27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Pipa Minyak Meledak, 120 Tewas Terpanggang

Diduga Bocor, Warga Tampung Ramai-Ramai

NAIROBI-Sebuah ledakan hebat terjadi di Nairobi kemarin (12/9). Sedikitnya 120 orang tewas terpanggang akibat ledakan yang berasal dari pipa distribusi minyak di ibu kota Kenya tersebut. Jalur pipa yang melewati wilayah kumuh ibu kota itu diduga kuat mengalami kebocoran.

“Korban tewas mungkin akan terus bertambah. Sebab, evakuasi korban dari dalam sungai masih berlangsung,” kata Philip Kisia, pejabat dewan kota. Para korban yang hampir seluruhnya tidak bisa dikenali itu akan menjalani proses identifikasi di rumah sakit.

Ledakan hebat itu terjadi di kawasan industri Lunga-Lunga di Nairobi. Layaknya kawasan industri di wilayah lain, Lunga-Lunga dikelilingi perkampungan kumuh yang dikenal sebagai daerah Sinai. Karena letaknya terlalu dekat dengan kawasan industri, perkampungan kumuh itu juga menjadi jalur sejumlah fasilitas industri. Di antaranya, pipa distribusi minyak yang meledak itu.

Sebelum terjadi ledakan, para pejabat setempat sempat menerima laporan soal kebocoran pipa distribusi minyak di Lunga-Lunga.

“Agaknya warga di perkampungan kumuh itu lebih cepat mereaksi berita kebocoran pipa minyak. Mereka berbondong-bondong menuju sumber kebocoran dan mengumpulkan minyak di sana,”ujar Joseph Mwego, salah seorang penduduk Nairobi.

Makin lama, makin banyak warga yang berkumpul di lokasi kebocoran. Mereka bergantian menampung minyak yang mengalir keluar dari pipa yang bocor tersebut. Saat itu, secara tiba-tiba pipa distribusi meledak.
“Saya sempat mendengar suara ledakan yang sangat keras. Pipa minyak itu meledak dan terlihat percikan api di sana. Asap hitam kemudian membubung ke angkasa,”terang Mwego.

Warga yang antre menampung minyak pun tak sempat menyelamatkan diri. Mereka terjebak di lokasi dan terbakar atau terpanggang sampai tewas. Reporter Agence France-Presse yang ada di lokasi mengaku melihat puluhan mayat dalam kondisi gosong. Beberapa orang terlihat berlari ke sungai dengan tubuh terbakar. Karena luka bakar sangat parah, warga yang berlari ke sungai itu lantas menemui ajal di sana.

Palang Merah Kenya pun langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi. Karena tubuh para korban hangus terbakar, polisi beserta petugas pemadam kebakaran tidak berani mengangkat mayat-mayat itu dengan tangan kosong. Sebab, jasad yang gosong itu sangat rapuh dan bisa hancur jika diangkat. Karena itulah, mereka membutuhkan kantong mayat.

Selain proses evakuasi, pemadaman api membutuhkan proses yang tidak sebentar. Petugas pemadam kebakaran tidak menggunakan air untuk menjinakkan api. Mereka sengaja menyemprotkan busa kimia ke kobaran api. Polisi melipatgandakan penjagaan untuk menghalau warga yang terus berdatangan ke lokasi kejadian.

Sedikitnya 112 korban luka bakar langsung dilarikan ke Kenyatta National Hospital. Sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Beberapa di antaranya dalam kondisi serius atau kritis.  “Kami butuh banyak darah. Persediaan darah di rumah sakit ini sudah hampir habis. Selain itu, kami membutuhkan selimut,”kata Richard Lisiyampe, pimpinan rumah sakit tersebut. (ap/afp/hep/dwi/jpnn)

Diduga Bocor, Warga Tampung Ramai-Ramai

NAIROBI-Sebuah ledakan hebat terjadi di Nairobi kemarin (12/9). Sedikitnya 120 orang tewas terpanggang akibat ledakan yang berasal dari pipa distribusi minyak di ibu kota Kenya tersebut. Jalur pipa yang melewati wilayah kumuh ibu kota itu diduga kuat mengalami kebocoran.

“Korban tewas mungkin akan terus bertambah. Sebab, evakuasi korban dari dalam sungai masih berlangsung,” kata Philip Kisia, pejabat dewan kota. Para korban yang hampir seluruhnya tidak bisa dikenali itu akan menjalani proses identifikasi di rumah sakit.

Ledakan hebat itu terjadi di kawasan industri Lunga-Lunga di Nairobi. Layaknya kawasan industri di wilayah lain, Lunga-Lunga dikelilingi perkampungan kumuh yang dikenal sebagai daerah Sinai. Karena letaknya terlalu dekat dengan kawasan industri, perkampungan kumuh itu juga menjadi jalur sejumlah fasilitas industri. Di antaranya, pipa distribusi minyak yang meledak itu.

Sebelum terjadi ledakan, para pejabat setempat sempat menerima laporan soal kebocoran pipa distribusi minyak di Lunga-Lunga.

“Agaknya warga di perkampungan kumuh itu lebih cepat mereaksi berita kebocoran pipa minyak. Mereka berbondong-bondong menuju sumber kebocoran dan mengumpulkan minyak di sana,”ujar Joseph Mwego, salah seorang penduduk Nairobi.

Makin lama, makin banyak warga yang berkumpul di lokasi kebocoran. Mereka bergantian menampung minyak yang mengalir keluar dari pipa yang bocor tersebut. Saat itu, secara tiba-tiba pipa distribusi meledak.
“Saya sempat mendengar suara ledakan yang sangat keras. Pipa minyak itu meledak dan terlihat percikan api di sana. Asap hitam kemudian membubung ke angkasa,”terang Mwego.

Warga yang antre menampung minyak pun tak sempat menyelamatkan diri. Mereka terjebak di lokasi dan terbakar atau terpanggang sampai tewas. Reporter Agence France-Presse yang ada di lokasi mengaku melihat puluhan mayat dalam kondisi gosong. Beberapa orang terlihat berlari ke sungai dengan tubuh terbakar. Karena luka bakar sangat parah, warga yang berlari ke sungai itu lantas menemui ajal di sana.

Palang Merah Kenya pun langsung menerjunkan tim ke lokasi kejadian untuk membantu proses evakuasi. Karena tubuh para korban hangus terbakar, polisi beserta petugas pemadam kebakaran tidak berani mengangkat mayat-mayat itu dengan tangan kosong. Sebab, jasad yang gosong itu sangat rapuh dan bisa hancur jika diangkat. Karena itulah, mereka membutuhkan kantong mayat.

Selain proses evakuasi, pemadaman api membutuhkan proses yang tidak sebentar. Petugas pemadam kebakaran tidak menggunakan air untuk menjinakkan api. Mereka sengaja menyemprotkan busa kimia ke kobaran api. Polisi melipatgandakan penjagaan untuk menghalau warga yang terus berdatangan ke lokasi kejadian.

Sedikitnya 112 korban luka bakar langsung dilarikan ke Kenyatta National Hospital. Sebagian besar di antaranya adalah anak-anak. Beberapa di antaranya dalam kondisi serius atau kritis.  “Kami butuh banyak darah. Persediaan darah di rumah sakit ini sudah hampir habis. Selain itu, kami membutuhkan selimut,”kata Richard Lisiyampe, pimpinan rumah sakit tersebut. (ap/afp/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/