25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Hamas-Israel Sepakati Pertukaran Tahanan

JERUSALEM – Lima tahun berlalu kasus Gilad Shalit, tentara Israel yang ditangkap dan ditahan kelompok Hamas, kembali mengemuka. Selasa malam lalu (11/10), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tentara berkewarganegaraan Israel dan Prancis itu segera bebas. Hal itu terjadi setelah dia telah mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Hamas soal pertukaran tahanan.

“Kami telah bersepakat dengan Hamas soal pembebasan Gilad Shalit. Dia akan pulang dalam beberapa hari ke depan,” ujar Netanyahu sesaat setelah meneken perjanjian dengan Hamas, seperti diberitakan media kemarin (12/10). Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina yang selama ini mendekam di penjara-penjara Negeri Yahudi tersebut.

Tetapi, Netanyahu maupun Hamas masih bungkam soal tanggal pasti pertukaran tersebut. Mereka berjanji untuk merealisasikan pertukaran tahanan dalam waktu dekat. Jika pertukaran tahanan itu nantinya terwujud, berakhir sudah ketidakjelasan nasib Shalit. Sejak ditangkap militan Hamas di Jalur Gaza pada 25 Juni 2006, tak banyak kabar tentang pemuda 25 tahun itu.

Selama lima tahun ini, Shalit menjadi ikon nasional di Israel. Pemerintahan Netanyahu menempuh berbagai cara untuk membebaskan. Termasuk, melibatkan Palang Merah Internasional (ICRC) dan pemerintah Prancis, serta berdialog langsung dengan Hamas. Tapi, tidak satu pun upaya mereka membuahkan hasil.

Israel menyambut positif berita rencana pembebasan Shalit. Begitu mendengar kesepakatan yang dicapai dengan Hamas, Tel Aviv langsung memberikan dukungan penuh. Secara resmi kabinet Israel merestui rancangan Netanyahu melepaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina sebagai ganti kebebasan Shalit.

Yang tak kalah riang mendengar berita bebasnya Shalit adalah Noam dan Aviva Shalit. Selama 16 bulan terakhir, orang tua Shalit itu menduduki kediaman resmi Netanyahu. Keduanya mendirikan tenda untuk memperjuangkan kebebasan sang putra.

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal membenarkan soal kesepakatan dengan Netanyahu itu. Dari tempat tinggalnya di Damaskus, Syria, dia menegaskan pertukaran akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Hamas dan Israel sepakat membebaskan 1.027 tahanan Palestina, dan 27 di antaranya perempuan,” ujarnya. (afp/ap/hep/dwi/jpnn)

JERUSALEM – Lima tahun berlalu kasus Gilad Shalit, tentara Israel yang ditangkap dan ditahan kelompok Hamas, kembali mengemuka. Selasa malam lalu (11/10), Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa tentara berkewarganegaraan Israel dan Prancis itu segera bebas. Hal itu terjadi setelah dia telah mencapai kesepakatan dengan para pemimpin Hamas soal pertukaran tahanan.

“Kami telah bersepakat dengan Hamas soal pembebasan Gilad Shalit. Dia akan pulang dalam beberapa hari ke depan,” ujar Netanyahu sesaat setelah meneken perjanjian dengan Hamas, seperti diberitakan media kemarin (12/10). Sebagai gantinya, Israel akan membebaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina yang selama ini mendekam di penjara-penjara Negeri Yahudi tersebut.

Tetapi, Netanyahu maupun Hamas masih bungkam soal tanggal pasti pertukaran tersebut. Mereka berjanji untuk merealisasikan pertukaran tahanan dalam waktu dekat. Jika pertukaran tahanan itu nantinya terwujud, berakhir sudah ketidakjelasan nasib Shalit. Sejak ditangkap militan Hamas di Jalur Gaza pada 25 Juni 2006, tak banyak kabar tentang pemuda 25 tahun itu.

Selama lima tahun ini, Shalit menjadi ikon nasional di Israel. Pemerintahan Netanyahu menempuh berbagai cara untuk membebaskan. Termasuk, melibatkan Palang Merah Internasional (ICRC) dan pemerintah Prancis, serta berdialog langsung dengan Hamas. Tapi, tidak satu pun upaya mereka membuahkan hasil.

Israel menyambut positif berita rencana pembebasan Shalit. Begitu mendengar kesepakatan yang dicapai dengan Hamas, Tel Aviv langsung memberikan dukungan penuh. Secara resmi kabinet Israel merestui rancangan Netanyahu melepaskan sekitar 1.000 tahanan Palestina sebagai ganti kebebasan Shalit.

Yang tak kalah riang mendengar berita bebasnya Shalit adalah Noam dan Aviva Shalit. Selama 16 bulan terakhir, orang tua Shalit itu menduduki kediaman resmi Netanyahu. Keduanya mendirikan tenda untuk memperjuangkan kebebasan sang putra.

Pemimpin Hamas Khaled Meshaal membenarkan soal kesepakatan dengan Netanyahu itu. Dari tempat tinggalnya di Damaskus, Syria, dia menegaskan pertukaran akan dilaksanakan dalam waktu dekat. “Hamas dan Israel sepakat membebaskan 1.027 tahanan Palestina, dan 27 di antaranya perempuan,” ujarnya. (afp/ap/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/