26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

160 Orang Tewas dan Ratusan Lainnya Luka-luka, WNI Lolos dari Bom di Sri Lanka

istimewa
PASCALEDAKAN: Suasana di Gereja St Anthony, Kolombo, dan St Sebastian di Kota Negombo, Sri Lanka, pascaledakan bom, Minggu (21/4). Saat terjadi ledakan, gereja dipenuhi jemaat yang sedang melangsungkan misa Paskah sehingga ratusan jemaat meninggal dunia dan mengalami luka-luka.

SRI LANKA, SUMUTPOS.CO – Ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka menewaskan setidaknya 160 orang dan ratusan lainnya luka-luka, Minggu (21/4). Hingga saat ini, belum ada kabar WNI menjadi korban atas ledakan maut tersebut.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La. Namun, KBRI Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

“Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La. Namun mereka selamat karena tidak berada di hotel saat kejadian,” katanya melalui keterangan tertulisnya pada Minggu (21/4).

Sementara itu, sumber rumah sakit mengatakan kepada AFP via The Independent, warga negara Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat termasuk di antara korban bom yang tewas. Sedangkan warga Inggris dan Jepang di antara mereka yang terluka dalam serangan bom dahsyat itu.

Namun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari polisi atau pejabat pemerintah. KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Teror bom yang terjadi di sejumlah gereja dan hotel di Kolombo ini menuai kecaman keras dari Asian Conference on Religions for Peace (ACRP). Terlebih aksi tersebut telah menewaskan ratusan orang dan dilancarkan saat perayaan Hari Paskah umat kristiani.

Presiden ACRP, Din Syamsuddin menegaskan bahwa pihaknya mengecam keras tindakan brutal dan barbar tersebut. “Kami juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Secara khusus kepada umat kristiani, kami menyampaikan simpati yang sedalam-dalamnya,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/4).

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan yang hanya dilakukan oleh orang yang tidak berperiketuhanan dan berperikemanusiaan. Aksi yang dilancarkan ke tempat Ibadah itu juga berpotensi memecah belah umat beragama. Apalagi dilakukan saat agama tertentu sedang merayakan hari besar. “Maka diserukan kepada semua umat beragama agar tidak terpecah belah dan jangan mau diadu domba,” tegasnya.

Din mendesak aparat keamanan dan penegakan hukum di Srilanka untuk melakukan investigasi serius dan menyeret pelaku sebagai penjahat kemanusiaan yang sangat kejam sesuai hukum yang berlaku.

Sementara kepada umat beragama di tanah air, Din mengimbau untuk dapat menahan diri. “Jangan terjebak kepada upaya provokasi yang ingin mengganggu kerukunan antar umat beragama dan kerukunan bangsa,” pungkasnya.

Dari Vatikan, Paus Fransiskus juga mengutuk serangan bom di gereja dan hotel saat perayaan Paskah di Sri Lanka. Paus Fransiskus menyebut teror bom itu sebagai ‘kekerasan kejam’. “Saya belajar dengan kesedihan dan kepedihan berita tentang serangan besar-besaran, yang terjadi hari ini, saat Paskah, membawa duka dan rasa sakit ke gereja-gereja dan tempat-tempat lain di mana orang berkumpul di Sri Lanka,” ujar Paus Fransiskus saat menyampaikan ‘Urbi et Orbi’ di hadapan puluhan ribu umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dikutip dari Reuters, Minggu (21/4).

“Saya berharap bisa mengekspresikan afeksi kedekatan dengan komunitas Kristiani, diserang saat sedang berdoa bersama, dan untuk semua korban dalam kekerasan yang kejam itu,” sambungnya.

Paus Fransiskus mengatakan serangan pada tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka itu ‘menimbulkan duka dan kesedihan’.

“Saya mempercayakan kepada Tuhan mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa dramatis ini,” katanya.

Selain untuk Sri Lanka, dalam ‘Urbi et Orbi’-nya, Paus Fransiskus juga berdoa untuk penyelesaian konflik, terutama di Suriah, Yaman, Israel dan Palestina, Libya, Burkina Faso, Mali, Niger, Nigeria, Kamerun, Sudan, Sudan Selatan, Ukraina bagian timur, Venezuela, dan Nikaragua. Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk menjadi ‘pembangun jembatan, bukan tembok’ dan untuk mengakhiri ‘deru senjata’ baik di zona konflik maupun di dalam kota. (jpc/rmol/dtc)

istimewa
PASCALEDAKAN: Suasana di Gereja St Anthony, Kolombo, dan St Sebastian di Kota Negombo, Sri Lanka, pascaledakan bom, Minggu (21/4). Saat terjadi ledakan, gereja dipenuhi jemaat yang sedang melangsungkan misa Paskah sehingga ratusan jemaat meninggal dunia dan mengalami luka-luka.

SRI LANKA, SUMUTPOS.CO – Ledakan di tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka menewaskan setidaknya 160 orang dan ratusan lainnya luka-luka, Minggu (21/4). Hingga saat ini, belum ada kabar WNI menjadi korban atas ledakan maut tersebut.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia, Lalu Muhammad Iqbal mengatakan, saat terjadi ledakan bom seorang WNI berinisial KW sedang berada di Hotel Shangri La. Namun, KBRI Kolombo sudah memastikan bahwa yang bersangkutan dalam keadaan selamat dan sudah dievakuasi oleh aparat keamanan Sri Lanka.

“Beberapa WNI lainnya yang menginap di Hotel Shangri La. Namun mereka selamat karena tidak berada di hotel saat kejadian,” katanya melalui keterangan tertulisnya pada Minggu (21/4).

Sementara itu, sumber rumah sakit mengatakan kepada AFP via The Independent, warga negara Inggris, Belanda, dan Amerika Serikat termasuk di antara korban bom yang tewas. Sedangkan warga Inggris dan Jepang di antara mereka yang terluka dalam serangan bom dahsyat itu.

Namun hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari polisi atau pejabat pemerintah. KBRI Kolombo terus memantau perkembangan situasi, termasuk kondisi WNI di sekitar lokasi kejadian, berkoordinasi dengan otoritas setempat.

Teror bom yang terjadi di sejumlah gereja dan hotel di Kolombo ini menuai kecaman keras dari Asian Conference on Religions for Peace (ACRP). Terlebih aksi tersebut telah menewaskan ratusan orang dan dilancarkan saat perayaan Hari Paskah umat kristiani.

Presiden ACRP, Din Syamsuddin menegaskan bahwa pihaknya mengecam keras tindakan brutal dan barbar tersebut. “Kami juga menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban. Secara khusus kepada umat kristiani, kami menyampaikan simpati yang sedalam-dalamnya,” kata mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah itu dalam keterangan tertulisnya, Minggu (21/4).

Menurutnya, tindakan tersebut merupakan bentuk kejahatan terhadap kemanusiaan yang hanya dilakukan oleh orang yang tidak berperiketuhanan dan berperikemanusiaan. Aksi yang dilancarkan ke tempat Ibadah itu juga berpotensi memecah belah umat beragama. Apalagi dilakukan saat agama tertentu sedang merayakan hari besar. “Maka diserukan kepada semua umat beragama agar tidak terpecah belah dan jangan mau diadu domba,” tegasnya.

Din mendesak aparat keamanan dan penegakan hukum di Srilanka untuk melakukan investigasi serius dan menyeret pelaku sebagai penjahat kemanusiaan yang sangat kejam sesuai hukum yang berlaku.

Sementara kepada umat beragama di tanah air, Din mengimbau untuk dapat menahan diri. “Jangan terjebak kepada upaya provokasi yang ingin mengganggu kerukunan antar umat beragama dan kerukunan bangsa,” pungkasnya.

Dari Vatikan, Paus Fransiskus juga mengutuk serangan bom di gereja dan hotel saat perayaan Paskah di Sri Lanka. Paus Fransiskus menyebut teror bom itu sebagai ‘kekerasan kejam’. “Saya belajar dengan kesedihan dan kepedihan berita tentang serangan besar-besaran, yang terjadi hari ini, saat Paskah, membawa duka dan rasa sakit ke gereja-gereja dan tempat-tempat lain di mana orang berkumpul di Sri Lanka,” ujar Paus Fransiskus saat menyampaikan ‘Urbi et Orbi’ di hadapan puluhan ribu umat Katolik yang berkumpul di Lapangan Santo Petrus, Vatikan, dikutip dari Reuters, Minggu (21/4).

“Saya berharap bisa mengekspresikan afeksi kedekatan dengan komunitas Kristiani, diserang saat sedang berdoa bersama, dan untuk semua korban dalam kekerasan yang kejam itu,” sambungnya.

Paus Fransiskus mengatakan serangan pada tiga gereja dan tiga hotel di Sri Lanka itu ‘menimbulkan duka dan kesedihan’.

“Saya mempercayakan kepada Tuhan mereka yang telah meninggal secara tragis dan saya berdoa untuk yang terluka dan untuk semua yang menderita sebagai akibat dari peristiwa dramatis ini,” katanya.

Selain untuk Sri Lanka, dalam ‘Urbi et Orbi’-nya, Paus Fransiskus juga berdoa untuk penyelesaian konflik, terutama di Suriah, Yaman, Israel dan Palestina, Libya, Burkina Faso, Mali, Niger, Nigeria, Kamerun, Sudan, Sudan Selatan, Ukraina bagian timur, Venezuela, dan Nikaragua. Paus Fransiskus mendesak umat Katolik untuk menjadi ‘pembangun jembatan, bukan tembok’ dan untuk mengakhiri ‘deru senjata’ baik di zona konflik maupun di dalam kota. (jpc/rmol/dtc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/