26.7 C
Medan
Tuesday, May 7, 2024

Dari 900 Ribu WNI yang Berobat ke Penang, Setengahnya Orang Sumut

Foto: Istimewa
Sherena Azli, CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) saat jumpa media, Minggu (13/10/2019).

PENANG, SUMUTPOS.CO – Sepanjang 2018, warga negara asing yang berobat ke Malaysia, mencapai 1,2 juta. Dari jumlah itu, warga negara Indonesia mendominasi di angka 900 orang. Dan dari keseluruhan WNI itu, setengahnya merupakan warga Sumatera Utara. Destinasi favorit orang Sumut adalah rumah sakit di Penang.

“Bisa dikatakan, warga Medan, Sumatera Utaralah yang menjadi asal muasal tren berobat ke Penang di kalangan orang Indonesia. Dari Medan baru menjalar ke daerah lain, seperti Jakarta, Aceh dan Surabaya,” ungkap CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), Sherene Azli, saat jumpa media Familiarisation Trip di St Wembley Georgetown, Penang, Malaysia, Minggu (13/10/2019).

Ada enam teratas jenis penyakit yang umumnya diperiksakan pasien asal Sumatera Utara. Mulai dari medical full check up, ortopedi, kardiologi, onkologi (cancer), IVF (bayi tabung), dan saraf (neurologi). Respons cepat dan diagnosis menyeluruh yang diberikan dari rumah sakit kepada para pasien dengan biaya yang relatif terjangkau, menurutnya, menjadi alasan utama para pasien datang berobat ke Malaysia. Biaya berobat ke Malaysia terjangkau karena pemerintah mengatur ketat mengenai biaya.

“Selain itu, adanya kesamaan budaya dan rumpun menjadi menyebabkan pasien Indonesia nyaman berobat di Penang. Jadi bisa aja fee jasa konsultasi itu tinggi. Tapi dengan pasien Indonesia, fee ini dijadikan lebih murah karena komunikasi lebih mudah dibandingkan ke pasien negara lain. Begitu juga dengan laporan medis, tidak perlu translate medical report. Sehingga tidak perlu pengeluaran biaya tambahan,” kata Sherene.

Selain itu, kampanye mulut ke mulut menjadikan rumah sakit di Malaysia makin dipercaya. “Sebelumnya ada pasien yang berobat di salahsatu rumah sakit di Penang. Karena puas, ia menceritakannya ke anggota keluarga atau tetangga. Kesaksian orang dekat biasanya lebih dipercaya,” kata Sherene yang tahun 2017 lalu terpilih sebagai salahsatu dari 30 Women Achievers and Leaders of Malaysia) yang  oleh the Golden Globe Tigers Award 2017.

Karena tingginya minat warga asing berobat ke rumah sakit di Penang dan Kualalumpur, pemerintahan Malaysia membentuk Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) pada tahun 2009 lalu, yang fokus memberikan pelayanan dan mempromosikan industri wisata kesehatan di Malaysia.

Foto: Istimewa
Sherena Azli, CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) saat jumpa media, Minggu (13/10/2019).

Organisasi yang saat ini di bawah naungan Kementerian Keuangan Malaysia itu, bertanggung jawab mengelola perjalanan wisata kesehatan ke Malaysia. Melalui program MHTC, pemerintah Malaysia menghubungkan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dengan para pasien.

“Malaysia memiliki totalnya 200 rumah sakit swasta, tidak termasuk klinik gigi dan pusat kesehatan. Mitra Rumah Sakit MHTC terdiri dari 73 anggota rumah sakit swasta aktif untuk wisatawan kesehatan. Sebanyak 21 di antaranya terdiri dari anggota elite dan 52 anggota biasa,” kata Sherene.

RS elit incaran pasien antara lain Island Hospital, Penang Adventist Hospital, Gleneagles Hospital Penang, dan Loh Guan Lye Specialist Centre.

“MHTC memberikan pelayanan ‘end to end’ bagi pasien yang ingin berobat di Malaysia. Jadi sebelum pasien datang, kami sudah menyambut kedatangan mereka di bandara. Selepas dari rumah sakit, rehabilitasi, laporan medis untuk dokter di Indonesia juga, seluruhnya kami dampingi dan itu gratis. Jadi pasien yang datang tidak perlu lagi bingung mau ke mana,” jelasnya.

MHTC juga melayani pemberian informasi kepada calon pasien. Mulai dari tanya-tanya biaya, rumah sakit, dokter, hingga pilihan hotel bahkan pilihan transportasi. “Kami ada kerjasama dnegan Traveloka untuk memberikan diskon tiket bagi pasien,” katanya.

MHTC menyediakan concierge dan lounge di bandara, untuk pasien yang akan berobat ke Malaysia. Bahkan disediakan jalur cepat (fast track) di bandara untuk para pasien.

Kemudian, MHTC juga melibatkan pihak kementrian dan pihak imigrasi untuk pembuatan e-visa bagi pasien-pasien yang butuh waktu lama berada di Penang. “Bahkan ada jalur cepat (fast track) di bandara,” tambahnya manis.

Atas pelayanannya yang terigrasi, MHTC beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional. Seperti penghargaan International Living (Global Retirement Index 2015, 2016, 2017, 2018, 2019), sebagai Best Country in the World for Healthcare.

MHTC memiliki situs sendiri yakni www.medicaltourism.com.my. Bahkan ada kantornya di PIC Jakarta. Tanya-tanya informasi boleh melalui Whatsapp di nomor 0812 897 100 29. “Semua gratis,” kata Sherene mengakhiri. (mea)

Foto: Istimewa
Sherena Azli, CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) saat jumpa media, Minggu (13/10/2019).

PENANG, SUMUTPOS.CO – Sepanjang 2018, warga negara asing yang berobat ke Malaysia, mencapai 1,2 juta. Dari jumlah itu, warga negara Indonesia mendominasi di angka 900 orang. Dan dari keseluruhan WNI itu, setengahnya merupakan warga Sumatera Utara. Destinasi favorit orang Sumut adalah rumah sakit di Penang.

“Bisa dikatakan, warga Medan, Sumatera Utaralah yang menjadi asal muasal tren berobat ke Penang di kalangan orang Indonesia. Dari Medan baru menjalar ke daerah lain, seperti Jakarta, Aceh dan Surabaya,” ungkap CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC), Sherene Azli, saat jumpa media Familiarisation Trip di St Wembley Georgetown, Penang, Malaysia, Minggu (13/10/2019).

Ada enam teratas jenis penyakit yang umumnya diperiksakan pasien asal Sumatera Utara. Mulai dari medical full check up, ortopedi, kardiologi, onkologi (cancer), IVF (bayi tabung), dan saraf (neurologi). Respons cepat dan diagnosis menyeluruh yang diberikan dari rumah sakit kepada para pasien dengan biaya yang relatif terjangkau, menurutnya, menjadi alasan utama para pasien datang berobat ke Malaysia. Biaya berobat ke Malaysia terjangkau karena pemerintah mengatur ketat mengenai biaya.

“Selain itu, adanya kesamaan budaya dan rumpun menjadi menyebabkan pasien Indonesia nyaman berobat di Penang. Jadi bisa aja fee jasa konsultasi itu tinggi. Tapi dengan pasien Indonesia, fee ini dijadikan lebih murah karena komunikasi lebih mudah dibandingkan ke pasien negara lain. Begitu juga dengan laporan medis, tidak perlu translate medical report. Sehingga tidak perlu pengeluaran biaya tambahan,” kata Sherene.

Selain itu, kampanye mulut ke mulut menjadikan rumah sakit di Malaysia makin dipercaya. “Sebelumnya ada pasien yang berobat di salahsatu rumah sakit di Penang. Karena puas, ia menceritakannya ke anggota keluarga atau tetangga. Kesaksian orang dekat biasanya lebih dipercaya,” kata Sherene yang tahun 2017 lalu terpilih sebagai salahsatu dari 30 Women Achievers and Leaders of Malaysia) yang  oleh the Golden Globe Tigers Award 2017.

Karena tingginya minat warga asing berobat ke rumah sakit di Penang dan Kualalumpur, pemerintahan Malaysia membentuk Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) pada tahun 2009 lalu, yang fokus memberikan pelayanan dan mempromosikan industri wisata kesehatan di Malaysia.

Foto: Istimewa
Sherena Azli, CEO Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC) saat jumpa media, Minggu (13/10/2019).

Organisasi yang saat ini di bawah naungan Kementerian Keuangan Malaysia itu, bertanggung jawab mengelola perjalanan wisata kesehatan ke Malaysia. Melalui program MHTC, pemerintah Malaysia menghubungkan rumah sakit pemerintah dan rumah sakit swasta dengan para pasien.

“Malaysia memiliki totalnya 200 rumah sakit swasta, tidak termasuk klinik gigi dan pusat kesehatan. Mitra Rumah Sakit MHTC terdiri dari 73 anggota rumah sakit swasta aktif untuk wisatawan kesehatan. Sebanyak 21 di antaranya terdiri dari anggota elite dan 52 anggota biasa,” kata Sherene.

RS elit incaran pasien antara lain Island Hospital, Penang Adventist Hospital, Gleneagles Hospital Penang, dan Loh Guan Lye Specialist Centre.

“MHTC memberikan pelayanan ‘end to end’ bagi pasien yang ingin berobat di Malaysia. Jadi sebelum pasien datang, kami sudah menyambut kedatangan mereka di bandara. Selepas dari rumah sakit, rehabilitasi, laporan medis untuk dokter di Indonesia juga, seluruhnya kami dampingi dan itu gratis. Jadi pasien yang datang tidak perlu lagi bingung mau ke mana,” jelasnya.

MHTC juga melayani pemberian informasi kepada calon pasien. Mulai dari tanya-tanya biaya, rumah sakit, dokter, hingga pilihan hotel bahkan pilihan transportasi. “Kami ada kerjasama dnegan Traveloka untuk memberikan diskon tiket bagi pasien,” katanya.

MHTC menyediakan concierge dan lounge di bandara, untuk pasien yang akan berobat ke Malaysia. Bahkan disediakan jalur cepat (fast track) di bandara untuk para pasien.

Kemudian, MHTC juga melibatkan pihak kementrian dan pihak imigrasi untuk pembuatan e-visa bagi pasien-pasien yang butuh waktu lama berada di Penang. “Bahkan ada jalur cepat (fast track) di bandara,” tambahnya manis.

Atas pelayanannya yang terigrasi, MHTC beberapa kali mendapatkan penghargaan internasional. Seperti penghargaan International Living (Global Retirement Index 2015, 2016, 2017, 2018, 2019), sebagai Best Country in the World for Healthcare.

MHTC memiliki situs sendiri yakni www.medicaltourism.com.my. Bahkan ada kantornya di PIC Jakarta. Tanya-tanya informasi boleh melalui Whatsapp di nomor 0812 897 100 29. “Semua gratis,” kata Sherene mengakhiri. (mea)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/