GAZA-Pantas saja roket Fajr-5 pejuang Palestina menembus wilayah Jerussalem dan Tel Aviv. Terungkap fakta bahwa Israel sudah mengalami kekurangan sistem pertahanan udara anti roket yang biasa disebut Iron Dome.
Kantor berita Qodsna, Rabu (21/11), mengutip Reuters melaporkan, pabrik tersebut menyatakan meski proses produksi roket untuk Iron Dome itu terus beroperasi selama 24 jam akan tetapi permintaan dari militer Israel sangat banyak dan mendesak. Sehingga cadangan roket penghadang serangan udara itu menipis dengan cepat.
Seperti dilansir Radio Iran, IRIB, meski seluruh sektor di pabrik itu dioperasikan secara maksimal, tingkat produksi roket tetap tidak sanggup memenuhi permintaan militer Israel. Oleh karena itu, para pengelola pabrik berusaha menyiasatinya dengan membangun pabrik dadakan.
“Pabrik alutsista Rafael yang dioperasikan maksimal ternyata hanya memperoduksi roket Iron Dome sebanyak 12 roket. Padahal, untuk menjatuhkan roket pejuang Palestina, Iron Dome minimal menembakkan dua roket,” tulis IRIB.
Selain Rafael, perusahaan Alta membantu memproduksi roket-roket untuk memenuhi kebutuhan Iron Dome. Sebelum memulai agresinya ke Jalur Gaza, militer Israel menimbun roket tersebut. Namun, karena salah perhitungan dalam jumlah kemampuan roket Hamas, timbunan roket itu tidak mencukupi.
Pembuatan roket Iron Dome ini juga sangat memberatkan anggaran militer Israel. Sebab untuk satu roket saja, Israel harus menghabiskan USD40 ribu atau setara Rp384 juta dengan kurs USD1 = Rp9.600). Selama peperangan beberapa hari ini, Israel sudah meluncurkan 360 roket Iron Dome. Artinya, Israel sudah mengeluarkan dana USD14,4 juta atau setara Rp138,1 miliar hanya untuk memproduksi roket.
Militer Israel mengklaim bahwa Iron Dome digunakan untuk menembak jatuh roket-roket yang diperkirakan meledak di kawasan permukiman. Akan tetapi mengingat banyaknya roket yang menghantam kawasan permukiman, klaim tersebut dilontarkan militer Israel untuk menutupi kelemahan sistem pertahanan Iron Dome.
Hamas Puji Pengeboman Bus Tel Aviv
Sementara itu, rentetan tembakan ke udara sebagai bentuk perayaan langsung membahana di Gaza City kemarin siang begitu salah satu stasiun radio lokal mengumumkan berita itu: Sebuah bus umum di Tel Aviv, Israel, hangus terbakar karena dibom dan melukai 21 orang. Loudspeaker yang terpasang di sejumlah gedung di wilayah yang digempur Israel selama delapan hari terakhir itu dengan cepat turut menyebarkan kabar tersebut.
Hamas, kelompok yang menguasai wilayah berpenduduk sekitar 1,7 juta jiwa itu, juga memuji serangan tersebut. “Hamas merestui serangan di Tel Aviv itu dan menganggapnya sebagai respons yang wajar atas pembantaian yang dilakukan Israel (di Gaza),” ujar Juru Bicara Hamas Sami Abu Zuhri kepada Reuters kemarin.
Menurut dia, Hamas dan berbagai faksi perjuangan Palestina lainnya akan menggunakan beragam cara untuk melindungi warga Palestina dari kekejaman Israel. “Kami akan terus melakukan itu kalau dunia masih saja membiarkan agresi Israel,” lanjutnya.
Bus tersebut meledak ketika melintas di dekat gedung pertahanan nasional Israel. Seluruh jendela hancur dan kaca depan berhamburan ke aspal jalanan. Bagian dalam bus juga terbakar serta menghitam.
Belum diketahui persis jumlah penumpang dalam bus saat kejadian berlangsung. Tapi, mengutip seorang saksi, BBC melansir penumpangnya hanya beberapa orang. Jadi, sangat mungkin korban terbanyak justru orang-orang yang tengah melintas di dekat bus saat bom menyalak.
Pihak berwenang langsung memblokade lokasi kejadian. Keamanan ditingkatkan ke level 4. Sekolah-sekolah juga diinstruksi agar melarang para murid keluar gedung sampai kondisi dinyatakan aman.
Peledakan tersebut menjadi teror bom pertama di Tel Aviv selama enam tahun terakhir. Pengeboman terakhir berlangsung pada April 2006 di dekat terminal bus lama kota berpenduduk lebih dari 400 ribu orang tersebut dan menewaskan 11 orang.
Sebagaimana dilaporkan harian Israel Haaretz, dua di antara 21 korban luka berkondisi kritis, tiga mengalami luka sedang, dan sisanya hanya terluka ringan.
Kepolisian Tel Aviv selanjutnya menyatakan tengah mengejar dua terduga pelaku. Sementara itu, Al Arabiya merilis, salah seorang pelaku adalah perempuan. “Latar belakang dan detail kejadian masih belum jelas,” kata Juru Bicara Kepolisian Tel Aviv Luba Samri kepada AFP. (irib/fuz/c5/ttg/jpnn)