unit yang dipimpin komandan Tuareg, Abdelkrim Targui, yang dekat dengan Abdelhamid Abou Zeid, salah satu pemimpin utama AQIM di Mali yang tewas dalam pertempuran dengan militer Prancis di Mali utara pada Februari lalu.
(ita/nrl)