30 C
Medan
Friday, July 5, 2024

Begini Cara ISIS Perlakukan Anak-Anak

SUMUTPOS.CO – Tidak seperti militan lain yang biasanya cenderung abai kepada anak-anak, ISIS ”sangat perhatian”. Tidak sekadar merekrut bocah-bocah lugu dan menjadikan mereka pasukan berani mati, ISIS juga menjadikan generasi penerus itu komoditas. Data PBB menyebutkan bahwa ISIS menjual anak-anak sebagai budak. 

Pekan ini PBB merilis data memprihatinkan yang terhimpun dari Iraq. ”Kelompok teror ini menjadi semakin brutal dan kian sering melakukan pembunuhan, pemerkosaan, pemenggalan, penyaliban, penganiayaan, dan mengubur orang hidup-hidup. Sebagian di antaranya adalah anak-anak,” terang organisasi terbesar dunia itu dalam pernyataan tertulis. 

Renate Winter, pakar tentang anak-anak pada Komite HAM Anak-Anak PBB, prihatin mendengar laporan tersebut. Jangankan menjadi korban kejahatan ISIS, menyaksikan kekejian di depan mata saja akan membuat anak-anak mengidap trauma seumur hidup. Padahal, ISIS tidak pernah menutupi aksi keji mereka dari siapa pun, termasuk anak-anak. 

”Anak-anak yang dicuci otaknya dan dipersiapkan menjadi pelaku bom bunuh diri sering tidak memahami tindakan mereka sendiri dan tidak tahu apa yang akan mereka hadapi selanjutnya,” ungkap Winter. 

Anak-anak tersebut, menurut Winter, jatuh ke tangan ISIS bukan karena kemauan sendiri. Nyaris semua adalah korban kesewenangan mereka. Biasanya, ISIS merekrut paksa bocah-bocah di sekitar wilayah yang mereka kuasai. ”Anak-anak itu diburu dan kemudian disekap. Mereka lantas dijual ke pasar dengan banderol harga pada tubuh masing-masing,” ungkapnya. 

Selain anak-anak, ISIS memburu kaum Yazidi. Sebab, mereka menganggap Yazidi adalah masyarakat kelas dua. ”Kaum hawa suku Yazidi diperlakukan bagai ternak dan sering menjadi sasaran kejahatan psikis maupun kejahatan seksual, termasuk pemerkosaan dan perbudakan seks secara tersistem,” ujar penasihat Kurdi, Nazand Begikhani. (CNN/hep/sha/c17/ami)

SUMUTPOS.CO – Tidak seperti militan lain yang biasanya cenderung abai kepada anak-anak, ISIS ”sangat perhatian”. Tidak sekadar merekrut bocah-bocah lugu dan menjadikan mereka pasukan berani mati, ISIS juga menjadikan generasi penerus itu komoditas. Data PBB menyebutkan bahwa ISIS menjual anak-anak sebagai budak. 

Pekan ini PBB merilis data memprihatinkan yang terhimpun dari Iraq. ”Kelompok teror ini menjadi semakin brutal dan kian sering melakukan pembunuhan, pemerkosaan, pemenggalan, penyaliban, penganiayaan, dan mengubur orang hidup-hidup. Sebagian di antaranya adalah anak-anak,” terang organisasi terbesar dunia itu dalam pernyataan tertulis. 

Renate Winter, pakar tentang anak-anak pada Komite HAM Anak-Anak PBB, prihatin mendengar laporan tersebut. Jangankan menjadi korban kejahatan ISIS, menyaksikan kekejian di depan mata saja akan membuat anak-anak mengidap trauma seumur hidup. Padahal, ISIS tidak pernah menutupi aksi keji mereka dari siapa pun, termasuk anak-anak. 

”Anak-anak yang dicuci otaknya dan dipersiapkan menjadi pelaku bom bunuh diri sering tidak memahami tindakan mereka sendiri dan tidak tahu apa yang akan mereka hadapi selanjutnya,” ungkap Winter. 

Anak-anak tersebut, menurut Winter, jatuh ke tangan ISIS bukan karena kemauan sendiri. Nyaris semua adalah korban kesewenangan mereka. Biasanya, ISIS merekrut paksa bocah-bocah di sekitar wilayah yang mereka kuasai. ”Anak-anak itu diburu dan kemudian disekap. Mereka lantas dijual ke pasar dengan banderol harga pada tubuh masing-masing,” ungkapnya. 

Selain anak-anak, ISIS memburu kaum Yazidi. Sebab, mereka menganggap Yazidi adalah masyarakat kelas dua. ”Kaum hawa suku Yazidi diperlakukan bagai ternak dan sering menjadi sasaran kejahatan psikis maupun kejahatan seksual, termasuk pemerkosaan dan perbudakan seks secara tersistem,” ujar penasihat Kurdi, Nazand Begikhani. (CNN/hep/sha/c17/ami)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/