31.7 C
Medan
Thursday, May 9, 2024

Saudi Bangun Pusat Islam di Kabul

SUMUTPOS.CO – Arab Saudi menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Afghanistan untuk mendirikan pusat studi Islam di ibu kota Kabul.

Pusat studi ini akan mencakup lembaga kajian agama, asrama untuk ribuan peserta didik dan rumah sakit.

Diperkirakan biaya untuk mendirikan pusat Islam ini mencapai US$100 juta.

Pusat studi Islam akan didirikan di atas lahan seluas 30 hektar dan dijadwalkan selesai pada tahun 2016.

Kajian Alquran dan bahasa Arab akan menjadi inti mata pelajaran di lembaga pendidikan.

“Pusat Islam ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya memastikan eratnya hubungan antara Saudi dan Afghanistan,” kata Dr Dayi al-Haq Abed dari kementerian haji dan agama Islam Saudi, kepada media Inggris The Guardian.

Sejumlah kalangan mengatakan pemerintah Arab Saudi ingin meningkatkan pengaruh di Afghanistan ketika negara ini tengah mengalami transisi.

Saudi dikenal sebagai satu dari tiga negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah saat berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001. (BBC)

SUMUTPOS.CO – Arab Saudi menandatangani kesepakatan dengan pemerintah Afghanistan untuk mendirikan pusat studi Islam di ibu kota Kabul.

Pusat studi ini akan mencakup lembaga kajian agama, asrama untuk ribuan peserta didik dan rumah sakit.

Diperkirakan biaya untuk mendirikan pusat Islam ini mencapai US$100 juta.

Pusat studi Islam akan didirikan di atas lahan seluas 30 hektar dan dijadwalkan selesai pada tahun 2016.

Kajian Alquran dan bahasa Arab akan menjadi inti mata pelajaran di lembaga pendidikan.

“Pusat Islam ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya memastikan eratnya hubungan antara Saudi dan Afghanistan,” kata Dr Dayi al-Haq Abed dari kementerian haji dan agama Islam Saudi, kepada media Inggris The Guardian.

Sejumlah kalangan mengatakan pemerintah Arab Saudi ingin meningkatkan pengaruh di Afghanistan ketika negara ini tengah mengalami transisi.

Saudi dikenal sebagai satu dari tiga negara yang mengakui Taliban sebagai pemerintah yang sah saat berkuasa di Afghanistan pada 1996-2001. (BBC)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/