MOSKOW, SUMUTPOS.CO – Meski mendapat kecaman dari berbagai negara, rencana penggabungan wilayah Crimea ke Rusia jalan terus. Minggu depan parlemen Rusia akan melakukan pembicaraan untuk menyiapkan perundang-undangan baru. Peraturan itu dibuat untuk memuluskan bergabungnya Crimea dengan Rusia.
Anggota parlemen Rusia Vyacheslav Nikonov mengatakan bahwa pembahasan dilakukan oleh majelis pada 21 Maret mendatang. “Kami akan membahas perubahan undang-udang terkait dengan masuknya wilayah yang sebelumnya adalah teritori Rusia, namun sudah menjadi bagian dari negara lain,” katanya.
Crimea sendiri, rencananya, menggelar referendum atau pemungutan suara pada 14 Maret nanti. Tujuannya, menentukan bakal bergabung dengan Rusia atau tidak. Meski begitu, pemerintah Ukraina yang baru tidak akan menganggap hasil pemungutan suara tersebut ada.
Secara terpisah, Perdana Menteri Crimea Sergei Aksyonoy menyatakan bahwa persiapan penggabungan wilayah dengan Rusia telah dilakukan. Bahkan, Crimea sudah siap menerapkan undang-undang Rusia beberapa bulan setelah referendum nanti. Kementerian Keuangan juga telah menyiapkan skema pergantian mata uang dari hryvnia ke rubel yang menjadi mata uang Rusia.
Sementara itu, Presiden terbuang Ukraina Viktor Yanukovych kukuh menyebut dirinya masih sebagai orang nomor satu Ukraina. Dia bahkan yakin bisa kembali ke Kiev secepatnya. “Setelah suasana mereda, saya yakin tidak lama lagi saya kembali ke Kiev,” katanya dalam pidato berbahasa Rusia di Rostov-on-Don, Rusia. (AFP/sha/c4/tia)
MOSKOW, SUMUTPOS.CO – Meski mendapat kecaman dari berbagai negara, rencana penggabungan wilayah Crimea ke Rusia jalan terus. Minggu depan parlemen Rusia akan melakukan pembicaraan untuk menyiapkan perundang-undangan baru. Peraturan itu dibuat untuk memuluskan bergabungnya Crimea dengan Rusia.
Anggota parlemen Rusia Vyacheslav Nikonov mengatakan bahwa pembahasan dilakukan oleh majelis pada 21 Maret mendatang. “Kami akan membahas perubahan undang-udang terkait dengan masuknya wilayah yang sebelumnya adalah teritori Rusia, namun sudah menjadi bagian dari negara lain,” katanya.
Crimea sendiri, rencananya, menggelar referendum atau pemungutan suara pada 14 Maret nanti. Tujuannya, menentukan bakal bergabung dengan Rusia atau tidak. Meski begitu, pemerintah Ukraina yang baru tidak akan menganggap hasil pemungutan suara tersebut ada.
Secara terpisah, Perdana Menteri Crimea Sergei Aksyonoy menyatakan bahwa persiapan penggabungan wilayah dengan Rusia telah dilakukan. Bahkan, Crimea sudah siap menerapkan undang-undang Rusia beberapa bulan setelah referendum nanti. Kementerian Keuangan juga telah menyiapkan skema pergantian mata uang dari hryvnia ke rubel yang menjadi mata uang Rusia.
Sementara itu, Presiden terbuang Ukraina Viktor Yanukovych kukuh menyebut dirinya masih sebagai orang nomor satu Ukraina. Dia bahkan yakin bisa kembali ke Kiev secepatnya. “Setelah suasana mereda, saya yakin tidak lama lagi saya kembali ke Kiev,” katanya dalam pidato berbahasa Rusia di Rostov-on-Don, Rusia. (AFP/sha/c4/tia)