29 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Tripoli Dikuasai Oposisi, Kadhafi Sembunyi

TRIPOLI- Para pejuang oposisi berhasil memasuki Tripoli dan menguasai kompleks rumah Muammar Kadhafi di Bab al-Aziziyah, Tripoli, pada (24/8) lalu, keberadaan mantan penguasa Libya itu menjadi tanda tanya. Satu yang pasti, dia tidak lagi berada di Kota Tripoli. Apalagi Dewan Transisi Nasional (NTC) sukses menduduki ibu kota Libya itu pada (27/8) lalu.

Dalam hitungan hari, NTC telah memperoleh legitimasi untuk menjalankan pemerintahan baru Libya. Hingga kini, 60 negara yang tergabung dalam forum Friends of Libya (Sahabat Libya) telah mengakui kedaulatan negeri itu di bawah NTC. Otoritas yang dipimpin Mustafa Abdul Jalil itu segera memindahkan pusat pemerintahan mereka dari Kota Benghazi ke Tripoli.

Sebaliknya, rezim Kadhafi yang kehilangan legitimasi di dunia internasional sejak 15 Juli lalu dinyatakan berakhir. Sayangnya, kolonel 69 tahun itu masih bebas berkeliaran. Dia sempat dikabarkan menyeberang ke Niger atau Chad (dua negara di selatan Libya) melalui jalur darat. Informasi sebelumnya menyebut dia lari ke Aljazair. Sebagian besar anggota keluarga Kadhafi dilaporkan telah menyeberang ke negara tetangga di barat Libya tersebut.

Namun, sejumlah informasi memastikan Kadhafi belum meninggalkan tanah airnya. Setidaknya, hal itu yang diyakini Hisham Buhagiar, tokoh NTC yang dipercaya sebagai ketua tim pencari Kadhafi. Dia mengatakan kini Kadhafi berada di selatan Desa Ghwat, yang  terletak di perbatasan Libya dan Niger.

“Tiga hari lalu, dia terlacak berada di desa yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Niger itu,” ungkap Buhagiar Selasa (6/9).

Laporan itu beralasan. Sebab, warga mengaku melihat iring-iringan kendaraan yang diduga ditumpangi Kadhafi dan eks para pejabat ring satu Libya di sekitar Ghwat. Mereka mengarah ke sekitar perbatasan Niger atau Chad.
Kemarin (7/9) sumber di kalangan militer Prancis dan Niger menyebut iring-iringan sekitar 250 kendaraan itu mulai memasuki Agadez, kota di Gurun Sahara yang terletak di utara Niger. Tidak jelas apakah Kadhafi berada dalam iring-iringan kendaraan yang dikawal militer itu. Militer Niger membuntuti iring-iringan kendaraan tersebut. Sumber militer Prancis menyatakan tujuan mereka adalah Burkina Faso, negara di barat Niger.

Beberapa waktu lalu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Luc-Adolphe Tiao menawarkan suaka bagi Kadhafi untuk tinggal di Burkina Faso. Negara di barat Afrika itu termasuk yang belum mengakui pemerintahan NTC sebagai pengganti rezim Kadhafi. Sejumlah negara Afrika mengaku masih menunggu sikap Uni Afrika (UA) terhadap NTC.

Tetapi, PBB telah menerbitkan instruksi. Yakin iring-iringan kendaraan itu berisi rombongan pejabat senior pemerintahan Kadhafi, PBB memerintahkan Presiden Niger Mahamadou Issoufou menangkap. Kemudian, para pejabat Kadhafi akan diseret ke mahkamah internasional agar bertanggungjawab segala perbuatannya.

Kendati begitu, pemerintah Niger membantah iring-iringan kendaraan dari Libya itu telah memasuki wilayahnya. “Sepengetahuan saya, tidak ada iring-iringan sejumlah besar kendaraan (rezim Kadhafi) yang memasuki Niger,” kata Menteri Dalam Negeri Abdou Labo kemarin.

Menurutnya, alasan kemanusiaan menjadi pertimbangan utama pemerintah Niger untuk memberikan perlindungan keamanan kepada Labo. Soal Kadhafi, dia mengaku tidak tahu keberadaannya.

Dipimpin Buhagiar, pasukan oposisi yang terus melacak keberadaan Kadhafi yakin bahwa rombongan eks diktator itu berusaha meninggalkan Libya dengan berbekal harta banyak.

Moussa Ibrahim selaku mantan jubir Kadhafi membantah keras kabar tersebut. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Libya lewat telepon, dia menegaskan sang tokoh masih berada di dalam negeri. “Beliau tidak kemana-mana. Beliau masih berada di Libya dan berada dalam kondisi fisik dan mental yang sangat baik,” katanya. (ap/afp/rtr/hep/dwi/jpnn)

TRIPOLI- Para pejuang oposisi berhasil memasuki Tripoli dan menguasai kompleks rumah Muammar Kadhafi di Bab al-Aziziyah, Tripoli, pada (24/8) lalu, keberadaan mantan penguasa Libya itu menjadi tanda tanya. Satu yang pasti, dia tidak lagi berada di Kota Tripoli. Apalagi Dewan Transisi Nasional (NTC) sukses menduduki ibu kota Libya itu pada (27/8) lalu.

Dalam hitungan hari, NTC telah memperoleh legitimasi untuk menjalankan pemerintahan baru Libya. Hingga kini, 60 negara yang tergabung dalam forum Friends of Libya (Sahabat Libya) telah mengakui kedaulatan negeri itu di bawah NTC. Otoritas yang dipimpin Mustafa Abdul Jalil itu segera memindahkan pusat pemerintahan mereka dari Kota Benghazi ke Tripoli.

Sebaliknya, rezim Kadhafi yang kehilangan legitimasi di dunia internasional sejak 15 Juli lalu dinyatakan berakhir. Sayangnya, kolonel 69 tahun itu masih bebas berkeliaran. Dia sempat dikabarkan menyeberang ke Niger atau Chad (dua negara di selatan Libya) melalui jalur darat. Informasi sebelumnya menyebut dia lari ke Aljazair. Sebagian besar anggota keluarga Kadhafi dilaporkan telah menyeberang ke negara tetangga di barat Libya tersebut.

Namun, sejumlah informasi memastikan Kadhafi belum meninggalkan tanah airnya. Setidaknya, hal itu yang diyakini Hisham Buhagiar, tokoh NTC yang dipercaya sebagai ketua tim pencari Kadhafi. Dia mengatakan kini Kadhafi berada di selatan Desa Ghwat, yang  terletak di perbatasan Libya dan Niger.

“Tiga hari lalu, dia terlacak berada di desa yang berjarak sekitar 300 kilometer dari Niger itu,” ungkap Buhagiar Selasa (6/9).

Laporan itu beralasan. Sebab, warga mengaku melihat iring-iringan kendaraan yang diduga ditumpangi Kadhafi dan eks para pejabat ring satu Libya di sekitar Ghwat. Mereka mengarah ke sekitar perbatasan Niger atau Chad.
Kemarin (7/9) sumber di kalangan militer Prancis dan Niger menyebut iring-iringan sekitar 250 kendaraan itu mulai memasuki Agadez, kota di Gurun Sahara yang terletak di utara Niger. Tidak jelas apakah Kadhafi berada dalam iring-iringan kendaraan yang dikawal militer itu. Militer Niger membuntuti iring-iringan kendaraan tersebut. Sumber militer Prancis menyatakan tujuan mereka adalah Burkina Faso, negara di barat Niger.

Beberapa waktu lalu, pemerintahan Perdana Menteri (PM) Luc-Adolphe Tiao menawarkan suaka bagi Kadhafi untuk tinggal di Burkina Faso. Negara di barat Afrika itu termasuk yang belum mengakui pemerintahan NTC sebagai pengganti rezim Kadhafi. Sejumlah negara Afrika mengaku masih menunggu sikap Uni Afrika (UA) terhadap NTC.

Tetapi, PBB telah menerbitkan instruksi. Yakin iring-iringan kendaraan itu berisi rombongan pejabat senior pemerintahan Kadhafi, PBB memerintahkan Presiden Niger Mahamadou Issoufou menangkap. Kemudian, para pejabat Kadhafi akan diseret ke mahkamah internasional agar bertanggungjawab segala perbuatannya.

Kendati begitu, pemerintah Niger membantah iring-iringan kendaraan dari Libya itu telah memasuki wilayahnya. “Sepengetahuan saya, tidak ada iring-iringan sejumlah besar kendaraan (rezim Kadhafi) yang memasuki Niger,” kata Menteri Dalam Negeri Abdou Labo kemarin.

Menurutnya, alasan kemanusiaan menjadi pertimbangan utama pemerintah Niger untuk memberikan perlindungan keamanan kepada Labo. Soal Kadhafi, dia mengaku tidak tahu keberadaannya.

Dipimpin Buhagiar, pasukan oposisi yang terus melacak keberadaan Kadhafi yakin bahwa rombongan eks diktator itu berusaha meninggalkan Libya dengan berbekal harta banyak.

Moussa Ibrahim selaku mantan jubir Kadhafi membantah keras kabar tersebut. Dalam wawancara dengan stasiun televisi Libya lewat telepon, dia menegaskan sang tokoh masih berada di dalam negeri. “Beliau tidak kemana-mana. Beliau masih berada di Libya dan berada dalam kondisi fisik dan mental yang sangat baik,” katanya. (ap/afp/rtr/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/