CONNECTICUT- Tragedi penembakan mengerikan kembali terjadi di dua belahan benua dalam waktu hampir bersamaan. Di Amerika Serikat
seorang pemuda berumur 20 tahun yang diketahui bernama Adam Lanza tanpa ampun menembaki anak-anak berumur 5-10 tahun yang sedang bersekolah di Sekolah Dasar Sandi Hook di Connecticut, Jumat (14/12) pagi waktu setempat. Akibat kekejaman Lanza 28 orang tewas. Sementara, di Provinsi Henan, Cina, seorang pria secara membabi buta menyerang dan menikam murid-murid sekolah, melukai 22 bocah.
Selain anak-anak, peluru yang diketahui dimuntahkan dari pistol jenis Glock dan SIG Sauer itu juga telah mencabut nyawa lima orang guru pengajar. Bahkan, ibu Lanza yang diketahui menjadi guru di sekolah tersebut adalah orang pertama yang ditembak Lanza hingga tewas.
Diduga Kepala SD Sandy Hook Dawn Hochsprung tak luput jadi korban kekejaman Lanza. Usai menembaki para korbannya tanpa ampun, Lanza lantas memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dengan cara menembak dirinya sendiri.
Berdasarkan beberapa sumber, Lanza masuk ke sekolah tersebut sekitar pukul 09.20. Saat itu kegiatan sekolah baru saja dimulai. Lanza sendiri mengantongi sekitar 200 peluru. Dia lantas mencari ibunnya yang diketahui bernama Nancy dan langsung menembaknya.
Setelah membunuh ibunya, Lanza yang diduga memiliki kelainan jiwa itu semakin kesetanan. Dia menyisir ruang-ruang kelas lainnya dan menembaki siapapun yang dia temui.
PRESIDEN Amerika Barack Obama pun tak kuasa menitikan saat berpidato untuk mengucapkan bela sungkawa kepada korban penembakan di sebuah SD di Newtown Connecticut AS. Dia mengecam pelaku yang telah menembak dan menewaskan 20 siswa SD Sandy Hook itu.
“Mereka seharusnya unya kehidupan yang panjang. Merayakan ulang tahun, kelulusan, pernikahan, dan membesarkan anak-anak mereka sendiri,” kata Obama mengenang para korban tersebut. Suami Michelle Obama itu nampaknya benar-benar emosional dengan tragedi ini. Dia beberapa kali berhenti berbicara. Menunduk. Lantas mengusap air mata yang hampir jatuh ke pipinya.
Obama lantas melanjutkan bahwa mereka yang menjadi korban adalah anak-anak warga AS. Karenanya dia mengajak seluruh warganya untuk merasakan apa yang telah dirasakan keluarga para korban. “Saya mengucapkan kesedihan mendalam untuk orang tua, saudara dan keluarga anak-anak yang tidak berdosa ini,” imbuhnya.
Tak hanya untuk anak-anak. Obama juga merasa prihatin atas tewasnya beberapa guru pengajar di sekolah tersebut. Kata dia, para guru itu sudah mengabdikan hidupnya untuk membesarkan dan membimbing anak-anak. “Mereka adalah guru yang telah menjaga anak-anak kita,” imbuhnya lantas sambil kembali mengusap air mata.
Selain itu, orang nomor satu di Amerika mengatakan bahwa kejadian sudah terlalu banyak kejadian mengerikan seperti yang terjadi kali ini. Dia pun mengajak warganya untuk ikut mencegah kejadian serupa.
Sementara itu, di belahan bumi lainnya, di Cina, seorang pria secara membabi buta menyerang dan menikam murid-murid sekolah, melukai 22 bocah.
Diberitakan CNN, serangan itu terjadi pada Jumat waktu setempat di Sekolah Dasar Desa Chengpeng, Provinsi Henan. Serangan terjadi di depan gerbang sekolah tersebut oleh seorang pria desa berusia 36 tahun.
Pria yang diduga mengalami gangguan jiwa itu menusuk puluhan siswa. Beberapa di antaranya mengalami luka kritis. Menurut saksi mata, pelaku pertama melukai seorang nenek di gerbang, lalu mengincar anak-anak. Dia akhirnya berhasil dilumpuhkan oleh petugas keamanan.
Pelaku langsung ditahan polisi. Keamanan sekolah di Cina diperketat setelah sebelumnya pada 2010 juga terjadi aksi penikaman brutal di sekolah yang menewaskan 20 anak. Seusai peristiwa itu, pemerintah Cina menerapkan aturan pembelian pisau. Bagi pembeli pisau model besar, diharuskan memperlihatkan kartu identitas.
Dua Lagi Tewas di Las Vegas
Setelah tragedi di SD Sandy Hook, Connecticut, insiden penembakan juga terjadi di kawasan Las Vegas Strip, Clark County, Negara Bagian Nevada, Jumat malam waktu setempat atau Sabtu pagi WIB. Dua orang tewas, termasuk pelaku, dalam insiden yang membuat para pengunjung kasino serta tamu Hotel dan Kasino Excalibur berhamburan keluar itu.
“Penembakan terjadi sekitar pukul 20.30 waktu setempat di pintu masuk hotel,” kata Letnan Ray Steiber, pejabat Kepolisian Metro Las Vegas. Saat itu resepsionis hotel sibuk melayani tamu yang check in. Sebab, malam itu ada beberapa event yang digelar bersamaan di Las Vegas Strip. Salah satunya adalah final rodeo tingkat nasional.
Steiber menyatakan, pelaku yang identitasnya tidak disebutkan itu menembak salah seorang penjaga stan di lobi hotel. Perempuan yang tercatat sebagai pegawai pada biro perjalanan wisata online VEGAS.com itu langsung ambruk begitu tubuhnya tertembus peluru. Beberapa saksi mata mengaku mendengar lebih dari satu tembakan sebelum melihat korban tergeletak di lantai.
“Setelah menembak korbannya, pelaku langsung mengarahkan senjata pada dirinya, kemudian bunuh diri,” terang Steiber. Pelaku tewas seketika. Sedangkan korban yang identitasnya tidak dipublikasikan tersebut terluka parah dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, nyawa perempuan muda itu tidak tertolong.
Hingga kemarin (15/12), polisi masih menyelidiki insiden tersebut. Motivasi pelaku serta hubungan pelaku dengan korban menjadi prioritas polisi dalam investigasi. Pasca penembakan, hotel berbentuk kastil itu tetap buka dan melayani tamu seperti biasa. “Kami tetap melayani tamu hotel dan pengunjung kasino dengan normal,” tutur Gordon Absher, juru bicara MGM Resorts International, pemilik Hotel dan Kasino Excalibur.
Tak Ada WNI
Kementerian Luar Negeri langsung bergerak ketika mendengar terjadi penembakan brutal oleh Adam Lanza, 20 yang telah menewaskan 28 orang di sebuah SD di Newtown Connecticut maupun di Las Vegas Strip. Kementerian yang dipimpin Marty Natalegwa itu pun melansir tidak ada WNI yang menjadi korban kekejaman Lanza.
“Sampai saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban penembakan,” kata Direktur Informasi dan Media Kemenlu Priatna dalam siaran persnya hari ini. Priatna mengatakan, begitu memperoleh informasi ada tragedi penembakan di SD Sandy Hook, pihak KJRI New York langsung berupaya mengontak beberapa WNI yang tinggal di sekitar daerah tersebut.
Nah para WNI di sana melaporkan tidak ada warga Indonesia yang menjadi korban. Meski begitu, KJRI New York akan terus memantau perkembangan terakhir dari kejadian tersebut.
Seperti diketahui, 20 anak tak berdosa berumur 5-10 tahun menjadi korban kebrutalan Lanza. Dia masuk ke sekolah tersebut Jumat (14/12) pagi sekitar pukul 09.20 waktu setempat. Saat itu kegiatan sekolah baru saja dimulai. Lanza sendiri mengantongi sekitar 200 peluru. Dia lantas mencari ibunnya yang diketahui bernama Nancy dan langsung menembaknya.
Setelah membunuh ibunya, Lanza yang diduga memiliki kelainan jiwa itu semakin kesetanan. Dia menyisir ruang-ruang kelas lainnya dan menembaki siapapun yang dia temui.( nyt/ap/rtr/mas/jpnn)