26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Mesir Negara Arab ‘Terburuk untuk Perempuan’

Wanita Mesir
Wanita Mesir

 

SUMUTPOS.CO – Mesir kini menjadi negara terburuk untuk hak-hak perempuan di dunia Arab, menurut sebuah jajak pendapat yang melibatkan pakar-pakar kesetaraan gender.

Studi itu menemukan bahwa pelecehan seksual, tingginya tingkat praktik sunat pada perempuan dan pertumbuhan kelompok-kelompok Islam konservatif berkontribusi pada rendahnya ranking Mesir.

Kepulauan Comoro memuncaki tangga survei yang dilakukan oleh Thomson Reuters Foundation itu.

Jajak pendapat itu melibatkan 330 pakar kesetaraan gender di 21 negara Liga Arab dan juga Suriah.

Ini adalah studi ketiga yayasan itu yang berkonsentrasi pada hak-hak perempuan sejak revolusi Arab di tahun 2011.

 

‘PELECEHAN HARIAN’

Irak menempati posisi kedua terburuk setelah Mesir, disusul Arab Saudi, Suriah dan Yaman.

Kepulauan Comoro, dimana perempuan menempati 20% posisi kementerian, diikuti oleh Oman, Kuwait, Yordania dan Qatar.

Jajak pendapat itu meminta pakar untuk menilai faktor-faktor seperti kekerasan terhadap perempuan, hak-hak reproduksi, perlakukan terhadap perempuan di keluarga dan peran perempuan di politik serta ekonomi.

Hukum diskriminasi dan naiknya angka perdagangan manusia berkontribusi terhadap Klik posisi Mesir di dasar ranking 22 negara Arab, kata survei tersebut.

“Ada desa-desa di luar Kairo dan di tempat lain dengan aktivitas ekonomi utama perdagangan perempuan dan kawin paksa,” kata Zahra Radwan dari LSM Global Fund for Women yang berbasis di AS.

Namun, pelecehan seksual disebut sebagai faktor utama.

Sebuah laporan PBB pada April mengatakan 99,3% perempuan dan anak perempuan di Mesir menjadi korban pelecehan seksual.

“Penerimaan sosial akan pelecehan seksual harian berdampak pada semua perempuan di Mesir, terlepas dari usia, profesi atau latar belakang sosial ekonomi, status pernikahan, pakaian atau perlakuan,” kata Noora Flinkman dari kelompok kampanye Mesir HarrassMap.

Sementara itu, survei juga mengatakan Irak kini menjadi lebih berbahaya bagi perempuan dibandingkan dengan masa kekuasaan Saddam Hussein.

Klik Arab Saudi juga dinilai buruk dalam melibatkan partisipasi perempuan di politik, diskriminasi tempat kerja, kebebasan bergerak dan hak-hak properti.

Tapi negara konservatif mendapat nilai lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya menyangkut akses pendidikan dan kesehatan, hak reproduksi atau kekerasan gender. (NET)

Wanita Mesir
Wanita Mesir

 

SUMUTPOS.CO – Mesir kini menjadi negara terburuk untuk hak-hak perempuan di dunia Arab, menurut sebuah jajak pendapat yang melibatkan pakar-pakar kesetaraan gender.

Studi itu menemukan bahwa pelecehan seksual, tingginya tingkat praktik sunat pada perempuan dan pertumbuhan kelompok-kelompok Islam konservatif berkontribusi pada rendahnya ranking Mesir.

Kepulauan Comoro memuncaki tangga survei yang dilakukan oleh Thomson Reuters Foundation itu.

Jajak pendapat itu melibatkan 330 pakar kesetaraan gender di 21 negara Liga Arab dan juga Suriah.

Ini adalah studi ketiga yayasan itu yang berkonsentrasi pada hak-hak perempuan sejak revolusi Arab di tahun 2011.

 

‘PELECEHAN HARIAN’

Irak menempati posisi kedua terburuk setelah Mesir, disusul Arab Saudi, Suriah dan Yaman.

Kepulauan Comoro, dimana perempuan menempati 20% posisi kementerian, diikuti oleh Oman, Kuwait, Yordania dan Qatar.

Jajak pendapat itu meminta pakar untuk menilai faktor-faktor seperti kekerasan terhadap perempuan, hak-hak reproduksi, perlakukan terhadap perempuan di keluarga dan peran perempuan di politik serta ekonomi.

Hukum diskriminasi dan naiknya angka perdagangan manusia berkontribusi terhadap Klik posisi Mesir di dasar ranking 22 negara Arab, kata survei tersebut.

“Ada desa-desa di luar Kairo dan di tempat lain dengan aktivitas ekonomi utama perdagangan perempuan dan kawin paksa,” kata Zahra Radwan dari LSM Global Fund for Women yang berbasis di AS.

Namun, pelecehan seksual disebut sebagai faktor utama.

Sebuah laporan PBB pada April mengatakan 99,3% perempuan dan anak perempuan di Mesir menjadi korban pelecehan seksual.

“Penerimaan sosial akan pelecehan seksual harian berdampak pada semua perempuan di Mesir, terlepas dari usia, profesi atau latar belakang sosial ekonomi, status pernikahan, pakaian atau perlakuan,” kata Noora Flinkman dari kelompok kampanye Mesir HarrassMap.

Sementara itu, survei juga mengatakan Irak kini menjadi lebih berbahaya bagi perempuan dibandingkan dengan masa kekuasaan Saddam Hussein.

Klik Arab Saudi juga dinilai buruk dalam melibatkan partisipasi perempuan di politik, diskriminasi tempat kerja, kebebasan bergerak dan hak-hak properti.

Tapi negara konservatif mendapat nilai lebih baik dibandingkan dengan negara-negara Arab lainnya menyangkut akses pendidikan dan kesehatan, hak reproduksi atau kekerasan gender. (NET)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/