32.8 C
Medan
Friday, May 24, 2024

Akhirnya Penggal Satu Tawanan Jepang

Algojo ISIS akhirnya memenggal seorang tahanan asal Jepang Haruna Yukawa. Rekannya, Kenji Goto, tinggal menghitung waktu.
Algojo ISIS akhirnya memenggal seorang tahanan asal Jepang Haruna Yukawa. Rekannya, Kenji Goto, tinggal menghitung waktu.

TOKYO, SUMUTPOS.CO – Islamic State (IS) atau yang biasa dikenal dengan sebutan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) benar-benar merealisasikan ancaman mereka. Salah seorang tahanan ISIS asal Jepang Haruna Yukawa akhirnya mati di tangan mereka. Kini Kenji Goto, tawanan asal Jepang lainnya, tinggal menghitung waktu untuk menjalani nasib yang sama dengan Yukawa.

Video yang mengonfirmasi kematian Yukawa itu diunggah ISIS pada Sabtu lalu (24/1). Dalam video yang berdurasi hampir 3 menit tersebut, Goto membawa foto Yukawa sebelum dan setelah dieksekusi. Dalam foto setelah eksekusi, Yukawa terbujur kaku setelah dipenggal ISIS. Kepala Yukawa diletakkan tepat di atas perutnya. Goto lantas berbicara dalam bahasa Inggris yang menyatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertanggung jawab atas kematian Yukawa itu.

“Kamu telah diberi batas waktu,” ujar Goto yang tampaknya membaca kata-kata instruksi dari ISIS. Yang dimaksud batas waktu adalah permintaan uang tebusan USD 200 juta (Rp 2,5 triliun) untuk Yukawa dan Goto. Uang tersebut seharusnya diserahkan dalam tempo waktu 72 jam terhitung sejak Selasa (20/1).

Yakin bakal tak diberi uang tebusan, ISIS mengganti strategi. Mereka tak lagi meminta uang, tapi meminta Sajida Al Rishawi yang diklaim sebagai saudari mereka dibebaskan. Sajida adalah perempuan Iraq yang dihukum mati di Jordania karena ikut dalam pengeboman di Amman pada 2005. Dalam peristiwa itu, setidaknya 60 orang dilaporkan tewas.

“Sederhana saja. Kamu berikan Sajida kepada mereka (ISIS, Red) dan saya akan dibebaskan,” ucap Goto. Belum ada kepastian apakah pemerintah Jepang kali ini akan menuruti permintaan tersebut ataukah membiarkan Goto dipenggal seperti halnya Yukawa.

Video yang telah tersebar luas itu sebelumnya dianggap palsu. Pasalnya, dalam video tersebut tidak diunggah di website milik ISIS seperti biasanya. Selain itu, dalam video tidak tampak bendera hitam milik ISIS. Prosesi eksekusi Yukawa juga tidak diperlihatkan. Namun, keraguan itu terbantahkan setelah penyelidikan dilakukan. Berdasar analisis yang dilakukan pemerintah Jepang, video tersebut bisa dipastikan asli. Sebab, kecocokan suara Goto di dalam video tersebut mencapai 99 persen. Itu diungkapkan sendiri oleh Abe kemarin (25/1). “Kami telah menyelidiki keasliannya. Sayang, pada saat ini kami harus mengatakan bahwa kredibilitasnya tinggi,” ujar Abe.

Presiden dari Partai Demokrasi Liberal Jepang itu mengungkapkan bahwa dirinya benar-benar kehilangan kata-kata untuk menanggapi hal tersebut. Menurut dia, aksi terorisme itu tidak bisa ditoleransi sama sekali dan tak bisa dimaafkan.

Hal senada diungkapkan beberapa pemimpin dunia. Presiden Prancis Francois Holande menyebut aksi ISIS itu layaknya pembunuhan yang dilakukan kaum barbar. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan bahwa putusan Abe untuk tak menyerahkan uang tebusan sudah tepat. “Inggris mendukung keputusan yang telah diambil Perdana Menteri Abe dan pemerintahannya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Shoichi Yukawa benar-benar terpukul dan kecewa atas kematian anaknya, Haruna Yukawa. “Saya merasa benar-benar hampa. Saya hanya merasa menyesal, saya sangat berharap bahwa ini tidak benar,” ujarnya.

Sedangkan Junko Ishido yang merupakan ibunda Goto masih yakin bahwa pemerintah akan menyelamatkan anaknya. Sebab, selama ini pemerintah Jepang tak pernah abai terhadap penduduknya. Ishido menceritakan bahwa Goto awal tahun lalu kenal dengan Yukawa. Dia sengaja ke Syria lagi Agustus lalu tidak hanya untuk meliput perang, tapi juga untuk menyelamatkan Yukawa dari tangan ISIS. Sayang, dia malah ikut tertangkap. “Sejak kecil Kenji (Goto, Red) adalah anak yang baik,” ujar Ishido. (AFP/Reuters/CNN/sha/c10/tia)

Algojo ISIS akhirnya memenggal seorang tahanan asal Jepang Haruna Yukawa. Rekannya, Kenji Goto, tinggal menghitung waktu.
Algojo ISIS akhirnya memenggal seorang tahanan asal Jepang Haruna Yukawa. Rekannya, Kenji Goto, tinggal menghitung waktu.

TOKYO, SUMUTPOS.CO – Islamic State (IS) atau yang biasa dikenal dengan sebutan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) benar-benar merealisasikan ancaman mereka. Salah seorang tahanan ISIS asal Jepang Haruna Yukawa akhirnya mati di tangan mereka. Kini Kenji Goto, tawanan asal Jepang lainnya, tinggal menghitung waktu untuk menjalani nasib yang sama dengan Yukawa.

Video yang mengonfirmasi kematian Yukawa itu diunggah ISIS pada Sabtu lalu (24/1). Dalam video yang berdurasi hampir 3 menit tersebut, Goto membawa foto Yukawa sebelum dan setelah dieksekusi. Dalam foto setelah eksekusi, Yukawa terbujur kaku setelah dipenggal ISIS. Kepala Yukawa diletakkan tepat di atas perutnya. Goto lantas berbicara dalam bahasa Inggris yang menyatakan bahwa Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe bertanggung jawab atas kematian Yukawa itu.

“Kamu telah diberi batas waktu,” ujar Goto yang tampaknya membaca kata-kata instruksi dari ISIS. Yang dimaksud batas waktu adalah permintaan uang tebusan USD 200 juta (Rp 2,5 triliun) untuk Yukawa dan Goto. Uang tersebut seharusnya diserahkan dalam tempo waktu 72 jam terhitung sejak Selasa (20/1).

Yakin bakal tak diberi uang tebusan, ISIS mengganti strategi. Mereka tak lagi meminta uang, tapi meminta Sajida Al Rishawi yang diklaim sebagai saudari mereka dibebaskan. Sajida adalah perempuan Iraq yang dihukum mati di Jordania karena ikut dalam pengeboman di Amman pada 2005. Dalam peristiwa itu, setidaknya 60 orang dilaporkan tewas.

“Sederhana saja. Kamu berikan Sajida kepada mereka (ISIS, Red) dan saya akan dibebaskan,” ucap Goto. Belum ada kepastian apakah pemerintah Jepang kali ini akan menuruti permintaan tersebut ataukah membiarkan Goto dipenggal seperti halnya Yukawa.

Video yang telah tersebar luas itu sebelumnya dianggap palsu. Pasalnya, dalam video tersebut tidak diunggah di website milik ISIS seperti biasanya. Selain itu, dalam video tidak tampak bendera hitam milik ISIS. Prosesi eksekusi Yukawa juga tidak diperlihatkan. Namun, keraguan itu terbantahkan setelah penyelidikan dilakukan. Berdasar analisis yang dilakukan pemerintah Jepang, video tersebut bisa dipastikan asli. Sebab, kecocokan suara Goto di dalam video tersebut mencapai 99 persen. Itu diungkapkan sendiri oleh Abe kemarin (25/1). “Kami telah menyelidiki keasliannya. Sayang, pada saat ini kami harus mengatakan bahwa kredibilitasnya tinggi,” ujar Abe.

Presiden dari Partai Demokrasi Liberal Jepang itu mengungkapkan bahwa dirinya benar-benar kehilangan kata-kata untuk menanggapi hal tersebut. Menurut dia, aksi terorisme itu tidak bisa ditoleransi sama sekali dan tak bisa dimaafkan.

Hal senada diungkapkan beberapa pemimpin dunia. Presiden Prancis Francois Holande menyebut aksi ISIS itu layaknya pembunuhan yang dilakukan kaum barbar. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron menyatakan bahwa putusan Abe untuk tak menyerahkan uang tebusan sudah tepat. “Inggris mendukung keputusan yang telah diambil Perdana Menteri Abe dan pemerintahannya,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Shoichi Yukawa benar-benar terpukul dan kecewa atas kematian anaknya, Haruna Yukawa. “Saya merasa benar-benar hampa. Saya hanya merasa menyesal, saya sangat berharap bahwa ini tidak benar,” ujarnya.

Sedangkan Junko Ishido yang merupakan ibunda Goto masih yakin bahwa pemerintah akan menyelamatkan anaknya. Sebab, selama ini pemerintah Jepang tak pernah abai terhadap penduduknya. Ishido menceritakan bahwa Goto awal tahun lalu kenal dengan Yukawa. Dia sengaja ke Syria lagi Agustus lalu tidak hanya untuk meliput perang, tapi juga untuk menyelamatkan Yukawa dari tangan ISIS. Sayang, dia malah ikut tertangkap. “Sejak kecil Kenji (Goto, Red) adalah anak yang baik,” ujar Ishido. (AFP/Reuters/CNN/sha/c10/tia)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/