SUMUTPOS.CO – Sebanyak 50 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka setelah pesawat tempur Angkatan Udara Nigeria menjatuhkan bom di kamp pengungsi timur laut Rann, daerah perbatasan Nigeria dengan Kamerun, Selasa (17/1) waktu setempat.
Jumlah korban tewas dan yang terluka ini diperkirakan masih akan bertambah. Mayoritas korban adalah warga sipil dan sisanya merupakan aktivis kemanusiaan.
Komandan militer Nigeria, Mayor Jenderal Lucky Irabor mengatakan, insiden ini merupakan kecelakaan. Pihaknya menerima informasi di daerah tersebut sedang berkumpul militan Boko Haram.
“Kami menerima koordinat geografis di mana Boko Haram berkumpul. AU tidak akan sengaja menargetkan warga sipil. Namun kami menyesal karena telah terjadi kesalahan. Saya pastikan akan ada penyelidikan,” ujar Mayjen Irabor seperti dikutip dari Metro, Rabu (18/1).
Media setempat mencatat, pengakuan Irabor ini adalah untuk pertama kalinya militer Nigeria mengaku membuat kesalahan. Sementara Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memberi label tragedi ini dengan kesalahan operasional. (adk/jpnn)
SUMUTPOS.CO – Sebanyak 50 orang tewas dan lebih dari 100 lainnya luka setelah pesawat tempur Angkatan Udara Nigeria menjatuhkan bom di kamp pengungsi timur laut Rann, daerah perbatasan Nigeria dengan Kamerun, Selasa (17/1) waktu setempat.
Jumlah korban tewas dan yang terluka ini diperkirakan masih akan bertambah. Mayoritas korban adalah warga sipil dan sisanya merupakan aktivis kemanusiaan.
Komandan militer Nigeria, Mayor Jenderal Lucky Irabor mengatakan, insiden ini merupakan kecelakaan. Pihaknya menerima informasi di daerah tersebut sedang berkumpul militan Boko Haram.
“Kami menerima koordinat geografis di mana Boko Haram berkumpul. AU tidak akan sengaja menargetkan warga sipil. Namun kami menyesal karena telah terjadi kesalahan. Saya pastikan akan ada penyelidikan,” ujar Mayjen Irabor seperti dikutip dari Metro, Rabu (18/1).
Media setempat mencatat, pengakuan Irabor ini adalah untuk pertama kalinya militer Nigeria mengaku membuat kesalahan. Sementara Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari memberi label tragedi ini dengan kesalahan operasional. (adk/jpnn)