25.6 C
Medan
Sunday, May 19, 2024

Lakukan Umrah Lebih Dulu Baru Berhaji, Jamaah Diminta Bayar Dam ke Lembaga Resmi Saudi

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Jamaah haji Indonesia sebagian besar harus membayar Dam atau denda berupa menyembelih hewan. Hal itu dikarenakan jamaah melakukan ibadah haji Tamattu atau umrah lebih dulu, baru berhaji.

“Jamaah diimbau untuk dapat melakukan pembayaran Dam sesuai saluran resmi yang telah ditentukan Pemerintah Arab Saudi, sehingga pelaksanaannya sesuai aturan dan tertib,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (22/6).

Fauzin mengatakan, pada musim haji tahun ini, pemerintah Saudi melalui Perusahaan Motawif Jamaah Haji Asia Tenggara (Motowifs Pilgrims For South East Asian Countries Company) telah mengeluarkan surat petunjuk tentang Dam dan Kurban Tahun 1443 Hijriah. Surat ditujukan kepada Perwakilan Misi Haji Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Menurut Fauzin, surat edaran tersebut menginformasikan bahwa jamaah dapat membayar Dam melalui saluran pembayaran yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi, yaitu Bank Pembangunan Islam (IsDB), Bank Al Rajhi, Pos Saudi, dan Situs (ADAHI).

Disebutkan dalam edaran tersebut bahwa keempat lembaga tersebut dipilih berdasarkan sejumlah kriteria berikut: a. Bank penerima setoran dam adalah lembaga resmi yang ditunjuk Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sehingga akuntablitas kinerjanya bisa dipertanggungjawabkan; b. Memiliki lajnah thibbi yang bertugas menyeleksi binatang yang memenuhi syarat untuk dijadikan hadyu; c. Memiliki lajnah syar’i/fiqhi, yang bertugas mengawasi dan memastikan keabsahan penyembelihan, distribusi dan lainnya yang berkaitan dengan aspek fikih; d. Harga standard sehingga mendapat jaminan keamanan dari risiko unsur bisnis tak wajar dan unsur penipuan; e. Mencapai target, tepat sasaran dalam distribusi daging; dan f. Menumbuhkan solidaritas sosial dan menciptakan kemaslahatan yang lebih luas.

“Kami mendorong agar PPIH Arab Saudi Bidang Bimbingan Ibadah dan PPIH Kloter segera melakukan koordinasi dan sosialisai ke jamaah haji. Pemerintah mengimbau jamaah tidak melakukan transaksi dengan calo dan penjaja/pedagang, tidak membeli kupon dari situs web yang mencurigakan,” tegasnya.

 

Jangan Paksakan Diri Ibadah di Masjidil Haram

Akhmad Fauzin juga mengimbau jamaah Indonesia untuk tidak memaksakan diri beribadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Pasalnya, cuaca di sana tengah dalam keadaan sangat panas. Atas dasar itu, jamaah disarankan beribadah di hotel.

Cara tersebut demi keselamatan jemaah itu sendiri. “Di setiap hotel jamaah, telah disediakan fasilitas ibadah atau musala. Kami mengimbau kepada seluruh jamaah untuk dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jamaah tidak harus memaksakan diri untuk selalu salat di Masjidil Haram,” kata Fauzin.

“Hal ini penting agar jemaah dapat menjaga waktu istirahat dengan cukup, mengingat pelaksanaan wukuf masih lama,” sambungnya.

Fauzin mengajak PPIH Kloter dan Sektor untuk terus memberikan bimbingan dan pendampingan. Menurutnya, sampai hari ini tercatat ada 164 persoalan yang ditangani PPIH Sektor Khusus Masjidil Haram. Mayoritas disebabkan jemaah kelelahan yang berlebih sehingga terpisah dari rombongan, sakit, dan perlu bantuan untuk menyelesaikan ibadahnya. “Pemerintah benar-benar menekankan pentingnya menjaga kesehatan agar seluruh jemaah haji dapat melaksanakan wukuf dalam keadaan sehat, hikmad, dan tertib,” imbuhnya.

Sampai dengan kemarin, sebanyak 51.987 jamaah telah diberangkatkan ke Tanah Suci, baik yang mendarat di Madinah maupun Jeddah. Selain itu, ada 1.234 jemaah haji khusus yang juga telah tiba di Arab Saudi.

“Tercatat ada 108 jemaah haji reguler yang sakit, terdiri atas 98 orang rawat jalan, 7 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dan 2 orang dirawat di RSAS. Jemaah wafat sebanyak 7 orang,” ujar Fauzin.

 

32 Jamaah Rawat Inap, 3.000 Rawat Jalan

Sementara, jumlah jamaah haji Indonesia yang harus mendapat perawatan di Arab Saudi semakin bertambah. Sampai hari ke-18 operasional haji, sudah ada 32 orang yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

“Berdasarkan kondisi layanan kesehatan KKHI Makkah, pada 20 Juni 2022 per jam 4 sore waktu Arab Saudi, kita rawat 32 jamaah haji. Rata-rata disebabkan karena alami dehidrasi sehingga penyakit bawaan dari Tanah Air ini jadi kambuh,” kata Kasie Kesehatan Haji Indonesia Muhammad Imran kepada wartawan, Rabu (22/6).

“Ada jamaah yang saat ini masih dirawat di RS Arab Saudi karena satu ada gangguan penyakit jantung, dan kedua ada yang patah di tulang lututnya kemarin, karena jatuh di toilet,” sambungnya.

Ia menjelaskan, sudah dilakukan pemasangan plat, dan jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi ini tiap hari dilakukan visitasi dari KKHI. “Kami kunjungi untuk menjembatani komunikasi pasien dengan dokter yang merawat. Sekaligus kita berikan dukungan moril bahwa walau mereka dirawat di RS Arab Saudi kami juga memberikan perhatian sebagai keluarga, sehingga termotivasi untuk sembuh,” imbuh Imran.

Sementara itu, sudah ada 3.000 kasus rawat jalan, paling banyak adalah karena hipertensi, diabetes dan dehidrasi. “Jadi yang paling banyak adalah hipertensi, mereka yang kelelahan karena aktivitas apakah karena umrah atau sekedar ziarah, barangkali menyebabkan tekanan darahnya meningkat sehingga perlu mendapat obat atau kontrol dari dokter kloternya,” tandas Imran. (jpc)

MAKKAH, SUMUTPOS.CO – Jamaah haji Indonesia sebagian besar harus membayar Dam atau denda berupa menyembelih hewan. Hal itu dikarenakan jamaah melakukan ibadah haji Tamattu atau umrah lebih dulu, baru berhaji.

“Jamaah diimbau untuk dapat melakukan pembayaran Dam sesuai saluran resmi yang telah ditentukan Pemerintah Arab Saudi, sehingga pelaksanaannya sesuai aturan dan tertib,” kata Juru Bicara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta, Rabu (22/6).

Fauzin mengatakan, pada musim haji tahun ini, pemerintah Saudi melalui Perusahaan Motawif Jamaah Haji Asia Tenggara (Motowifs Pilgrims For South East Asian Countries Company) telah mengeluarkan surat petunjuk tentang Dam dan Kurban Tahun 1443 Hijriah. Surat ditujukan kepada Perwakilan Misi Haji Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Thailand.

Menurut Fauzin, surat edaran tersebut menginformasikan bahwa jamaah dapat membayar Dam melalui saluran pembayaran yang telah ditentukan pemerintah Arab Saudi, yaitu Bank Pembangunan Islam (IsDB), Bank Al Rajhi, Pos Saudi, dan Situs (ADAHI).

Disebutkan dalam edaran tersebut bahwa keempat lembaga tersebut dipilih berdasarkan sejumlah kriteria berikut: a. Bank penerima setoran dam adalah lembaga resmi yang ditunjuk Pemerintah Kerajaan Arab Saudi sehingga akuntablitas kinerjanya bisa dipertanggungjawabkan; b. Memiliki lajnah thibbi yang bertugas menyeleksi binatang yang memenuhi syarat untuk dijadikan hadyu; c. Memiliki lajnah syar’i/fiqhi, yang bertugas mengawasi dan memastikan keabsahan penyembelihan, distribusi dan lainnya yang berkaitan dengan aspek fikih; d. Harga standard sehingga mendapat jaminan keamanan dari risiko unsur bisnis tak wajar dan unsur penipuan; e. Mencapai target, tepat sasaran dalam distribusi daging; dan f. Menumbuhkan solidaritas sosial dan menciptakan kemaslahatan yang lebih luas.

“Kami mendorong agar PPIH Arab Saudi Bidang Bimbingan Ibadah dan PPIH Kloter segera melakukan koordinasi dan sosialisai ke jamaah haji. Pemerintah mengimbau jamaah tidak melakukan transaksi dengan calo dan penjaja/pedagang, tidak membeli kupon dari situs web yang mencurigakan,” tegasnya.

 

Jangan Paksakan Diri Ibadah di Masjidil Haram

Akhmad Fauzin juga mengimbau jamaah Indonesia untuk tidak memaksakan diri beribadah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Pasalnya, cuaca di sana tengah dalam keadaan sangat panas. Atas dasar itu, jamaah disarankan beribadah di hotel.

Cara tersebut demi keselamatan jemaah itu sendiri. “Di setiap hotel jamaah, telah disediakan fasilitas ibadah atau musala. Kami mengimbau kepada seluruh jamaah untuk dapat memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jamaah tidak harus memaksakan diri untuk selalu salat di Masjidil Haram,” kata Fauzin.

“Hal ini penting agar jemaah dapat menjaga waktu istirahat dengan cukup, mengingat pelaksanaan wukuf masih lama,” sambungnya.

Fauzin mengajak PPIH Kloter dan Sektor untuk terus memberikan bimbingan dan pendampingan. Menurutnya, sampai hari ini tercatat ada 164 persoalan yang ditangani PPIH Sektor Khusus Masjidil Haram. Mayoritas disebabkan jemaah kelelahan yang berlebih sehingga terpisah dari rombongan, sakit, dan perlu bantuan untuk menyelesaikan ibadahnya. “Pemerintah benar-benar menekankan pentingnya menjaga kesehatan agar seluruh jemaah haji dapat melaksanakan wukuf dalam keadaan sehat, hikmad, dan tertib,” imbuhnya.

Sampai dengan kemarin, sebanyak 51.987 jamaah telah diberangkatkan ke Tanah Suci, baik yang mendarat di Madinah maupun Jeddah. Selain itu, ada 1.234 jemaah haji khusus yang juga telah tiba di Arab Saudi.

“Tercatat ada 108 jemaah haji reguler yang sakit, terdiri atas 98 orang rawat jalan, 7 orang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), dan 2 orang dirawat di RSAS. Jemaah wafat sebanyak 7 orang,” ujar Fauzin.

 

32 Jamaah Rawat Inap, 3.000 Rawat Jalan

Sementara, jumlah jamaah haji Indonesia yang harus mendapat perawatan di Arab Saudi semakin bertambah. Sampai hari ke-18 operasional haji, sudah ada 32 orang yang dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah.

“Berdasarkan kondisi layanan kesehatan KKHI Makkah, pada 20 Juni 2022 per jam 4 sore waktu Arab Saudi, kita rawat 32 jamaah haji. Rata-rata disebabkan karena alami dehidrasi sehingga penyakit bawaan dari Tanah Air ini jadi kambuh,” kata Kasie Kesehatan Haji Indonesia Muhammad Imran kepada wartawan, Rabu (22/6).

“Ada jamaah yang saat ini masih dirawat di RS Arab Saudi karena satu ada gangguan penyakit jantung, dan kedua ada yang patah di tulang lututnya kemarin, karena jatuh di toilet,” sambungnya.

Ia menjelaskan, sudah dilakukan pemasangan plat, dan jamaah yang dirawat di RS Arab Saudi ini tiap hari dilakukan visitasi dari KKHI. “Kami kunjungi untuk menjembatani komunikasi pasien dengan dokter yang merawat. Sekaligus kita berikan dukungan moril bahwa walau mereka dirawat di RS Arab Saudi kami juga memberikan perhatian sebagai keluarga, sehingga termotivasi untuk sembuh,” imbuh Imran.

Sementara itu, sudah ada 3.000 kasus rawat jalan, paling banyak adalah karena hipertensi, diabetes dan dehidrasi. “Jadi yang paling banyak adalah hipertensi, mereka yang kelelahan karena aktivitas apakah karena umrah atau sekedar ziarah, barangkali menyebabkan tekanan darahnya meningkat sehingga perlu mendapat obat atau kontrol dari dokter kloternya,” tandas Imran. (jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/