DHAKA, SUMUTPOS.CO – Kelakuan A.Y.M Fakhruzzaman ini tidak patut ditiru. Dia mengorganisasi kelompok untuk menangkap anak-anak jalanan. Yang membuat miris, anak jalanan itu tidak disuruh mengemis, tetapi dipakai sebagai model video porno anak-anak. Rekaman yang sudah selesai dikirimkan ke kliennya di luar Bangladesh.
“Kami langsung beraksi begitu mendapat informasi dari interpol,” ujar Polisi Senior Departemen Investigasi Kriminal Bangladesh Shah Alam.
Fakhruzzaman bukan seorang pengangguran atau orang biasa. Dia adalah penulis buku best seller di Bangladesh. Dalam buku dan tulisan-tulisannya, dia biasa menggunakan nama Tipu Kibria. Dia telah menulis lebih dari 50 buku. Enam novel horor karyanya telah menjadi best seller di kalangan remaja. Kibria juga menjadi editor sebuah majalah remaja selama bertahun-tahun. Sebuah penyamaran yang sempurna untuk seorang pedofil.
Alam menjelaskan, Kibria mulai beraksi pada 2005. Total ada lebih dari 400 anak laki-laki yang menjadi korban. Rata-rata, usia mereka 10-12 tahun. Saat menggeledah studio miliknya di Mugda, Dhaka, polisi menemukan ratusan foto dan video porno anak-anak.
“Kami menemukan hal di luar imajinasi kami. Akan memakan waktu berminggu-minggu untuk menganalisisnya,” ujar Alam. Polisi juga menyelamatkan seorang anak 12 tahun dari studio tersebut. Si anak laki-laki itu menyatakan telah dilecehkan kelompok yang dipimpin Kibria.
Kibria tidak hanya menjual video dan foto porno anak-anak tersebut ke pelanggannya di luar negeri. Tetapi, dia juga mendatangkan pedofil-pedofil dari luar negeri ke Bangladesh. Dia menyodorkan anak jalanan yang berhasil ditangkap kepada para pedofil itu sebagai hiburan. (AFP/sha/c23/dos)
DHAKA, SUMUTPOS.CO – Kelakuan A.Y.M Fakhruzzaman ini tidak patut ditiru. Dia mengorganisasi kelompok untuk menangkap anak-anak jalanan. Yang membuat miris, anak jalanan itu tidak disuruh mengemis, tetapi dipakai sebagai model video porno anak-anak. Rekaman yang sudah selesai dikirimkan ke kliennya di luar Bangladesh.
“Kami langsung beraksi begitu mendapat informasi dari interpol,” ujar Polisi Senior Departemen Investigasi Kriminal Bangladesh Shah Alam.
Fakhruzzaman bukan seorang pengangguran atau orang biasa. Dia adalah penulis buku best seller di Bangladesh. Dalam buku dan tulisan-tulisannya, dia biasa menggunakan nama Tipu Kibria. Dia telah menulis lebih dari 50 buku. Enam novel horor karyanya telah menjadi best seller di kalangan remaja. Kibria juga menjadi editor sebuah majalah remaja selama bertahun-tahun. Sebuah penyamaran yang sempurna untuk seorang pedofil.
Alam menjelaskan, Kibria mulai beraksi pada 2005. Total ada lebih dari 400 anak laki-laki yang menjadi korban. Rata-rata, usia mereka 10-12 tahun. Saat menggeledah studio miliknya di Mugda, Dhaka, polisi menemukan ratusan foto dan video porno anak-anak.
“Kami menemukan hal di luar imajinasi kami. Akan memakan waktu berminggu-minggu untuk menganalisisnya,” ujar Alam. Polisi juga menyelamatkan seorang anak 12 tahun dari studio tersebut. Si anak laki-laki itu menyatakan telah dilecehkan kelompok yang dipimpin Kibria.
Kibria tidak hanya menjual video dan foto porno anak-anak tersebut ke pelanggannya di luar negeri. Tetapi, dia juga mendatangkan pedofil-pedofil dari luar negeri ke Bangladesh. Dia menyodorkan anak jalanan yang berhasil ditangkap kepada para pedofil itu sebagai hiburan. (AFP/sha/c23/dos)