25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Mutasi Baru Virus Corona: Lebih Menular!

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Inggris mengeluarkan pembatasan yang lebih ketat selama musim liburan, setelah para pejabat Inggris menyatakan ada jenis virus Corona baru. Jenis virus Corona ini dinilai lebih menular dan menyebar dengan cepat di Inggris tenggara.

MELINTAS: Dua wanita melintas di depan poster Covid-19. Inggris mengeluarkan pembatasan yang lebih ketat selama musim liburan, setelah para pejabat Inggris menyatakan ada jenis virus Corona baru.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, jenis baru ini 70 persen lebih mudah ditularkan daripada versi lain, dengan sudah terhitung lebih dari 62 persen infeksi COVID-19 di London.

Dikutip dari EuroNews, pada tanggal 14 Desember 2020, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pertama kali mengumumkan bahwa ada varian baru virus Corona (versi virus yang bermutasi) di London dan Inggris Tenggara.

“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada,” ujar Hancock. Lebih dari 1.000 kasus telah diidentifikasi di 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda.

Dr Mike Ryan, Direktur Program Kedaruratan WHO mengatakan, varian genetik ini dilaporkan pada 1.000 individu di Inggris.”Varian khusus ini tampaknya menjadi lebih umum di Inggris,” ujarnya.

Menurut Kepala teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, varian ini adalah N501Y yang sebenarnya sudah dipantau oleh kelompok kerja evolusi virus WHO. Ini muncul dalam konteks varian cerpelai yang diidentifikasi di tempat lain.

N501Y hanyalah salahsatu perubahan pada varian di Inggris yang berdasarkan sebuah studi tentang genom varian tersebut. Hancock mengatakan bahwa mereka tidak mengira jenis virus Corona ini akan gagal merespons vaksin.

Apa saja perubahan pada jenis virus corona baru ini?

Kepala penasihat ilmiah Inggris, Sir Patrick Vallance, mengatakan bahwa varian baru memiliki 23 perubahan. Banyak di antaranya terkait dengan perubahan protein yang dibuat virus.

“Ini adalah varian dalam jumlah besar yang luar biasa. Ini juga memiliki varian di area virus yang diketahui dengan bagaimana virus mengikat ke sel dan memasuki sel,” ujar Vallance.

“Jadi ada beberapa perubahan yang menyebabkan kekhawatiran dalam tampilan virus,” tambahnya. Studi dan analisis telah menunjukkan bahwa strain tersebut lebih mudah menular, yang berarti menyebar lebih cepat.

Varian baru Corona ini pertama kali muncul pada bulan September dan November pada 28 persen kasus COVID-19 di London. Pada minggu 9 Desember, lebih dari 62 persen kasus COVID-19 London berasal dari varian baru ini.

“Jadi, yang diberitahukan di sini adalah bahwa varian baru ini tidak hanya bergerak cepat, namun dapat meningkatkan kemampuannya dalam mentransmisikan, tetapi juga menjadi varian yang dominan. Ini mengalahkan yang lain dalam hal transmisi,” kata Vallance.

Para pejabat Inggris mengatakan bahwa karena penularannya yang lebih tinggi, varian tersebut akan menyebabkan peningkatan jumlah reproduksi negara itu atau dikenal dengan istilah angka R. Ini merupakan jumlah rata-rata infeksi sekunder dari satu orang yang terinfeksi.

Saat ini jumlah tersebut antara 1,1 dan 1,2 di Inggris. “Rata-rata, setiap 10 orang yang terinfeksi akan menularkan antara 11 dan 12 orang lainnya,” ujar pemerintah Inggris dalam pernyataannya.

Pejabat Inggris mengatakan angka tersebut bisa meningkat sebesar 0,4 karena varian baru yang berarti epidemi akan menyebar lebih cepat. Setiap angka R di atas satu berarti epidemi sedang berkembang.

Apakah varian baru ini menyebabkan penyakit yang lebih parah?

Pejabat Inggris mengatakan bahwa mereka tidak berpikir bahwa varian baru dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih banyak kematian, tetapi penyebarannya yang lebih cepat dapat menyebabkan masalah besar pada jumlah infeksi.

“Tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan bahwa jenis baru menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan ancaman meskipun pekerjaan mendesak sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini,” kata Profesor Chris Whitty, Kepala petugas medis Inggris.

Vallance menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan lebih banyak rawat inap, tetapi untuk saat ini masalahnya adalah penularan. “Virus ini menyebar lebih mudah dan oleh karena itu diperlukan lebih banyak tindakan untuk mengendalikannya,” ujarnya. (dtc)

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Inggris mengeluarkan pembatasan yang lebih ketat selama musim liburan, setelah para pejabat Inggris menyatakan ada jenis virus Corona baru. Jenis virus Corona ini dinilai lebih menular dan menyebar dengan cepat di Inggris tenggara.

MELINTAS: Dua wanita melintas di depan poster Covid-19. Inggris mengeluarkan pembatasan yang lebih ketat selama musim liburan, setelah para pejabat Inggris menyatakan ada jenis virus Corona baru.

Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan, jenis baru ini 70 persen lebih mudah ditularkan daripada versi lain, dengan sudah terhitung lebih dari 62 persen infeksi COVID-19 di London.

Dikutip dari EuroNews, pada tanggal 14 Desember 2020, Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock pertama kali mengumumkan bahwa ada varian baru virus Corona (versi virus yang bermutasi) di London dan Inggris Tenggara.

“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini tumbuh lebih cepat dari varian yang sudah ada,” ujar Hancock. Lebih dari 1.000 kasus telah diidentifikasi di 60 wilayah otoritas lokal yang berbeda.

Dr Mike Ryan, Direktur Program Kedaruratan WHO mengatakan, varian genetik ini dilaporkan pada 1.000 individu di Inggris.”Varian khusus ini tampaknya menjadi lebih umum di Inggris,” ujarnya.

Menurut Kepala teknis WHO untuk COVID-19, Maria Van Kerkhove, varian ini adalah N501Y yang sebenarnya sudah dipantau oleh kelompok kerja evolusi virus WHO. Ini muncul dalam konteks varian cerpelai yang diidentifikasi di tempat lain.

N501Y hanyalah salahsatu perubahan pada varian di Inggris yang berdasarkan sebuah studi tentang genom varian tersebut. Hancock mengatakan bahwa mereka tidak mengira jenis virus Corona ini akan gagal merespons vaksin.

Apa saja perubahan pada jenis virus corona baru ini?

Kepala penasihat ilmiah Inggris, Sir Patrick Vallance, mengatakan bahwa varian baru memiliki 23 perubahan. Banyak di antaranya terkait dengan perubahan protein yang dibuat virus.

“Ini adalah varian dalam jumlah besar yang luar biasa. Ini juga memiliki varian di area virus yang diketahui dengan bagaimana virus mengikat ke sel dan memasuki sel,” ujar Vallance.

“Jadi ada beberapa perubahan yang menyebabkan kekhawatiran dalam tampilan virus,” tambahnya. Studi dan analisis telah menunjukkan bahwa strain tersebut lebih mudah menular, yang berarti menyebar lebih cepat.

Varian baru Corona ini pertama kali muncul pada bulan September dan November pada 28 persen kasus COVID-19 di London. Pada minggu 9 Desember, lebih dari 62 persen kasus COVID-19 London berasal dari varian baru ini.

“Jadi, yang diberitahukan di sini adalah bahwa varian baru ini tidak hanya bergerak cepat, namun dapat meningkatkan kemampuannya dalam mentransmisikan, tetapi juga menjadi varian yang dominan. Ini mengalahkan yang lain dalam hal transmisi,” kata Vallance.

Para pejabat Inggris mengatakan bahwa karena penularannya yang lebih tinggi, varian tersebut akan menyebabkan peningkatan jumlah reproduksi negara itu atau dikenal dengan istilah angka R. Ini merupakan jumlah rata-rata infeksi sekunder dari satu orang yang terinfeksi.

Saat ini jumlah tersebut antara 1,1 dan 1,2 di Inggris. “Rata-rata, setiap 10 orang yang terinfeksi akan menularkan antara 11 dan 12 orang lainnya,” ujar pemerintah Inggris dalam pernyataannya.

Pejabat Inggris mengatakan angka tersebut bisa meningkat sebesar 0,4 karena varian baru yang berarti epidemi akan menyebar lebih cepat. Setiap angka R di atas satu berarti epidemi sedang berkembang.

Apakah varian baru ini menyebabkan penyakit yang lebih parah?

Pejabat Inggris mengatakan bahwa mereka tidak berpikir bahwa varian baru dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah atau lebih banyak kematian, tetapi penyebarannya yang lebih cepat dapat menyebabkan masalah besar pada jumlah infeksi.

“Tidak ada bukti saat ini yang menunjukkan bahwa jenis baru menyebabkan tingkat kematian yang lebih tinggi atau mempengaruhi vaksin dan ancaman meskipun pekerjaan mendesak sedang dilakukan untuk mengkonfirmasi hal ini,” kata Profesor Chris Whitty, Kepala petugas medis Inggris.

Vallance menambahkan bahwa tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan lebih banyak rawat inap, tetapi untuk saat ini masalahnya adalah penularan. “Virus ini menyebar lebih mudah dan oleh karena itu diperlukan lebih banyak tindakan untuk mengendalikannya,” ujarnya. (dtc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/