30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Taliban Kacaukan Pemilu Pakistan, 16 Orang Tewas

ISLAMABAD – Dibayangi ancaman Taliban, Pakistan mengadakan pemilu parlemen kemarin (11/5). Itu pemilu pertama yang menandai transisi pemerintahan dengan mulus. Sebab, sebelumnya, pemerintah tidak pernah bisa mengemban mandat kepemimpinan mereka sampai masa jabatan berakhir. Tapi, korban tewas tetap tak terhindarkan.

Tiga politikus Pakistan bersaing memperebutkan dukungan masyarakat melalui pemilu kemarin.

Imran Khan, Nawaz Sharif, dan Presiden Asif Ali Zardari yang memimpin tiga partai politik terbesar negara tersebut sama-sama yakin akan memenangkan pemilu. Tapi, tidak seperti Sharif dan Zardari yang bisa menggunakan hak pilihnya, Khan terpaksa melewatkan hari penting itu di rumah sakit.

Politikus yang sebelumnya dikenal sebagai atlet tersebut mengalami patah tulang belakang dan tulang iga setelah jatuh dari lift saat berkampanye.

Hingga kemarin, Khan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

”Kesehatan dan keselamatan beliau jauh lebih penting dari apa pun,” kata Jubir Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Shireen Mazari.

Kemarin PTI harus berhadapan dengan dua parpol besar Pakistan.

Yakni, Liga Muslim Pakistan N (PMLN) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP).

Sharif yang memimpin PML-N dan sudah dua kali menjabat sebagai perdana menteri (PM) optimistis bakal memenangkan pemilu. ”Saya yakin, partai kami akan menerima kabar baik dari seluruh negeri mulai malam ini,” ujarnya setelah memberikan suaranya di Kota Lahore.

Selama kampanye, Sharif menyebut dirinya sebagai satu-satunya kandidat yang paling layak memimpin Pakistan.

Apalagi, tokoh 63 tahun yang sudah dua kali memimpin kabinet itu mengaku kaya akan pengalaman politik.

Di sisi lain, Khan justru mengatakan bahwa sebagai tokoh yang baru saja terjun ke dunia politik, dirinya punya banyak keunggulan. Terutama, dia mengusung misi perubahan.

Kemarin Taliban membuktikan ancamannya.

Serangkaian serangan terjadi di Provinsi Baluchistan yang selama ini dikenal sebagai basis militan Islam radikal tersebut. Sedikitnya 16 orang tewas dalam berbagai aksi kekerasan di sejumlah lokasi berbeda. Di antaranya, aksi penembakan dan pengeboman. Taliban menarget kantor komisi pemilu dan TPS dalam aksinya.

Sebenarnya, pemerintah sudah mengantisipasi dengan mengerahkan 600.000 personel keamanan tambahan ke seluruh negeri. Sebagian besar bertugas di TPS-TPS dan beberapa lokasi strategis. ”Ya, kami memang takut. Tapi, kami harus memilih.

Duduk di rumah dan membiarkan terorisme berlanjut atau ikut menentukan masa depan negara ini,” kata Ali Khan, salah seorang pemilih di Peshawar.

Selain aksi penembakan dan pengeboman, Taliban menyerukan pemboikotan pemilu. Di Provinsi Waziristan Utara, Taliban mengimbau seluruh pemilih perempuan tidak berpartisipasi dalam pemilu. Melalui corong-corong masjid di Kota Mir Ali dan Kota Miran Shah, mereka melarang kaum hawa memberikan suaranya. Dampaknya, tidak ada seorang perempuan pun yang terlihat di TPS dua kota tersebut. (afp/jpnn)

ISLAMABAD – Dibayangi ancaman Taliban, Pakistan mengadakan pemilu parlemen kemarin (11/5). Itu pemilu pertama yang menandai transisi pemerintahan dengan mulus. Sebab, sebelumnya, pemerintah tidak pernah bisa mengemban mandat kepemimpinan mereka sampai masa jabatan berakhir. Tapi, korban tewas tetap tak terhindarkan.

Tiga politikus Pakistan bersaing memperebutkan dukungan masyarakat melalui pemilu kemarin.

Imran Khan, Nawaz Sharif, dan Presiden Asif Ali Zardari yang memimpin tiga partai politik terbesar negara tersebut sama-sama yakin akan memenangkan pemilu. Tapi, tidak seperti Sharif dan Zardari yang bisa menggunakan hak pilihnya, Khan terpaksa melewatkan hari penting itu di rumah sakit.

Politikus yang sebelumnya dikenal sebagai atlet tersebut mengalami patah tulang belakang dan tulang iga setelah jatuh dari lift saat berkampanye.

Hingga kemarin, Khan masih menjalani perawatan di rumah sakit.

”Kesehatan dan keselamatan beliau jauh lebih penting dari apa pun,” kata Jubir Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) Shireen Mazari.

Kemarin PTI harus berhadapan dengan dua parpol besar Pakistan.

Yakni, Liga Muslim Pakistan N (PMLN) dan Partai Rakyat Pakistan (PPP).

Sharif yang memimpin PML-N dan sudah dua kali menjabat sebagai perdana menteri (PM) optimistis bakal memenangkan pemilu. ”Saya yakin, partai kami akan menerima kabar baik dari seluruh negeri mulai malam ini,” ujarnya setelah memberikan suaranya di Kota Lahore.

Selama kampanye, Sharif menyebut dirinya sebagai satu-satunya kandidat yang paling layak memimpin Pakistan.

Apalagi, tokoh 63 tahun yang sudah dua kali memimpin kabinet itu mengaku kaya akan pengalaman politik.

Di sisi lain, Khan justru mengatakan bahwa sebagai tokoh yang baru saja terjun ke dunia politik, dirinya punya banyak keunggulan. Terutama, dia mengusung misi perubahan.

Kemarin Taliban membuktikan ancamannya.

Serangkaian serangan terjadi di Provinsi Baluchistan yang selama ini dikenal sebagai basis militan Islam radikal tersebut. Sedikitnya 16 orang tewas dalam berbagai aksi kekerasan di sejumlah lokasi berbeda. Di antaranya, aksi penembakan dan pengeboman. Taliban menarget kantor komisi pemilu dan TPS dalam aksinya.

Sebenarnya, pemerintah sudah mengantisipasi dengan mengerahkan 600.000 personel keamanan tambahan ke seluruh negeri. Sebagian besar bertugas di TPS-TPS dan beberapa lokasi strategis. ”Ya, kami memang takut. Tapi, kami harus memilih.

Duduk di rumah dan membiarkan terorisme berlanjut atau ikut menentukan masa depan negara ini,” kata Ali Khan, salah seorang pemilih di Peshawar.

Selain aksi penembakan dan pengeboman, Taliban menyerukan pemboikotan pemilu. Di Provinsi Waziristan Utara, Taliban mengimbau seluruh pemilih perempuan tidak berpartisipasi dalam pemilu. Melalui corong-corong masjid di Kota Mir Ali dan Kota Miran Shah, mereka melarang kaum hawa memberikan suaranya. Dampaknya, tidak ada seorang perempuan pun yang terlihat di TPS dua kota tersebut. (afp/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/