WASHINGTON, SUMUTPOS.CO – Paramedis lagi-lagi tertular virus ebola dari pasiennya. Kemarin (15/10) Dinas Kesehatan Negara Bagian Texas, Amerika Serikat (AS), melaporkan bahwa virus mematikan itu menjangkiti satu perawat lain yang bertugas merawat Thomas Eric Duncan yang meninggal karena ebola pada 8 Oktober lalu.
“Sama seperti kasus penularan pertama lalu, perawat ini juga terjangkit virus dari pasien yang dirawat di Texas Health Presbyterian Hospital beberapa waktu lalu,” ujar petugas Dinas Kesehatan Texas. Perawat yang menangani Duncan tersebut mulai mengalami demam pada Selasa waktu setempat (14/10). Dia langsung menjalani perawatan isolasi pada hari itu juga.
Begitu hasil tes perawat yang namanya tidak disebutkan itu positif, petugas kesehatan pun langsung bergerak cepat. “Kami langsung mewawancarai pasien untuk mencari tahu siapa saja yang telah berinteraksi dengan si perawat saat badannya mulai demam,” jelas petugas Dinas Kesehatan Texas secara tertulis. Selanjutnya, petugas melacak keberadaan sekitar 76 orang yang berinteraksi dengan si perawat.
“Kami akan mengawasi rekan-rekan dan kerabat pasien tersebut karena mereka berpotensi besar terjangkit virus,” ungkap Dinas Kesehatan Texas. Biasanya, para suspect ebola itu akan menjalani karantina selama maksimal 21 hari. Sebab, masa inkubasi virus yang kali pertama merebak di Afrika Barat tersebut berkisar 21 hari. Selama masa inkubasi, suspect tidak selalu menunjukkan gejala yang berkaitan dengan ebola.
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menanggapi pernyataan Dinas Kesehatan Texas soal perawat kedua itu dengan prihatin. “Bertambahnya jumlah pekerja kesehatan yang positif terinfeksi ebola merupakan sesuatu yang serius. CDC sudah aktif menempuh beberapa langkah untuk meminimalkan risiko penularan terhadap paramedis atau orang lain,” jelas CDC.
Di tempat terpisah, Anthony Fauci, direktur Institute of Allergy and Infectious Diseases pada NIH, menanggapi serius kasus penularan ebola terhadap perawat itu. “Seharusnya, ini semua tidak perlu terjadi,” katanya. Kemarin media melaporkan bahwa para perawat di Texas Health Presbyterian Hospital buka suara soal prosedur penanganan pasien ebola. Ternyata, tidak semua perawat paham cara menanganinya.
“Pemerintah memang kurang agresif menanggapi wabah ebola ini,” kata Tom Frieden, pemimpin CDC. Akibatnya, kini ebola bisa menular dari pasien ke petugas medis seperti perawat dan dokter. Dari Duncan yang terinfeksi virus saat di Liberia, dua perawat rumah sakit bergengsi di Kota Dallas tersebut juga terjangkit ebola. Sebab, mereka terpapar virus terus-menerus dari Duncan.
Kemarin serikat perawat di rumah sakit di Kota Dallas mengkritik pemerintah yang tidak memberikan protokol apa pun kepada mereka. “CDC mengatakan, para petugas kesehatan telah melanggar protokol. Tetapi, para perawat itu tidak merasa melanggar apa pun. “Apa yang kami langgar” Protokol saja tidak ada,” ucap salah seorang aktivis. (AP/AFP/hep/c15/ami)