25.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Singapura Sidik Pendatang

Kerusuhan terjadi di Singapura, Ambulans dan Mobil Polisi Dibakar
Kerusuhan terjadi di Singapura, ambulans dan mobil polisi dibakar.

SINGAPURA, SUMUTPOS.CO  – Polisi Singapura bergerak cepat menyelidiki kasus kerusuhan rasial di kawasan Little India. Lebih dari 3.500 pekerja migran diperiksa terkait dengan kerusuhan terburuk di Negeri Singa selama 40 tahun terakhir.

Ada 3 warga negara India lain yang didakwa terlibat dalam kerusuhan itu kemarin (11/12). Mereka menambah daftar 24 tersangka dalam kasus yang sama sehari sebelumnya. Ancaman hukuman yang mereka hadapi adalah cambuk dan penjara hingga 7 tahun.

Diperkirakan, 400 pekerja migran asal Asia Selatan beraksi brutal di jalanan Little India Minggu malam (8/12) setelah seorang pekerja konstruksi India tewas ditabrak bus swasta. Karena kekerasan tersebut, sebanyak 39 polisi dan anggota tim tanggap darurat terluka.

Juru bicara polisi kepada AFP menyatakan, sejauh ini 176 pria, termasuk mereka yang sudah dijebloskan ke tahanan, telah diperiksa. Sekitar 3.700 pekerja asing yang tinggal di sejumlah rumah asrama juga sudah diperiksa soal kasus tersebut.

Polisi tidak memerinci kewarganegaraan para saksi dan tersangka yang diperiksa. Aparat hanya memastikan 25 mobil, termasuk 16 mobil milik polisi, rusak atau dibakar.

Sopir bus berkewarganegaraan Singapura, 55, yang menabrak korban, Sakthivell Kumaravelu, 33, telah dibebaskan dengan jaminan setelah didakwa dengan pasal kelalaian hingga mengakibatkan orang lain meninggal.

Aktivis menyerukan kepada aparat untuk mengungkap apakah kerusuhan Minggu malam tersebut merupakan indikasi dari ketidakpuasan para pekerja migran atas rendahnya upah yang mereka terima.

Menteri Dalam Negeri Singapura Teo Chee Hean yang membawahkan urusan keamanan menegaskan, polisi telah meningkatkan pengawasan dan menambah personel di sekitar asrama pekerja migran serta lokasi lain tempat mereka biasa berkumpul.

“Penyelidikan akan terus berlanjut. Jadi, semua yang sudah melanggar hukum akan ditindak secara tegas, keras, dan adil sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Teo dalam pernyataan resminya Selasa malam (10/12).

Kemarin sejumlah pekerja memasang kamera pengawas pada tiang lampu jalan di sepanjang Race Course Road, tempat terjadinya kerusuhan. Papan peringatan mengenang Sakthivel juga didirikan di lokasi. Media lokal melaporkan bahwa intensitas patroli polisi di wilayah Little India meningkat.

Kementerian Luar Negeri Singapura menuturkan, pihaknya terus bekerja sama dengan Komisioner Tinggi India, atau duta besar, untuk memfasilitasi pendampingan hukum kepada warga negaranya. Permintaan tersebut termasuk mengirimkan pengacara.

Negara kecil dan maju di Asia Tenggara itu memiliki populasi penduduk 5,4 juta jiwa yang bergantung pada pekerja asing. Para pekerja itu mayoritas berasal dari negara Asia Selatan yang mendominasi sektor konstruksi.

Hampir 700 ribu pekerja asing mengantongi izin bekerja di sektor-sektor tertentu seperti bangunan dan pengiriman. Izin tersebut berlaku 2 tahun dan bisa diperbarui.

Kerusuhan Minggu malam adalah insiden kali kedua yang melibatkan pekerja migran dalam jumlah besar setahun terakhir. Pada November 2012, sebanyak 171 sopir bus asal Tiongkok mogok kerja lantaran menuntut kenaikan upah dan kualitas hidup. Aksi tersebut merupakan kali pertama terjadi di Singapura sejak 1986.

Dalam sidang, 5 sopir dijatuhi hukuman penjara setelah didakwa melakukan demonstrasi ilegal. Sebanyak 29 lainnya dideportasi tanpa harus disidang. (AFP/cak/c14/dos)

Kerusuhan terjadi di Singapura, Ambulans dan Mobil Polisi Dibakar
Kerusuhan terjadi di Singapura, ambulans dan mobil polisi dibakar.

SINGAPURA, SUMUTPOS.CO  – Polisi Singapura bergerak cepat menyelidiki kasus kerusuhan rasial di kawasan Little India. Lebih dari 3.500 pekerja migran diperiksa terkait dengan kerusuhan terburuk di Negeri Singa selama 40 tahun terakhir.

Ada 3 warga negara India lain yang didakwa terlibat dalam kerusuhan itu kemarin (11/12). Mereka menambah daftar 24 tersangka dalam kasus yang sama sehari sebelumnya. Ancaman hukuman yang mereka hadapi adalah cambuk dan penjara hingga 7 tahun.

Diperkirakan, 400 pekerja migran asal Asia Selatan beraksi brutal di jalanan Little India Minggu malam (8/12) setelah seorang pekerja konstruksi India tewas ditabrak bus swasta. Karena kekerasan tersebut, sebanyak 39 polisi dan anggota tim tanggap darurat terluka.

Juru bicara polisi kepada AFP menyatakan, sejauh ini 176 pria, termasuk mereka yang sudah dijebloskan ke tahanan, telah diperiksa. Sekitar 3.700 pekerja asing yang tinggal di sejumlah rumah asrama juga sudah diperiksa soal kasus tersebut.

Polisi tidak memerinci kewarganegaraan para saksi dan tersangka yang diperiksa. Aparat hanya memastikan 25 mobil, termasuk 16 mobil milik polisi, rusak atau dibakar.

Sopir bus berkewarganegaraan Singapura, 55, yang menabrak korban, Sakthivell Kumaravelu, 33, telah dibebaskan dengan jaminan setelah didakwa dengan pasal kelalaian hingga mengakibatkan orang lain meninggal.

Aktivis menyerukan kepada aparat untuk mengungkap apakah kerusuhan Minggu malam tersebut merupakan indikasi dari ketidakpuasan para pekerja migran atas rendahnya upah yang mereka terima.

Menteri Dalam Negeri Singapura Teo Chee Hean yang membawahkan urusan keamanan menegaskan, polisi telah meningkatkan pengawasan dan menambah personel di sekitar asrama pekerja migran serta lokasi lain tempat mereka biasa berkumpul.

“Penyelidikan akan terus berlanjut. Jadi, semua yang sudah melanggar hukum akan ditindak secara tegas, keras, dan adil sesuai dengan hukum yang berlaku,” ujar Teo dalam pernyataan resminya Selasa malam (10/12).

Kemarin sejumlah pekerja memasang kamera pengawas pada tiang lampu jalan di sepanjang Race Course Road, tempat terjadinya kerusuhan. Papan peringatan mengenang Sakthivel juga didirikan di lokasi. Media lokal melaporkan bahwa intensitas patroli polisi di wilayah Little India meningkat.

Kementerian Luar Negeri Singapura menuturkan, pihaknya terus bekerja sama dengan Komisioner Tinggi India, atau duta besar, untuk memfasilitasi pendampingan hukum kepada warga negaranya. Permintaan tersebut termasuk mengirimkan pengacara.

Negara kecil dan maju di Asia Tenggara itu memiliki populasi penduduk 5,4 juta jiwa yang bergantung pada pekerja asing. Para pekerja itu mayoritas berasal dari negara Asia Selatan yang mendominasi sektor konstruksi.

Hampir 700 ribu pekerja asing mengantongi izin bekerja di sektor-sektor tertentu seperti bangunan dan pengiriman. Izin tersebut berlaku 2 tahun dan bisa diperbarui.

Kerusuhan Minggu malam adalah insiden kali kedua yang melibatkan pekerja migran dalam jumlah besar setahun terakhir. Pada November 2012, sebanyak 171 sopir bus asal Tiongkok mogok kerja lantaran menuntut kenaikan upah dan kualitas hidup. Aksi tersebut merupakan kali pertama terjadi di Singapura sejak 1986.

Dalam sidang, 5 sopir dijatuhi hukuman penjara setelah didakwa melakukan demonstrasi ilegal. Sebanyak 29 lainnya dideportasi tanpa harus disidang. (AFP/cak/c14/dos)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/