25 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bah! Anak Medan Ikut Bajak Tanker Malaysia

Dibekuk di Vietnam
Tak lama, para pelaku ditangkap. Delapan WNI itu ditangkap di Pulau Thochu, Vietnam. Orang-orang tersebut ditangkap dalam sekoci penyelamat (lifeboat) berwarna oranye, Jumat (19/6) sekira pukul 06.30 pagi waktu setempat.

“Kemungkinan mereka adalah perompak karena kapal ikan jarang memakai lifeboat,” kata Juru Bicara TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir kepada BBC, Jumat (19/9).

Ketika diinterogasi, mereka mengaku sebagai nelayan yang tenggelam. Saat ini TNI AL bekerja sama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDN) untuk mengetahui asal dan rekam jejak, disamping sidik jari mereka.

Kapal tanker MT Orkim Harmony milik Malaysia yang dibajak perompak.
Kapal tanker MT Orkim Harmony milik Malaysia yang dibajak perompak.
FOTO twitter MT Orkim Harmony yang dibajak, setelah namanya dicat para perompak menjadi Kim Harmon.
FOTO twitter
MT Orkim Harmony yang dibajak, setelah namanya dicat para perompak menjadi Kim Harmon.

Manahan mengatakan kemungkinan ini baru pertama kalinya pada tahun ini terjadi perompakan oleh WNI. Karena sebelumnya laporan yang didapat hanyalah pencurian biasa, bukan dalam skala perompakan.

Angkatan Laut Malaysia mengatakan, kedelapan perompak tersebut bersenjatakan pistol dan parang saat menyekap 22 awak kapal Orkim Harmony.

Namun, para perompak itu telah kabur menggunakan sekoci pada Kamis 18 Juni 2015 malam waktu setempat.

Sementara, Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City Vietnam telah memberikan pendampingan hukum kepada 8 orang yang mengaku WNI tersebut. Kepada polisi Vietnam, mereka mengakui perbuatannya.

“Menurut pihak polisi Vietnam mereka sudah mengaku keterlibatannya pada kasus kapal Orkim Harmony walaupun mungkin masih perlu dibuktikan,” kata Konjen RI di Ho Chi Minh City, Jean Anes, seperti dikutip dari salah satu situs, Minggu (21/6).

Pihak KJRI masih meneliti dokumen para WNI tersebut. Sejauh ini, baru dua orang yang sudah dipastikan memiliki paspor Indonesia. Sisanya, masih dalam pemeriksaan. Identitas para perompak sejauh ini belum dirilis pihak KJRI.

Tim KJRI masih melakukan pendampingan hukum terhadap mereka. Dari hasil laporan sementara, dugaan pidana yang kemungkinan dijerat terhadap 8 orang tersebut adalah masalah keimigrasian dan dugaan perompakan.

Dibekuk di Vietnam
Tak lama, para pelaku ditangkap. Delapan WNI itu ditangkap di Pulau Thochu, Vietnam. Orang-orang tersebut ditangkap dalam sekoci penyelamat (lifeboat) berwarna oranye, Jumat (19/6) sekira pukul 06.30 pagi waktu setempat.

“Kemungkinan mereka adalah perompak karena kapal ikan jarang memakai lifeboat,” kata Juru Bicara TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir kepada BBC, Jumat (19/9).

Ketika diinterogasi, mereka mengaku sebagai nelayan yang tenggelam. Saat ini TNI AL bekerja sama dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDN) untuk mengetahui asal dan rekam jejak, disamping sidik jari mereka.

Kapal tanker MT Orkim Harmony milik Malaysia yang dibajak perompak.
Kapal tanker MT Orkim Harmony milik Malaysia yang dibajak perompak.
FOTO twitter MT Orkim Harmony yang dibajak, setelah namanya dicat para perompak menjadi Kim Harmon.
FOTO twitter
MT Orkim Harmony yang dibajak, setelah namanya dicat para perompak menjadi Kim Harmon.

Manahan mengatakan kemungkinan ini baru pertama kalinya pada tahun ini terjadi perompakan oleh WNI. Karena sebelumnya laporan yang didapat hanyalah pencurian biasa, bukan dalam skala perompakan.

Angkatan Laut Malaysia mengatakan, kedelapan perompak tersebut bersenjatakan pistol dan parang saat menyekap 22 awak kapal Orkim Harmony.

Namun, para perompak itu telah kabur menggunakan sekoci pada Kamis 18 Juni 2015 malam waktu setempat.

Sementara, Konsulat Jenderal RI di Ho Chi Minh City Vietnam telah memberikan pendampingan hukum kepada 8 orang yang mengaku WNI tersebut. Kepada polisi Vietnam, mereka mengakui perbuatannya.

“Menurut pihak polisi Vietnam mereka sudah mengaku keterlibatannya pada kasus kapal Orkim Harmony walaupun mungkin masih perlu dibuktikan,” kata Konjen RI di Ho Chi Minh City, Jean Anes, seperti dikutip dari salah satu situs, Minggu (21/6).

Pihak KJRI masih meneliti dokumen para WNI tersebut. Sejauh ini, baru dua orang yang sudah dipastikan memiliki paspor Indonesia. Sisanya, masih dalam pemeriksaan. Identitas para perompak sejauh ini belum dirilis pihak KJRI.

Tim KJRI masih melakukan pendampingan hukum terhadap mereka. Dari hasil laporan sementara, dugaan pidana yang kemungkinan dijerat terhadap 8 orang tersebut adalah masalah keimigrasian dan dugaan perompakan.

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/