RAMALLAH, SUMUTPOS.CO – Ribuan warga Palestina mengiringi pemakaman Ziad Abu Ein, seorang menteri yang tewas akibat dicekik serdadu Israel ketika berunjuk rasa menentang pembangunan permukiman di daerah pendudukan di Tepi Barat.
Sebelum ayah empat anak ini dimakamkan di pekuburan El Bireh, Tepi Barat Kamis (11/12) lalu, jenazah Abu Zein disemayamankan dulu di Muqata untuk disalatkan bersama oleh ribuan warga Palestina, termasuk Presiden Mahmoud Abbas. Tampak bendera Palestina berkibar setengah tiang dan terdengar suara orang mengumandangkan ayat suci Alquran.
Perdana Menteri Palestina Rami al-Hamdallah mengatakan kepada media bahwa angkatan bersenjata Israel sengaja membunuh pria berusia 55 tahun itu. Menurut juru bicara pemerintah, Ehab Bseiso, hasil otopsi yang dikeluarkan oleh tim Palestina, Yordania, dan dokter Israel menunjukkan kematian Abu Ein bukan disebabkan oleh faktor alami. “Kami yakin Israel bertanggung jawab atas kematian Abu Ein,” ucap Bseiso.
Kejadian tragis itu dimulai ketika warga Palestina memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) di Desa Turmusaya di timur laut Kota Ramallah, Tepi Barat, pada Rabu siang (10/12) lalu. Abu Ein yang merupakan kepala Komisi Melawan Dinding Pemisah dan Permukiman dari Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) ikut serta dalam aksi tersebut. Kelompok yang diketuai Abu Ein itu bertugas memonitor aktivitas pembangunan permukiman oleh Israel di wilayah Tepi Barat yang sejatinya milik Palestina.
Massa berencana menanam pohon zaitun di dekat Desa Turmus Aiya di utara Ramallah. Entah bagaimana awalnya, mereka kemudian terlibat bentrok dengan Pasukan Pertahanan Israel (IDF). Salah seorang saksi, Kamal Abu Safaka, menjelaskan bahwa saat itu IDF memukuli warga Palestina yang ikut aksi. Abu Ein lantas berusaha melerai.
’’Tentara Israel memanggil nama Abu Ein dan tampak fokus kepadanya. Mereka (IDF, Red) memukulnya di dada dengan gagang senapan, lalu menarik lehernya dan mendorongnya kembali. Setelah itu, mereka melemparkan gas air mata dan granat setrum dalam jumlah yang banyak,’’ ujarnya.
Granat setrum tersebut menghasilkan kilatan dan suara yang keras namun tidak mematikan. Kombinasi pukulan, gas air mata, dan granat itulah yang mungkin mengakibatkan Abu Ein akhirnya tewas. Sebab, setelah menghirup gas air mata, dia langsung kehilangan kesadaran. (bbs/rbb)