SUMUTPOS.CO – Menteri-menteri luar negeri yang tergabung dalam Liga Arab mengatakan negara mereka akan mengambil langkah yang diperlukan untuk menghadapi militan ISIS.
Dalam pertemuan di Kairo hari Minggu (7/9), para menteri luar negeri itu menyetujui sebuah resolusi Dewan Keamanan PBB yang diloloskan bulan lalu, yang mendesak seluruh anggota untuk “mengambil tindakan untuk menekan arus pejuang asing, pendanaan dan dukungan lain terhadap kelompok-kelompok ekstrimis Islam di Irak dan Suriah”.
Namun, pernyataan akhir hasil pertemuan tingkat Menteri Liga Arab itu tidak menyebut secara eksplisit soal persetujuan atas serangan udara Amerika terhadap militan ISIS di Timur Tengah.
Liga Arab yang didukung 22 negara – termasuk Mesir, Arab Saudi, Yordania, Lebanon, Qatar dan Uni Emirat Arab – bisa memberi dukungan penting di Timur Tengah bagi upaya Presiden Obama untuk menggalang koalisi internasional menentang ISIS, yang sejauh ini telah merebut banyak wilayah di Irak dan Suriah, melakukan pembantaian massal dan pemenggalan kepala.
Pasukan NATO sudah setuju untuk membasmi kelompok ekstrimis itu.
Sekjen Liga Arab Nabil Elaraby mengatakan apa yang dibutuhkan negara-negara Arab itu adalah “keputusan yang jelas dan tegas soal konfrontasi komprehensif yang dimaksud” terhadap kelompok “teroris dan berbahaya” itu.
Presiden Obama akan bertemu para anggota Kongres Amerika hari Selasa dan menjabarkan rencananya kepada rakyat Amerika hari Rabu, pada malam puncak peringatan serangan teroris 11 September yang ke-13.
Dalam serangan udara baru hari Minggu, Amerika untuk pertama kalinya menarget para pejuang ISIS di propinsi Anbar – Irak, melancarkan serangan dengan pesawat tempur dan pesawat pembom.
Militer Amerika mengatakan serangan itu menghancurkan sebuah pos komando dan beberapa kendaraan ISIS, yang dua diantaranya membantu artileri anti-pesawat tempur.
Belum jelas langkah-langkah apa yang akan diambil Liga Arab guna mendukung serangan udara Barat melawan ISIS. Mencapai konsensus untuk merumuskan langkah itu akan rumit karena adanya negara-negara Arab yang menentang dan memiliki pengaruh berbeda. (VOA)