30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

ISIS Paling Rajin Ancam Kantor Redaksi Charlie Hebdo

Foto: VOA Editor tabloid mingguan Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang terbunuh dalam serangan Rabu (7/1), berada pada barisan terdepan dalam memperjuangkan hak kebebasan berekspresi di Perancis.
Foto: VOA
Editor tabloid mingguan Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang terbunuh dalam serangan Rabu (7/1), berada pada barisan terdepan dalam memperjuangkan hak kebebasan berekspresi di Perancis.

 

PARIS, SUMUTPOS.CO – Beberapa menit sebelum teror pecah di kantor redaksi Charlie Hebdo, di Paris, Rabu (7/1), surat kabar itu mengunggah kartun satir melalui akun Twitter resminya. Dalam gambar tersebut, tampak sejumlah pemimpin kelompok militan mengungkapkan harapan mereka pada 2015. Surat kabar yang terbit setiap Rabu itu memberikan judul Still No Attacks in France pada kartun satirnya.

Seakan menjawab kritik Charlie Hebdo, sekelompok pria bersenjata langsung menyerang markas media tersebut. ’’Tidak perlu diragukan lagi, ini adalah serangan teroris,’’ kata Presiden Francois Hollande mengecam insiden tersebut.

Belum jelas apakah para pelaku adalah bagian dari kelompok militan Negara Islam (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS alias ISIL. Tetapi, selama beberapa pekan terakhir, IS-lah yang paling rajin menebar ancaman teror terhadap Charlie Hebdo.

Serangan terhadap mingguan kontroversial itu bukan baru kali ini terjadi. Pada 2011, markas Charlie Hebdo menjadi sasaran serangan bom molotov setelah beredar rumor bahwa mingguan tersebut akan memajang gambar Nabi Muhammad di sampul depan.

Sekitar setahun kemudian, Charlie Hebdo memublikasikan beberapa karikatur tentang Nabi Muhammad dan menuai kecaman dari seluruh dunia. (AP/AFP/hep/ami/mas)

Foto: VOA Editor tabloid mingguan Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang terbunuh dalam serangan Rabu (7/1), berada pada barisan terdepan dalam memperjuangkan hak kebebasan berekspresi di Perancis.
Foto: VOA
Editor tabloid mingguan Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang terbunuh dalam serangan Rabu (7/1), berada pada barisan terdepan dalam memperjuangkan hak kebebasan berekspresi di Perancis.

 

PARIS, SUMUTPOS.CO – Beberapa menit sebelum teror pecah di kantor redaksi Charlie Hebdo, di Paris, Rabu (7/1), surat kabar itu mengunggah kartun satir melalui akun Twitter resminya. Dalam gambar tersebut, tampak sejumlah pemimpin kelompok militan mengungkapkan harapan mereka pada 2015. Surat kabar yang terbit setiap Rabu itu memberikan judul Still No Attacks in France pada kartun satirnya.

Seakan menjawab kritik Charlie Hebdo, sekelompok pria bersenjata langsung menyerang markas media tersebut. ’’Tidak perlu diragukan lagi, ini adalah serangan teroris,’’ kata Presiden Francois Hollande mengecam insiden tersebut.

Belum jelas apakah para pelaku adalah bagian dari kelompok militan Negara Islam (IS) yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS alias ISIL. Tetapi, selama beberapa pekan terakhir, IS-lah yang paling rajin menebar ancaman teror terhadap Charlie Hebdo.

Serangan terhadap mingguan kontroversial itu bukan baru kali ini terjadi. Pada 2011, markas Charlie Hebdo menjadi sasaran serangan bom molotov setelah beredar rumor bahwa mingguan tersebut akan memajang gambar Nabi Muhammad di sampul depan.

Sekitar setahun kemudian, Charlie Hebdo memublikasikan beberapa karikatur tentang Nabi Muhammad dan menuai kecaman dari seluruh dunia. (AP/AFP/hep/ami/mas)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/