28 C
Medan
Friday, May 17, 2024

Korban Jiwa Nihil, Pencakar Langit Bergoyang

Gempa Datang, TsunamiĀ  Menerjang

TOKYO – Belum lagi dampak gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu tuntas tertangani, bencana kembali melanda Jepang. Gelombang pasang atau tsunami kembali menerjang wilayah sepanjang garis pantai utara Jepang setelah gempa besar berkekuatan 7,3 skala Richer (SR) mengguncang Prefektur Miyagi pukul 09.57 waktu setempat atau pukul 07.57 WIB, Minggu (10/7).

Dalam peristiwa itu tak ada korban jiwa. Begitu pula belum ada laporan kerusakan parah yang terjadi akibat tsunami dan gempa yang berpusat sekitar 212 kilometer timur Kota Sendai, Prefektur Miyagi, pada kedalaman 34,9 kilometer tersebut. Padahal, karena kuatnya getaran gempa, banyak gedung pencakar langit di Tokyo atau sekitar 400 kilometer dari titik pusat gempa (episentrum) bergoyang cukup lama.

Badan Meteorologi Jepang langsung mengumumkan peringatan tentang bahaya tsunami. Gelombang laut pasang menerjang. Beruntung, gelombang pasang tak terlalu tinggi. Di kota pelabuhan Soma dan Ofunato, gelombang laut hanya dilaporkan setinggi 10 sentimeter. Tsunami setinggi 10-20 sentimeter juga dilaporkan terjadi di Prefektur Iwate.

Meskipun Badan Meteorologi Jepang dan Survei Geologi ASĀ  (USGS) awalnya menyatakan gempa kali ini berkekuatan 7,1 SR dan mengguncang wilayah yang sama seperti pada 11 Maret lalu. Namun, Jepang merevisi data tersebut dan menyatakan kekuatan gempa mencapai 7,3 SR.

ā€œPerubahan tingkat gelombang laut kemungkinan terjadi beberapa jam kemudian (setelah gempa). Mohon waspada jika beraktivitas di dekat wilayah laut, seperti berenang, selancar, atau mencari ikan,ā€ kata seorang petugas Badan Meteorologi Jepang saat jumpa pers kemarin.

Perusahaan operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Co. (TEPCO), menyatakan bahwa gempa kemarin tidak sampai menimbulkan kerusakan baru pada reaktor 1 dan 2 yang rusak akibat tsunami pada 11 Maret lalu. ā€œKami telah menerima laporan bahwa tidak ada efek signifikan di PLTN Fukushima Dai-ichi dan Fukushima Daini,ā€ ujar juru bicara TEPCO.

Awalnya, Badan Meteologi Jepang memprediksi tsunami setinggi 50 sentimeter akan terjadi pasca gempa. Penduduk di sepanjang garis pantai Pasifik sempat diminta mengungsi ke dataran lebih tinggi atau menjauhi laut. (afp/ap/rtr/cak/dwi/jpnn)

Gempa Datang, TsunamiĀ  Menerjang

TOKYO – Belum lagi dampak gempa dan tsunami dahsyat pada 11 Maret lalu tuntas tertangani, bencana kembali melanda Jepang. Gelombang pasang atau tsunami kembali menerjang wilayah sepanjang garis pantai utara Jepang setelah gempa besar berkekuatan 7,3 skala Richer (SR) mengguncang Prefektur Miyagi pukul 09.57 waktu setempat atau pukul 07.57 WIB, Minggu (10/7).

Dalam peristiwa itu tak ada korban jiwa. Begitu pula belum ada laporan kerusakan parah yang terjadi akibat tsunami dan gempa yang berpusat sekitar 212 kilometer timur Kota Sendai, Prefektur Miyagi, pada kedalaman 34,9 kilometer tersebut. Padahal, karena kuatnya getaran gempa, banyak gedung pencakar langit di Tokyo atau sekitar 400 kilometer dari titik pusat gempa (episentrum) bergoyang cukup lama.

Badan Meteorologi Jepang langsung mengumumkan peringatan tentang bahaya tsunami. Gelombang laut pasang menerjang. Beruntung, gelombang pasang tak terlalu tinggi. Di kota pelabuhan Soma dan Ofunato, gelombang laut hanya dilaporkan setinggi 10 sentimeter. Tsunami setinggi 10-20 sentimeter juga dilaporkan terjadi di Prefektur Iwate.

Meskipun Badan Meteorologi Jepang dan Survei Geologi ASĀ  (USGS) awalnya menyatakan gempa kali ini berkekuatan 7,1 SR dan mengguncang wilayah yang sama seperti pada 11 Maret lalu. Namun, Jepang merevisi data tersebut dan menyatakan kekuatan gempa mencapai 7,3 SR.

ā€œPerubahan tingkat gelombang laut kemungkinan terjadi beberapa jam kemudian (setelah gempa). Mohon waspada jika beraktivitas di dekat wilayah laut, seperti berenang, selancar, atau mencari ikan,ā€ kata seorang petugas Badan Meteorologi Jepang saat jumpa pers kemarin.

Perusahaan operator PLTN Fukushima, Tokyo Electric Co. (TEPCO), menyatakan bahwa gempa kemarin tidak sampai menimbulkan kerusakan baru pada reaktor 1 dan 2 yang rusak akibat tsunami pada 11 Maret lalu. ā€œKami telah menerima laporan bahwa tidak ada efek signifikan di PLTN Fukushima Dai-ichi dan Fukushima Daini,ā€ ujar juru bicara TEPCO.

Awalnya, Badan Meteologi Jepang memprediksi tsunami setinggi 50 sentimeter akan terjadi pasca gempa. Penduduk di sepanjang garis pantai Pasifik sempat diminta mengungsi ke dataran lebih tinggi atau menjauhi laut. (afp/ap/rtr/cak/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/