33.6 C
Medan
Tuesday, June 25, 2024

Dua Bom Bunuh Diri, 80 Tewas

Taliban Balas Kematian Osama

CHARSADDA – Ancaman Tehreek-e-Taliban Pakistan alias Taliban Pakistan membalas kematian Osama bin Laden bukan sekadar gertak sambal, Jumat (13/5) pagi. Dua pelaku bom bunuh diri kelompok radikal meledakkan bom di dekat Frontier Constabulary, sebuah kamp pelatihan paramiliter di Shabqadar, Distrik Charsadda. Bom tersebut menewaskan 80 orang serta melukai 140 lainnya.

Itu merupakan serangan balasan pertama, setelah Osama tewas ditembak pasukan khusus Angkatan Laut AS, Navy Seals, 1 Mei lalu, di kediamannya di Abbottabad, Pakistan.

“Tunggu serangan yang lebih besar di Pakistan dan Afghanistan,” kata Juru Bicara Taliban Pakistan,  Ehsanullah Ehsan kepada Agence France-Presse melalui telepon.

Setelah Osama diumumkan tewas oleh Presiden AS Barack Obama dari Gedung Putih, Taliban Pakistan merupakan kelompok pertama yang langsung memaklumatkan serangan balasan. Meski, Taliban sebenarnya bukan bagian dari Al Qaeda. Ketika itu, Taliban Pakistan menyebut Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari sebagai target serangan pertama. Berikutnya adalah berbagai aset serta kepentingan AS.

Nah, Frontier Constabulary bisa dibilang merupakan kepentingan AS di Pakistan. Para kadet di kamp pelatihan itu yang direkrut dari berbagai wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan dididik langsung para anggota pasukan khusus AS.
Pada 5 Mei lalu, 800 kadet dinyatakan lulus dari pelatihan selama setahun tersebut. Mereka itulah yang lantas diterjunkan di garis depan di kawasan barat laut Pakistan yang menjadi sarang kelompok-kelompok radikal seperti Al Qaeda dan Taliban.

Dua bom kemarin menyala sebelum pukul 06.00 waktu Charsadda yang hanya terpisah sejam perjalanan darat dari ibu kota Islamabad. Atau tak lama setelah para peserta didik di Frontier Constabulary menunaikan salat Subuh.

Pelaku bom bunuh diri pertama meledakkan diri di tengah jalan di depan kamp. Ledakan itu menarik perhatian para kadet yang langsung mengerumuni tempat kejadian. Mereka sebenarnya sudah ditunggu puluhan minivan yang akan membawanya mudik karena Jumat merupakan hari libur di Pakistan.

Sebagaimana dilansir Associated Press, selang beberapa menit kemudian, melintas pelaku bom bunuh diri lainnya yang mengendarai sepeda motor dan meledakkan diri tepat di dekat kerumunan dengan kekuatan lebih besar dari bom pertama.

Sebanyak 66 di antara seluruh korban yang tewas merupakan para kadet di kamp yang dibiayai AS tersebut, sedangkan 11 lainnya adalah warga sipil. Di antara seluruh korban yang terluka, menurut dr Abdul Hameed Afridi dari Rumah Sakit Lady Rieding di Peshawar tempat korban dirawat, 40 orang kritis.

Bashir Ahmed Bilour, seorang pejabat pemerintahan di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, wilayah Distrik Charsadda, mengutuk keras pengeboman kemarin. “Apa yang didapat lewat pengeboman ini, siapa yang terbunuh?” ujarnya. “Apakah berhasil membunuh Amerika atau justru para kadet muda tak bersalah yang hendak pulang kampung.”

Dia juga menyerang AS yang dianggap memicu aksi setelah menyergap dan membunuh Osama tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan. “Mereka (AS) harus datang dan melihat akibat perbuatannya. Kami ini manusia, bukan komoditas yang bisa dibeli,” tegasnya dikutip Daily Mail. (c5/ttg/jpnn)

Taliban Balas Kematian Osama

CHARSADDA – Ancaman Tehreek-e-Taliban Pakistan alias Taliban Pakistan membalas kematian Osama bin Laden bukan sekadar gertak sambal, Jumat (13/5) pagi. Dua pelaku bom bunuh diri kelompok radikal meledakkan bom di dekat Frontier Constabulary, sebuah kamp pelatihan paramiliter di Shabqadar, Distrik Charsadda. Bom tersebut menewaskan 80 orang serta melukai 140 lainnya.

Itu merupakan serangan balasan pertama, setelah Osama tewas ditembak pasukan khusus Angkatan Laut AS, Navy Seals, 1 Mei lalu, di kediamannya di Abbottabad, Pakistan.

“Tunggu serangan yang lebih besar di Pakistan dan Afghanistan,” kata Juru Bicara Taliban Pakistan,  Ehsanullah Ehsan kepada Agence France-Presse melalui telepon.

Setelah Osama diumumkan tewas oleh Presiden AS Barack Obama dari Gedung Putih, Taliban Pakistan merupakan kelompok pertama yang langsung memaklumatkan serangan balasan. Meski, Taliban sebenarnya bukan bagian dari Al Qaeda. Ketika itu, Taliban Pakistan menyebut Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari sebagai target serangan pertama. Berikutnya adalah berbagai aset serta kepentingan AS.

Nah, Frontier Constabulary bisa dibilang merupakan kepentingan AS di Pakistan. Para kadet di kamp pelatihan itu yang direkrut dari berbagai wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan dididik langsung para anggota pasukan khusus AS.
Pada 5 Mei lalu, 800 kadet dinyatakan lulus dari pelatihan selama setahun tersebut. Mereka itulah yang lantas diterjunkan di garis depan di kawasan barat laut Pakistan yang menjadi sarang kelompok-kelompok radikal seperti Al Qaeda dan Taliban.

Dua bom kemarin menyala sebelum pukul 06.00 waktu Charsadda yang hanya terpisah sejam perjalanan darat dari ibu kota Islamabad. Atau tak lama setelah para peserta didik di Frontier Constabulary menunaikan salat Subuh.

Pelaku bom bunuh diri pertama meledakkan diri di tengah jalan di depan kamp. Ledakan itu menarik perhatian para kadet yang langsung mengerumuni tempat kejadian. Mereka sebenarnya sudah ditunggu puluhan minivan yang akan membawanya mudik karena Jumat merupakan hari libur di Pakistan.

Sebagaimana dilansir Associated Press, selang beberapa menit kemudian, melintas pelaku bom bunuh diri lainnya yang mengendarai sepeda motor dan meledakkan diri tepat di dekat kerumunan dengan kekuatan lebih besar dari bom pertama.

Sebanyak 66 di antara seluruh korban yang tewas merupakan para kadet di kamp yang dibiayai AS tersebut, sedangkan 11 lainnya adalah warga sipil. Di antara seluruh korban yang terluka, menurut dr Abdul Hameed Afridi dari Rumah Sakit Lady Rieding di Peshawar tempat korban dirawat, 40 orang kritis.

Bashir Ahmed Bilour, seorang pejabat pemerintahan di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, wilayah Distrik Charsadda, mengutuk keras pengeboman kemarin. “Apa yang didapat lewat pengeboman ini, siapa yang terbunuh?” ujarnya. “Apakah berhasil membunuh Amerika atau justru para kadet muda tak bersalah yang hendak pulang kampung.”

Dia juga menyerang AS yang dianggap memicu aksi setelah menyergap dan membunuh Osama tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan. “Mereka (AS) harus datang dan melihat akibat perbuatannya. Kami ini manusia, bukan komoditas yang bisa dibeli,” tegasnya dikutip Daily Mail. (c5/ttg/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/