31.7 C
Medan
Thursday, May 16, 2024

Badai Nesat Masih Mengamuk di Filipina

Tanah Longsor Tewaskan 21 Orang dan 35 Hilang

MANILA – Topan Nesat yang menerjang Filipina terus menelan korban jiwa. Hingga kini sudah 21 orang yang tewas akibat topan tersebut. Sementara 35 orang lainnya belum ditemukan. Akibat topan ini, sekitar 11 ribu orang harus tinggal di tempat-tempat pengungsian.

Topan Nesat mulai melanda Pulau Luzon sejak Selasa (27/9) kemarin dan menimbulkan hujan deras, angin kencang dan badai. Hingga hari ini, ribuan orang masih berjuang menghadapi banjir yang terjadi akibat Nesat.
Otoritas setempat tengah berupaya membantu ribuan orang yang terjebak di desa-desa yang terendam banjir termasuk di sebagian Provinsi Bulacan, di pinggiran ibukota Manila.

Topan Nesat telah menyebabkan putusnya aliran listrik dan saluran komunikasi di berbagai daerah di Luzon. Jalan-jalan pun rusak akibat tanah longsor dan banjir. Otoritas Filipina kini tengah berupaya untuk memperbaiki infrastruktur vital tersebut.

“Kami fokus untuk mencoba memulihkan jaringan listrik dan telekomunikasi hari ini, dan para kru pekerja juga dikerahkan untuk memperbaiki dan membersihkan 61 jalan di Luzon yang rusak akibat tanah longsor, puing-puing dan banjir,” kata Kepala Kantor Pertahanan Sipil Filipina, Benito Ramos seperti dilansir AFP, Rabu (28/9).

Dikatakan Ramos, lebih dari satu juta orang hingga hari ini masih mengalami dampak padamnya listrik di Luzon termasuk beberapa daerah di Manila dan tujuh provinsi sekitarnya.

Khusus di wilayah ibukota Manila dan Pulau Luzon, pasokan listrik yang sempat terputus kini sudah kembali mengaliri Manila, namun sebagian besar wilayah Luzon masih diliputi kegelapan.

Menurut stasiun berita BBC, Rabu (28/9), tim penyelamat tampak mulai membersihkan reruntuhan, pohon tumbang, dan mobil yang rusak di jalanan Filipina. Kantor dan sekolah yang sempat ditutup sudah bisa beroperasi kembali.
Di beberapa tempat seperti Manila Ocean Park dan Taft Avenue, air masih menggenang sehingga kedua tempat tersebut masih belum dapat beroperasi. Sama halnya dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang masih tutup.

Kepala Badan Pertahanan Sipil, Benito Ramos, menyatakan kini sedang dilakukan perbaikan 61 ruas jalan di Luzon. Kesemua jalan tersebut sempat tidak berfungsi akibat tergenang banjir, terkena longsor, atau tertimpa reruntuhan.
Sementara itu, badan prakiraan cuaca Filipina memperingatkan akan datangnya topan tropis lain yang kini masih berada di Samudera Pasifik. “Kami harus segera membersihkan sisa-sisa topan Nesat ini sebelum ada badai yang datang lagi. Kami berharap cuaca bisa sedikit bersahabat,” kata Ramos.

Topan Nesat yang berdiameter 650 kilometer dan berkecepatan 170 kilometer per jam menyebabkan longsor pada Selasa dini hari di pantai Pasifik. Sedikitnya 21 korban tewas dan 35 lainnya dinyatakan hilang akibat topan yang diperkirakan merupakan topan terbesar yang pernah menghantam Filipina tahun ini. (bbs/jpnn)

Tanah Longsor Tewaskan 21 Orang dan 35 Hilang

MANILA – Topan Nesat yang menerjang Filipina terus menelan korban jiwa. Hingga kini sudah 21 orang yang tewas akibat topan tersebut. Sementara 35 orang lainnya belum ditemukan. Akibat topan ini, sekitar 11 ribu orang harus tinggal di tempat-tempat pengungsian.

Topan Nesat mulai melanda Pulau Luzon sejak Selasa (27/9) kemarin dan menimbulkan hujan deras, angin kencang dan badai. Hingga hari ini, ribuan orang masih berjuang menghadapi banjir yang terjadi akibat Nesat.
Otoritas setempat tengah berupaya membantu ribuan orang yang terjebak di desa-desa yang terendam banjir termasuk di sebagian Provinsi Bulacan, di pinggiran ibukota Manila.

Topan Nesat telah menyebabkan putusnya aliran listrik dan saluran komunikasi di berbagai daerah di Luzon. Jalan-jalan pun rusak akibat tanah longsor dan banjir. Otoritas Filipina kini tengah berupaya untuk memperbaiki infrastruktur vital tersebut.

“Kami fokus untuk mencoba memulihkan jaringan listrik dan telekomunikasi hari ini, dan para kru pekerja juga dikerahkan untuk memperbaiki dan membersihkan 61 jalan di Luzon yang rusak akibat tanah longsor, puing-puing dan banjir,” kata Kepala Kantor Pertahanan Sipil Filipina, Benito Ramos seperti dilansir AFP, Rabu (28/9).

Dikatakan Ramos, lebih dari satu juta orang hingga hari ini masih mengalami dampak padamnya listrik di Luzon termasuk beberapa daerah di Manila dan tujuh provinsi sekitarnya.

Khusus di wilayah ibukota Manila dan Pulau Luzon, pasokan listrik yang sempat terputus kini sudah kembali mengaliri Manila, namun sebagian besar wilayah Luzon masih diliputi kegelapan.

Menurut stasiun berita BBC, Rabu (28/9), tim penyelamat tampak mulai membersihkan reruntuhan, pohon tumbang, dan mobil yang rusak di jalanan Filipina. Kantor dan sekolah yang sempat ditutup sudah bisa beroperasi kembali.
Di beberapa tempat seperti Manila Ocean Park dan Taft Avenue, air masih menggenang sehingga kedua tempat tersebut masih belum dapat beroperasi. Sama halnya dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS) yang masih tutup.

Kepala Badan Pertahanan Sipil, Benito Ramos, menyatakan kini sedang dilakukan perbaikan 61 ruas jalan di Luzon. Kesemua jalan tersebut sempat tidak berfungsi akibat tergenang banjir, terkena longsor, atau tertimpa reruntuhan.
Sementara itu, badan prakiraan cuaca Filipina memperingatkan akan datangnya topan tropis lain yang kini masih berada di Samudera Pasifik. “Kami harus segera membersihkan sisa-sisa topan Nesat ini sebelum ada badai yang datang lagi. Kami berharap cuaca bisa sedikit bersahabat,” kata Ramos.

Topan Nesat yang berdiameter 650 kilometer dan berkecepatan 170 kilometer per jam menyebabkan longsor pada Selasa dini hari di pantai Pasifik. Sedikitnya 21 korban tewas dan 35 lainnya dinyatakan hilang akibat topan yang diperkirakan merupakan topan terbesar yang pernah menghantam Filipina tahun ini. (bbs/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/