SUMUTPOS.CO – Pencarian penumpang kapal yang tenggelam di Malaysia terus dilakukan dan hingga Rabu siang sebanyak 61 orang WNI yang diduga tidak memiliki izin tinggal di Malaysia berhasil diselamatkan, kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.
“Kemudian, dilaporkan juga ada lima orang yang meninggal dikirim ke rumah sakit di Kuala Lumpur untuk diotopsi,” kata Herman kepada Rizki Washarti dari BBC Indonesia.
Sekitar 30 orang masih dinyatakan hilang, kata Herman.
Kapal jenis pum-pum itu tenggelam di Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia dengan membawa sekitar 97 orang WNI.
“Kita akan cross-check ke sana nanti yah. Biasanya memang begini, menjelang Ramadan, biasanya mereka (pendatang tanpa izin) akan memakai jalan pintas, memakai perahu-perahu yang mungkin sebenarnya tidak muat begitu atau ada accident di lautan jika mereka kena ombak atau bagaimana, nanti kita akan tahu jika sudah ketemu korban-korban yang terselamatkan,” tambah Herman.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, dalam keterangan tertulis mengatakan mereka adalah pendatang asing tanpa izin yang berangkat dari Kampung Air Hitam, Pulau Carey, menuju Aceh.
Wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak, melaporkan kapal yang tenggelam itu terbuat dari kayu.
Menurut Tatang, saat ini air sedang dalam keadaan surut dan mengakibatkan tim SAR tidak dapat masuk ke alur sungai tersebut. (BBC)
SUMUTPOS.CO – Pencarian penumpang kapal yang tenggelam di Malaysia terus dilakukan dan hingga Rabu siang sebanyak 61 orang WNI yang diduga tidak memiliki izin tinggal di Malaysia berhasil diselamatkan, kata Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Herman Prayitno.
“Kemudian, dilaporkan juga ada lima orang yang meninggal dikirim ke rumah sakit di Kuala Lumpur untuk diotopsi,” kata Herman kepada Rizki Washarti dari BBC Indonesia.
Sekitar 30 orang masih dinyatakan hilang, kata Herman.
Kapal jenis pum-pum itu tenggelam di Sungai Air Hitam, Kuala Langat, Selangor, Malaysia dengan membawa sekitar 97 orang WNI.
“Kita akan cross-check ke sana nanti yah. Biasanya memang begini, menjelang Ramadan, biasanya mereka (pendatang tanpa izin) akan memakai jalan pintas, memakai perahu-perahu yang mungkin sebenarnya tidak muat begitu atau ada accident di lautan jika mereka kena ombak atau bagaimana, nanti kita akan tahu jika sudah ketemu korban-korban yang terselamatkan,” tambah Herman.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri, Tatang Razak, dalam keterangan tertulis mengatakan mereka adalah pendatang asing tanpa izin yang berangkat dari Kampung Air Hitam, Pulau Carey, menuju Aceh.
Wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak, melaporkan kapal yang tenggelam itu terbuat dari kayu.
Menurut Tatang, saat ini air sedang dalam keadaan surut dan mengakibatkan tim SAR tidak dapat masuk ke alur sungai tersebut. (BBC)