27 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Bom Guncang 17 Kota di Iraq

BAGHDAD- Gelombang kekerasan terus melanda Iraq. Meskipun Amerika Serikat (AS) telah resmi menarik pasukannya dari sana, serangan maut dan ledakan bom masih mengguncang negeri itu. Bahkan, sedikitnya 66 jiwa melayang dalam serangkaian serangan di Iraq kemarin (15/8). Sedangkan korban luka mencapai 230 orang.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Nuri al-Maliki langsung menyatakan kemarin sebagai hari paling berdarah di Iraq sepanjang tahun ini. Mewakili pemerintah Iraq, Ketua Parlemen Osama al-Nujaifi menyesalkan sekaligus mengecam insiden yang terjadi di 17 kota tersebut. “Para petinggi keamanan harus bertanggung jawab atas pelanggaran ini,” tegasnya di hadapan media.

Serangan paling mematikan terjadi di pusat Kota Kut. Kota yang berjarak sekitar 160 kilometer dari Baghdad itu diguncang dua ledakan bom. Ledakan pertama terdengar pukul 08.00 waktu setempat (pukul 12.00 WIB). Tak lama kemudian, bom kedua dari dalam mobil meledak. Dalam ledakan ganda itu, 40 tewas.

“Saya sedang berjalan menuju kios saya di pasar, tiba-tiba terjadi ledakan. Saya terlempar dan langsung tidak sadarkan diri. Saat terbangun, saya berada di atas tempat tidur,” kata Saadun Muftin (26)  menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Karama.

Dua ledakan tersebut membuat kota di selatan ibu kota itu tertutup asap tebal. Terutama, di perempatan dekat pasar yang menjadi lokasi ledakan. “Saya tidak bisa melihat apapun kecuali asap,” tutur Mohammed Jassim, seorang pedagang di pasar Kota Kut. Selain menewaskan 40 orang, ledakan ganda itu membuat sedikitnya 65 orang terluka.
Sejauh ini, belum ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Upaya evakuasi korban terus berlangsung. Saking kuatnya ledakan, beberapa mayat berada dalam kondisi tak utuh.
Bersamaan dengan itu, tiga polisi tewas dan tujuh orang lainnya terluka akibat dua bom bunuh diri di Kota Tikrit. Dua pelaku meledakkan bom  rompi di dalam markas pasukan antiteror.

Serangkaian ledakan lainnya terjadi di Kota Najaf, Kota Karbala, Kota Kirkuk. dan Kota Ramadi. Rata-rata ledakan itu disebabkan oleh bom mobil dan bom bunuh diri. Dalam serangkaian ledakan itu, 11 tewas.  (ap/afp/hep/dwi/jpnn)
Ledakan bom dalam skala lebih kecil juga terjadi di Kota Taji, Balad, Mosul, dan Iskandiriyah. Empat tewas dalam serangkaian ledakan tersebut.

Di Provinsi Diyala, sedikitnya delapan orang tewas dan 35 lainnya terluka dalam serangkaian insiden yang terjadi di enam kota. Salah satunya adalah insiden di Kota Baquba, ibu kota provinsi paling rawan tersebut. “Empat orang di antaranya adalah serdadu Iraq. Mereka ditembak mati di pos pemeriksaan militer di ibu kota,” ujar Firas al-Dulaimi, dokter di rumah sakit pusat. (ap/afp/hep/dwi/jpnn)

BAGHDAD- Gelombang kekerasan terus melanda Iraq. Meskipun Amerika Serikat (AS) telah resmi menarik pasukannya dari sana, serangan maut dan ledakan bom masih mengguncang negeri itu. Bahkan, sedikitnya 66 jiwa melayang dalam serangkaian serangan di Iraq kemarin (15/8). Sedangkan korban luka mencapai 230 orang.

Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Nuri al-Maliki langsung menyatakan kemarin sebagai hari paling berdarah di Iraq sepanjang tahun ini. Mewakili pemerintah Iraq, Ketua Parlemen Osama al-Nujaifi menyesalkan sekaligus mengecam insiden yang terjadi di 17 kota tersebut. “Para petinggi keamanan harus bertanggung jawab atas pelanggaran ini,” tegasnya di hadapan media.

Serangan paling mematikan terjadi di pusat Kota Kut. Kota yang berjarak sekitar 160 kilometer dari Baghdad itu diguncang dua ledakan bom. Ledakan pertama terdengar pukul 08.00 waktu setempat (pukul 12.00 WIB). Tak lama kemudian, bom kedua dari dalam mobil meledak. Dalam ledakan ganda itu, 40 tewas.

“Saya sedang berjalan menuju kios saya di pasar, tiba-tiba terjadi ledakan. Saya terlempar dan langsung tidak sadarkan diri. Saat terbangun, saya berada di atas tempat tidur,” kata Saadun Muftin (26)  menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Karama.

Dua ledakan tersebut membuat kota di selatan ibu kota itu tertutup asap tebal. Terutama, di perempatan dekat pasar yang menjadi lokasi ledakan. “Saya tidak bisa melihat apapun kecuali asap,” tutur Mohammed Jassim, seorang pedagang di pasar Kota Kut. Selain menewaskan 40 orang, ledakan ganda itu membuat sedikitnya 65 orang terluka.
Sejauh ini, belum ada individu atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bom tersebut. Upaya evakuasi korban terus berlangsung. Saking kuatnya ledakan, beberapa mayat berada dalam kondisi tak utuh.
Bersamaan dengan itu, tiga polisi tewas dan tujuh orang lainnya terluka akibat dua bom bunuh diri di Kota Tikrit. Dua pelaku meledakkan bom  rompi di dalam markas pasukan antiteror.

Serangkaian ledakan lainnya terjadi di Kota Najaf, Kota Karbala, Kota Kirkuk. dan Kota Ramadi. Rata-rata ledakan itu disebabkan oleh bom mobil dan bom bunuh diri. Dalam serangkaian ledakan itu, 11 tewas.  (ap/afp/hep/dwi/jpnn)
Ledakan bom dalam skala lebih kecil juga terjadi di Kota Taji, Balad, Mosul, dan Iskandiriyah. Empat tewas dalam serangkaian ledakan tersebut.

Di Provinsi Diyala, sedikitnya delapan orang tewas dan 35 lainnya terluka dalam serangkaian insiden yang terjadi di enam kota. Salah satunya adalah insiden di Kota Baquba, ibu kota provinsi paling rawan tersebut. “Empat orang di antaranya adalah serdadu Iraq. Mereka ditembak mati di pos pemeriksaan militer di ibu kota,” ujar Firas al-Dulaimi, dokter di rumah sakit pusat. (ap/afp/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/