SUMUTPOS.CO – Mantan sekretaris Imelda Marcos diganjar enam tahun penjara karena menjual tiga lukisan yang diklaim pemerintah Filipina.
Salah satu lukisan yang dijual Vilma Bautista adalah karya pelukis Prancis, Claude Monet, berjudul Le Bassin aux Nympheas yang nilainya mencapai US$32 juta.
Hakim di pengadilan New York mengatakan perempuan berusia 75 tahun itu -yang mengenakan alat pacu jantung- bisa bebas dengan jaminan selama proses banding yang diajukan pengacaranya.
Bautista juga diminta hakim untuk membayar tunggakan pajak pendapatan sebesar US$3,5 juta dari pernjualan lukisan tersebut.
Ketiga lukisan yang dijualnya diambil pada tahun 1995 dari sebuah rumah milik pemerintah Filipina di New York.
Dia mengatakan mendapat izin tertulis dari mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos, untuk menjualnya dan surat tersebut ditemukan di apartemen Bautista di kawasan Manhattan.
Pemerintah Filipina ingin mendapatkan kembali ketiga lukisan tersebut.
“Kami akan mendapatkannya kembali. Mereka dibeli dengan menggunakan anggaran negara jadi merupakan milik rakyat Filipina,” tutur Andres Bautista kepada kantor berita Reuters.
Andres -yang tidak ada hubungan dengan Vilma Bautista- merupakan pejabat pemerintah Filipina yang pernah memimpin satuan tugas untuk merebut kembali kekayaan yang dihimpun keluarga Ferdinand Marco, yang diperkirakan mencapai US$10 miliar. (NET)
SUMUTPOS.CO – Mantan sekretaris Imelda Marcos diganjar enam tahun penjara karena menjual tiga lukisan yang diklaim pemerintah Filipina.
Salah satu lukisan yang dijual Vilma Bautista adalah karya pelukis Prancis, Claude Monet, berjudul Le Bassin aux Nympheas yang nilainya mencapai US$32 juta.
Hakim di pengadilan New York mengatakan perempuan berusia 75 tahun itu -yang mengenakan alat pacu jantung- bisa bebas dengan jaminan selama proses banding yang diajukan pengacaranya.
Bautista juga diminta hakim untuk membayar tunggakan pajak pendapatan sebesar US$3,5 juta dari pernjualan lukisan tersebut.
Ketiga lukisan yang dijualnya diambil pada tahun 1995 dari sebuah rumah milik pemerintah Filipina di New York.
Dia mengatakan mendapat izin tertulis dari mantan ibu negara Filipina, Imelda Marcos, untuk menjualnya dan surat tersebut ditemukan di apartemen Bautista di kawasan Manhattan.
Pemerintah Filipina ingin mendapatkan kembali ketiga lukisan tersebut.
“Kami akan mendapatkannya kembali. Mereka dibeli dengan menggunakan anggaran negara jadi merupakan milik rakyat Filipina,” tutur Andres Bautista kepada kantor berita Reuters.
Andres -yang tidak ada hubungan dengan Vilma Bautista- merupakan pejabat pemerintah Filipina yang pernah memimpin satuan tugas untuk merebut kembali kekayaan yang dihimpun keluarga Ferdinand Marco, yang diperkirakan mencapai US$10 miliar. (NET)