27 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Perempuan Jihadis Gunakan Twitter untuk Promosikan ISIS

Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah.
Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah.

SUMUTPOS.CO – Gambar-gambar kucing dan sepatu perancang diunggah di Twitter, di samping retorika-retorika ekstremis, menggambarkan “kehidupan indah” di Suriah, dan gambar-gambar medan perang yang mengerikan.

Selamat datang ke “Jaringan Umm”, beranggotakan lebih dari 100 orang yang mengklaim sebagai jihadis perempuan asing di Twitter.

Umm adalah panggilan terhormat dalam Bahasa Arab, dipaka untuk perempuan sebagai figur ibu.

Seperti juga dengan kelompok militan Negara Islam (ISIS), Twitter ternyata merupakan alat media sosial favorit dari jaringan Umm, menurut para analis yang memantau aktivitas media sosial jihadis.

Media sosial ini digunakan untuk berbagai cara, termasuk merekrut perempuan dan laki-laki, menyebarkan gambar dan video untuk para calon jihadis, dan mempromosikan pesan-pesan ISIS.

Salah satu dari anggota yang paling dikenal dari jaringan Umm adalah @UmmLayth – alias Aqsa Mahmood, yang mengidentifikasi diri sebagai remaja Skotlandia keturunan Muslim yang meninggalkan rumahnya ke Suriah, tempat ia diyakini telah menikahi seorang militan. Ia tidak lagi menulis di Twitter, namun pihak berwenang memperkirakan ia ditarik ke Suriah lewat jejaring Internet.

Meski jumlah jihadis perempuan Eropa mungkin hanya 30 orang, menurut Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di London, ada kekhawatiran bahwa peringkat mereka dapat naik.

Di Perancis, sebuah salurang untuk melaporkan radikalisasi melaporkan bahwa 45 persen panggilan menyangkut perempuan. Baru-baru ini, seorang perempuan Perancis berusia 16 tahun ditahan di Perancis karena diduga sedang mencari jalan ke Suriah.

Erin Saltman dari Yayasan Quilliam di London, sebuah lembaga pemikiran kontra-terorisme, memperkirakan jumlah perempuan Barat yang bepergian ke Suriah mencapai 200 orang, dibandingkan 3.000 untuk pria.

Para pejabat Barat telah menunjukkan kekhawatiran bahwa para pejuang jihadis Barat yang kembali dari Suriah dan Irak dapat meluncurkan serangan teroris di negara asal mereka. (BBC)

Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah.
Seseorang dengan akun @_UmmWaqqas memasang foto ini di Twitter, dan menyebut teman-temannya @UmmLayth_, Umm Haritha dan Umm Ubaydiah.

SUMUTPOS.CO – Gambar-gambar kucing dan sepatu perancang diunggah di Twitter, di samping retorika-retorika ekstremis, menggambarkan “kehidupan indah” di Suriah, dan gambar-gambar medan perang yang mengerikan.

Selamat datang ke “Jaringan Umm”, beranggotakan lebih dari 100 orang yang mengklaim sebagai jihadis perempuan asing di Twitter.

Umm adalah panggilan terhormat dalam Bahasa Arab, dipaka untuk perempuan sebagai figur ibu.

Seperti juga dengan kelompok militan Negara Islam (ISIS), Twitter ternyata merupakan alat media sosial favorit dari jaringan Umm, menurut para analis yang memantau aktivitas media sosial jihadis.

Media sosial ini digunakan untuk berbagai cara, termasuk merekrut perempuan dan laki-laki, menyebarkan gambar dan video untuk para calon jihadis, dan mempromosikan pesan-pesan ISIS.

Salah satu dari anggota yang paling dikenal dari jaringan Umm adalah @UmmLayth – alias Aqsa Mahmood, yang mengidentifikasi diri sebagai remaja Skotlandia keturunan Muslim yang meninggalkan rumahnya ke Suriah, tempat ia diyakini telah menikahi seorang militan. Ia tidak lagi menulis di Twitter, namun pihak berwenang memperkirakan ia ditarik ke Suriah lewat jejaring Internet.

Meski jumlah jihadis perempuan Eropa mungkin hanya 30 orang, menurut Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di London, ada kekhawatiran bahwa peringkat mereka dapat naik.

Di Perancis, sebuah salurang untuk melaporkan radikalisasi melaporkan bahwa 45 persen panggilan menyangkut perempuan. Baru-baru ini, seorang perempuan Perancis berusia 16 tahun ditahan di Perancis karena diduga sedang mencari jalan ke Suriah.

Erin Saltman dari Yayasan Quilliam di London, sebuah lembaga pemikiran kontra-terorisme, memperkirakan jumlah perempuan Barat yang bepergian ke Suriah mencapai 200 orang, dibandingkan 3.000 untuk pria.

Para pejabat Barat telah menunjukkan kekhawatiran bahwa para pejuang jihadis Barat yang kembali dari Suriah dan Irak dapat meluncurkan serangan teroris di negara asal mereka. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/