26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Topan Muifa Datang, Bandara Ditutup

SHANGHAI – Serangan Topan Muifa membuat porak- poranda wilayah pesisir timur Cina dan selatan Korsel, Minggu (7/8). Amuk topan dahsyat tersebut mengganggu transportasi. Otoritas setempat pun melarang kapal nelayan berlayar dan meminta mereka tetap sandar di pelabuhan.

Larangan itu dikeluarkan setelah seorang warga hilang saat Muifa menyapu wilayah pesisir Provinsi Zhejiang. Kantor berita Xinhua melaporkan, pria itu hilang setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam.

Sebelumnya, pergerakan Muifa diprediksi mendekati Shanghai pada akhir pekan. Tapi, arah topan berubah saat di laut. Dari Zhejiang, Muifa bergerak menuju Provinsi Shandong dengan kekuatan yang mampu melongsorkan tanah di wilayah itu.

Badan Meteorologi Shandong memperkirakan kekuatan Muifa akan melemah ketika memasuki daratan. Namun, otoritas setempat tetap mengimbau sekitar 20 ribu kapal nelayan untuk tidak berlayar.

Sejumlah penerbangan dari dan menuju Shandong pun terpaksa dibatalkan. Pemerintah Shandong khawatir Muifa akan membawa kerusakan yang sama besar dengan Topan Saomai pada 2006. Saat itu, badai terburuk selama 50 tahun terakhir tersebut menewaskan sedikitnya 450 orang.

Karena alasan itu, lebih dari 600 ribu penduduk telah dievakuasi dari sejumlah wilayah di sepanjang garis pantai timur Cina, termasuk Shanghai. Topan Muifa membawa hujan deras dan angin kencang di kota bisnis itu kemarin. Media setempat melaporkan, angin kencang telah merusak jaringan listrik serta merobohkan rambu lalulintas dan pohon di beberapa wilayah.

Dua bandara di Shanghai terpaksa ditutup kemarin pagi. Sehari sebelumnya, sekitar 200 pesawat juga batal terbang. Akibatnya, 30 ribu calon penumpang tidak bisa dilayani. Beruntung, karena badai ternyata bergerak lebih cepat dan kondisi kembali normal, otoritas bandara di Shanghai membuka kembali penerbangan pada sore hari kemarin. Media lokal menyebut tidak ada laporan kemacetan di jalan-jalan utama Shanghai saat topan menerjang.
Selain timur Cina, Muifa menerjang wilayah Korea Selatan (Korsel). Kantor berita Yonhap melaporkan, angin kencang mengempaskan pohon-pohon maupun tiang listrik di pulau wisata Jeju, selatan Korsel. Ribuan rumah mengalami mati lampu karena listrik terputus.

Bandara Jeju juga terpaksa membatalkan seluruh penerbangan. Tapi, tidak ada laporan jatuhnya korban.   Pusat Perkiraan Dampak Lingkungan Laut Cina mengingatkan topan itu bisa mempengaruhi wilayah jauh lebih luas daripada prediksi awal. Yakni, jika Muifa terus berputar-putar di pesisir timur Cina dan bergerak jauh ke utara. “Dalam kasus ini, Muifa akan memengaruhi seluruh wilayah timur dan utara laut,” kata lembaga itu. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)
Untuk mengantisipasi kemungkinan itu, otoritas Kota Dalian di timur laut Cina atau utara Shandong terpaksa menunda agenda acara festival bir tahunan hingga dua hari dari jadwal semula. Shandong adalah wilayah yang terkenal dengan bir Tsingtao. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)

SHANGHAI – Serangan Topan Muifa membuat porak- poranda wilayah pesisir timur Cina dan selatan Korsel, Minggu (7/8). Amuk topan dahsyat tersebut mengganggu transportasi. Otoritas setempat pun melarang kapal nelayan berlayar dan meminta mereka tetap sandar di pelabuhan.

Larangan itu dikeluarkan setelah seorang warga hilang saat Muifa menyapu wilayah pesisir Provinsi Zhejiang. Kantor berita Xinhua melaporkan, pria itu hilang setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam.

Sebelumnya, pergerakan Muifa diprediksi mendekati Shanghai pada akhir pekan. Tapi, arah topan berubah saat di laut. Dari Zhejiang, Muifa bergerak menuju Provinsi Shandong dengan kekuatan yang mampu melongsorkan tanah di wilayah itu.

Badan Meteorologi Shandong memperkirakan kekuatan Muifa akan melemah ketika memasuki daratan. Namun, otoritas setempat tetap mengimbau sekitar 20 ribu kapal nelayan untuk tidak berlayar.

Sejumlah penerbangan dari dan menuju Shandong pun terpaksa dibatalkan. Pemerintah Shandong khawatir Muifa akan membawa kerusakan yang sama besar dengan Topan Saomai pada 2006. Saat itu, badai terburuk selama 50 tahun terakhir tersebut menewaskan sedikitnya 450 orang.

Karena alasan itu, lebih dari 600 ribu penduduk telah dievakuasi dari sejumlah wilayah di sepanjang garis pantai timur Cina, termasuk Shanghai. Topan Muifa membawa hujan deras dan angin kencang di kota bisnis itu kemarin. Media setempat melaporkan, angin kencang telah merusak jaringan listrik serta merobohkan rambu lalulintas dan pohon di beberapa wilayah.

Dua bandara di Shanghai terpaksa ditutup kemarin pagi. Sehari sebelumnya, sekitar 200 pesawat juga batal terbang. Akibatnya, 30 ribu calon penumpang tidak bisa dilayani. Beruntung, karena badai ternyata bergerak lebih cepat dan kondisi kembali normal, otoritas bandara di Shanghai membuka kembali penerbangan pada sore hari kemarin. Media lokal menyebut tidak ada laporan kemacetan di jalan-jalan utama Shanghai saat topan menerjang.
Selain timur Cina, Muifa menerjang wilayah Korea Selatan (Korsel). Kantor berita Yonhap melaporkan, angin kencang mengempaskan pohon-pohon maupun tiang listrik di pulau wisata Jeju, selatan Korsel. Ribuan rumah mengalami mati lampu karena listrik terputus.

Bandara Jeju juga terpaksa membatalkan seluruh penerbangan. Tapi, tidak ada laporan jatuhnya korban.   Pusat Perkiraan Dampak Lingkungan Laut Cina mengingatkan topan itu bisa mempengaruhi wilayah jauh lebih luas daripada prediksi awal. Yakni, jika Muifa terus berputar-putar di pesisir timur Cina dan bergerak jauh ke utara. “Dalam kasus ini, Muifa akan memengaruhi seluruh wilayah timur dan utara laut,” kata lembaga itu. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)
Untuk mengantisipasi kemungkinan itu, otoritas Kota Dalian di timur laut Cina atau utara Shandong terpaksa menunda agenda acara festival bir tahunan hingga dua hari dari jadwal semula. Shandong adalah wilayah yang terkenal dengan bir Tsingtao. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/