31.7 C
Medan
Wednesday, May 29, 2024

Kami Diikat, Mulut Dilakban

Aksi Perompak di Perairan Singapura

Hingga kini nasib 20 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Teluk Aden, Somalia oleh perompak belum juga bebas. Tapi, ada hal yang mirip terjadi di laut Indonesia. Kapal bermuatan bahan bakar minyak (BBM) dirompak dan minyaknya di sedot di Singapura.

Demikian pengakuan Kapten MT Namse Bangdzod, Abdul Yusuf (35) yang dirompak di perairan Masalembo-laut Jawa, Jumat (15/4) lalu, sehari setelah berlayar dari Surabaya menuju Samarinda mengatakan, ia dan 13 ABK diikat dan mulut dilakban, saat perompak berhasil menguasai kapal mereka.

“Kami tak bisa berbuat apa-apa karena kami ditodong senjata api dan senjata tajam lainnya,” kata Yusuf di markas Ditpolair Polda Kepri, Sekupang, Jumat (22/4).

Ia membenarkan, kalau kapal yang dibawanya dirompak dua kapal yakni MT Tere dan MT 3 Dolphin. “Mereka memepet kami, dan langsung naik ke kapal dan menguasai kapal kami,” katanya.

Kapal bermuatan 1.800 ton milik PT United Shipping Indonesia itu kemudian dibawa ke perairan Singapura. Setelah tiba di perairan Singapura, kedua kapal perompak ini menyedot BBM yang mereka bawa.

Setelah barang berharga milik Yusuf dan 13 ABK serta BBM dirampas dan disedot ke kedua kapal perompak itu, perompak yang berjumlah delapan orang ini langsung melarikan diri. Saat itulah, Yusuf dan 13 anak buahnya berusaha melepaskan ikatan dan lakban di mulut mereka.

Yusuf mengaku, untuk mendapatkan pertolongan dirinya menembakkan Parasut Emergency itu, ternyata tembakan itu direspon patroli Coast Guard Singapura. Mereka mendekat dan  memberikan pertolongan.

Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, membenarkan kejadian itu. Namun sedikit berbeda dengan keterangan sang Kapten. (gas/jpnn)

Aksi Perompak di Perairan Singapura

Hingga kini nasib 20 warga negara Indonesia (WNI) yang disandera di Teluk Aden, Somalia oleh perompak belum juga bebas. Tapi, ada hal yang mirip terjadi di laut Indonesia. Kapal bermuatan bahan bakar minyak (BBM) dirompak dan minyaknya di sedot di Singapura.

Demikian pengakuan Kapten MT Namse Bangdzod, Abdul Yusuf (35) yang dirompak di perairan Masalembo-laut Jawa, Jumat (15/4) lalu, sehari setelah berlayar dari Surabaya menuju Samarinda mengatakan, ia dan 13 ABK diikat dan mulut dilakban, saat perompak berhasil menguasai kapal mereka.

“Kami tak bisa berbuat apa-apa karena kami ditodong senjata api dan senjata tajam lainnya,” kata Yusuf di markas Ditpolair Polda Kepri, Sekupang, Jumat (22/4).

Ia membenarkan, kalau kapal yang dibawanya dirompak dua kapal yakni MT Tere dan MT 3 Dolphin. “Mereka memepet kami, dan langsung naik ke kapal dan menguasai kapal kami,” katanya.

Kapal bermuatan 1.800 ton milik PT United Shipping Indonesia itu kemudian dibawa ke perairan Singapura. Setelah tiba di perairan Singapura, kedua kapal perompak ini menyedot BBM yang mereka bawa.

Setelah barang berharga milik Yusuf dan 13 ABK serta BBM dirampas dan disedot ke kedua kapal perompak itu, perompak yang berjumlah delapan orang ini langsung melarikan diri. Saat itulah, Yusuf dan 13 anak buahnya berusaha melepaskan ikatan dan lakban di mulut mereka.

Yusuf mengaku, untuk mendapatkan pertolongan dirinya menembakkan Parasut Emergency itu, ternyata tembakan itu direspon patroli Coast Guard Singapura. Mereka mendekat dan  memberikan pertolongan.

Kabid Humas Polda Kepri, AKBP Hartono, membenarkan kejadian itu. Namun sedikit berbeda dengan keterangan sang Kapten. (gas/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/