“Ia memilih perempuan itu karena caranya berpakaian dan itulah yang benar-benar membuat saya marah,” akunya.
Ia menyambung, “Perempuan yang sedang duduk di seberang saya ini memakai jilbab, ia mengurusi dirinya sendiri, ia tak mengatakan apa-apa yang kelewat batas, ia bahkan tak berbicara.”
Polisi mendorong korban pelecehan ras untuk melapor
Stacey mengatakan, ia melewatkan pemberhentiannya sendiri untuk memastikan pasangan itt merasa aman, dan ketika ia melihat mereka turun di halte Bandara Internasional, Stacey lantas turun di stasiun Wolli Creek.
“Saya benar-benar khawatir tentang apa yang bisa terjadi. Saya tinggal di kereta selama beberapa perhentian hanya untuk memastikan semuanya baik-baik saja,” ceritanya.
Suami korban, Hafeez Ahmed Bhatti, mengunggah ucapan terima kasihnya di Facebook dengan menulis: “Video ini tak saya buat sendiri. Inilah yang terjadi kepada kami di dalam sebuah kereta di Sydney, Tuhan memberkati Stacey Eden, ia mendukung kami”.
Stacey mengatakan, ia merasa terdorong untuk membela karena tak ada orang lain yang melakukan sesuatu.
“Saya hanya merasa, jika tak ada satupun yang mengatakan apa-apa, ini akan terus terjadi, jadi saya harus mengatakan itu. Orang-orang seperti itu sangatlah bodoh. Mereka tak akan mendengarkan apa yang Anda katakan,” akunya.
Juru bicara polisi New South Wales mengatakan, pihak mereka akan meninjau rekaman video itu.
“Polisi NSW menyadari adanya insiden yang terjadi dalam kereta yang bepergian menuju bandara, Inner West dan jalur Selatan yang melibatkan dugaan fitnah rasial, kemarin (15/4),”kemukanya.
Sang jubir menambahkan, “Pihak transportasi kami tengah meninjau sebuah video yang diunggah secara online dalam upaya untuk mengidentifikasi pelaku yang disangkakan.”
Polisi mengatakan, mereka belum menerima laporan dari tuduhan penyerangan itu dan mendorong korban untuk melapor. (jpnn)