29 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Indonesia Kecam Trump

Indonesia akan menggunakan seluruh jalur yang dimiliki untuk menekan Amerika Serikat melalui Organisasi Kerjasama Islam dan Perserikatan Bangsa Bangsa. Dia menyebutkan langkah politik tersebut tentu sedikit banyak akan berpengaruh. Meskipun tidak secara langsug. Tapi, pemerintah Indonesia masih belum berani mengambil langkah sampai pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. ”Belum dipikirkan (pemutusan hubungan diplomatik, Red),” imbuh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu.

Pada saat pidato pembukaan di Forum Demokrasi Bali, JK memang menyindir kebijakan Amerika Serikat yang dianggap menjadikan demokrasi sebagai tujuan. Bukan sebagai jalan untuk memakmurkan rakyat. Dia mencontohkan serangan AS terhadap Irak dianggap sebagai contoh praktik upaya negara paman sam itu dalam membangun negara demokratis. ”AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur. Jauh lebih makmur waktu Saddam (Saddam Hussein, Red),” ungkap dia. Meskipun JK juga mengkritik cara Saddam memerintah Irak.

Di Tangerang, 10th Bali Democracy Forum (BDF) jadi ajang bagi Indonesia dan negara-negara peserta untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Pada pidato pembukaan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menegaskan sikap Indonesia mengutuk kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. ”Demokrasi artinya bisa menghargai hukum internasional. Pengakuan tersebut tidak menghargai resolusi Dewan Keamanan PBB,” tutur Retno tegas saat membukan 10th BDF di Tangerang kemarin (7/12).

Sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina, Retno juga dengan bangga mengenakan scarf Palestina. Retno mengatakan, scarf tersebut dibuat oleh para janda yang tinggal di Jalur Gaza. Para janda yang menjadi saksi ketidakadilan yang terjadi di sana. ”Maknanya sangat mendalam. Touchy. (Saya mengenakan) ini bukan semata komitmen pemerintah untuk mendukung Palestina. Tapi juga bentuk dukungan dari masyarakat Indonesia,” terangnya.

Pernyataan Presiden Trump mendapat kecaman dari berbagai pihak. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Alshun mengatakan, pengakuan Trump tersebut telah melukai rakyat Palestina. Dia mengatakan, tidak akan ada yang bisa menerima Jerusalem sebagai milik Israel. Apalagi menjadi ibu kota Israel. ”Kami mengutuk dan menolak keputusan seperti itu. Trump tidak mengerti situasi yang kami hadapi. Dia juga tidak mau mendengar,” tutur Alshun kepada wartawan.

Alshun mengatakan, Trump boleh berbicarfa apa saja. Namun, Palestina tidak akan menanggapinya. Menurut Alshun, Jerusalem adalah milik seluruh umat Islam, Kristiani, dan Yahudi. ”Dan Jerusalem tetap menjadi ibu kota Palestina,” tegas Alshun.

Indonesia akan menggunakan seluruh jalur yang dimiliki untuk menekan Amerika Serikat melalui Organisasi Kerjasama Islam dan Perserikatan Bangsa Bangsa. Dia menyebutkan langkah politik tersebut tentu sedikit banyak akan berpengaruh. Meskipun tidak secara langsug. Tapi, pemerintah Indonesia masih belum berani mengambil langkah sampai pemutusan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat. ”Belum dipikirkan (pemutusan hubungan diplomatik, Red),” imbuh Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia itu.

Pada saat pidato pembukaan di Forum Demokrasi Bali, JK memang menyindir kebijakan Amerika Serikat yang dianggap menjadikan demokrasi sebagai tujuan. Bukan sebagai jalan untuk memakmurkan rakyat. Dia mencontohkan serangan AS terhadap Irak dianggap sebagai contoh praktik upaya negara paman sam itu dalam membangun negara demokratis. ”AS menyerang Irak tanpa alasan yang jelas, akibatnya Irak hancur lebur. Jauh lebih makmur waktu Saddam (Saddam Hussein, Red),” ungkap dia. Meskipun JK juga mengkritik cara Saddam memerintah Irak.

Di Tangerang, 10th Bali Democracy Forum (BDF) jadi ajang bagi Indonesia dan negara-negara peserta untuk menyuarakan dukungan terhadap Palestina. Pada pidato pembukaan, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno LP Marsudi menegaskan sikap Indonesia mengutuk kebijakan Presiden AS Donald Trump yang mengakui Jerusalem sebagai ibu kota Israel. ”Demokrasi artinya bisa menghargai hukum internasional. Pengakuan tersebut tidak menghargai resolusi Dewan Keamanan PBB,” tutur Retno tegas saat membukan 10th BDF di Tangerang kemarin (7/12).

Sebagai bentuk dukungan untuk rakyat Palestina, Retno juga dengan bangga mengenakan scarf Palestina. Retno mengatakan, scarf tersebut dibuat oleh para janda yang tinggal di Jalur Gaza. Para janda yang menjadi saksi ketidakadilan yang terjadi di sana. ”Maknanya sangat mendalam. Touchy. (Saya mengenakan) ini bukan semata komitmen pemerintah untuk mendukung Palestina. Tapi juga bentuk dukungan dari masyarakat Indonesia,” terangnya.

Pernyataan Presiden Trump mendapat kecaman dari berbagai pihak. Duta Besar Palestina untuk Indonesia Zuhair Alshun mengatakan, pengakuan Trump tersebut telah melukai rakyat Palestina. Dia mengatakan, tidak akan ada yang bisa menerima Jerusalem sebagai milik Israel. Apalagi menjadi ibu kota Israel. ”Kami mengutuk dan menolak keputusan seperti itu. Trump tidak mengerti situasi yang kami hadapi. Dia juga tidak mau mendengar,” tutur Alshun kepada wartawan.

Alshun mengatakan, Trump boleh berbicarfa apa saja. Namun, Palestina tidak akan menanggapinya. Menurut Alshun, Jerusalem adalah milik seluruh umat Islam, Kristiani, dan Yahudi. ”Dan Jerusalem tetap menjadi ibu kota Palestina,” tegas Alshun.

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/