24 C
Medan
Sunday, June 16, 2024

Digempur Hamas, Israel Jadi ‘Kota Hantu’

Fasilitas roket Hamas di Jalur Gaza.
Fasilitas roket Hamas di Jalur Gaza.

 

GAZA, SUMUTPOS.CO – Ketakutan tampak di wajah-wajah penduduk Israel. Mereka sangat khawatir dengan roket-roket Palestina yang tiap detik bisa saja menghantam mereka.

Sejumlah kota berubah menjadi kota hantu, akibat penduduknya lari ke luar negeri. Bandara penuh sesak dengan calon penumpang. Mereka terpaksa lari ke luar negeri akibat kondisi keamanan dalam negeri tidak terjamin.

”Laporan dari koran-koran Zionis seperti koran Teluk Online menyebutkan wajah-wajah tegang mewarnai setiap penduduk Zionis. Setiap hari mereka ketakutan, menyusul kemampuan lawan dalam menciptakan perlawanan yang menjadikan seluruh wilayah Israel dalam jangkauan roketnya,”’ sebut laporan situs Infopalestina.

Laporan menyebutkan, perang kali ini beda dengan sebelumnya. Perang sebelumnya, tentara Zionis tampak mengangkangi Jalur Gaza. Paling banter roket perlawanan sampai Sederot, jarak terjauh yang dapat dijangkau roket perlawanan. Akibatnya penduduk Sederot diungsikan ke wilayah aman oleh pemerintahnya.

“Tapi sekarang, semua kota Israel seperti Al-Quds, Tel Aviv, Haifa dan beberapa kota penting lainya kejangkau roket,” sebut laporan tersebut. “Akibatnya sejumlah kota dan wilayah Israel menjadi kota mati. Roket perlawanan kini telah menjangkau 160 kilometer dari Gaza.”

Di Palestina Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengurus pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan jumlah orang yang berusaha mengungsi di lokasi-lokasinya di Jalur Gaza untuk melarikan diri dari serangan dua pekan Israel meningkat menjadi 100 ribu orang.

“Itu adalah batas kemampuan bagi UNRWA, kini jumlah orang yang mengungsi dengan kami adalah lebih dari dua kali lipat yang kami alami dalam konflik Gaza tahun 2009, meningkat menjadi lebih dari 100 ribu orang,” kata juru bicara badan itu Christopher Gunness.

UNRWA mengatakan pihaknya telah membuka 69 tempat penampungan di Jalur Gaza untuk menangani jumlah pengungsi yang meningkat. Sementara Israel terus melakukan serangan udara, tank dan artileri ke rumah-rumah, kantor-kantor dan target-target lainnya dalam kampanyenya untuk menghentikan serangan roket para pejuang Gaza.

 

GENCATAN SENJATA

Setelah memasuki pekan ketiga, pertempuran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan militan Jalur Gaza semakin sengit. Hingga kemarin (22/7) lebih dari 604 nyawa warga Palestina telah melayang karena agresi militer Israel itu. PBB dan masyarakat internasional juga semakin santer menyerukan gencatan senjata.

Kemarin Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggelar pertemuan bersama para petinggi dunia di Kota Kairo, Mesir. Sebab, tidak ada sinyal yang menunjukkan bahwa kontak senjata yang berlangsung selama dua pekan dan mulai memasuki pekan ketiga tersebut bakal berakhir. Karena tidak mau lebih banyak darah tertumpah dan nyawa melayang di Jalur Gaza, PBB mendesak dua kubu itu melakukan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry yang sengaja terbang kembali ke Timur Tengah setelah IDF melancarkan Operasi Perlindungan Perbatasan tiba di Mesir Senin malam (21/7). Dia langsung menemui Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukri. Mereka membahas perkembangan terbaru konflik Israel dan Palestina. Terutama ide gencatan senjata yang ditolak Hamas.

Setelah bertemu Shoukri, Kerry menemui Presiden Abdel Fattah Al Sisi. Sebelumnya, politikus 70 tahun itu sudah bertemu dengan Ban yang juga berada di ibu kota Mesir. Selaras dengan Kerry, diplomat asal Korea Selatan (Korsel) tersebut juga membahas gencatan senjata yang sempat ditawarkan Mesir pekan lalu. Saat itu Israel langsung menyepakati usul tersebut. Tetapi, Hamas menolak keras.

Dengan demikian, dalam kunjungannya kali ini, Kerry kembali mendesak Hamas untuk menerima wacana damai Mesir itu. Yakni, menyepakati gencatan senjata. “Kini keputusan menghentikan adanya korban sipil dalam kekerasan di Jalur Gaza berada di tangan Hamas,” ujarnya. Sebab, Hamas merupakan pihak yang enggan menghentikan serangan roket atas Israel.

Sementara itu, Khaled Meshaal dan Mahmoud Abbas mengadakan pertemuan penting di Kota Doha, Qatar. Pertemuan pada Senin lalu tersebut bertujuan meredam suasana sekaligus membicarakan gencatan senjata. Dua pemimpin Palestina itu juga menuntut Israel agar mencabut blokade atas Gaza. Dengan demikian, warga sipil mempunyai akses yang lebih bebas untuk melarikan diri dari serbuan Israel.

“Hamas dan Abbas sepakat bahwa seluruh komponen masyarakat Palestina harus bekerja sama demi terwujudnya gencatan senjata,” papar Azzam al-Ahmed, pejabat senior Gerakan Fatah. Dia menambahkan, Palestina akan melanjutkan dialog damai dengan Mesir dan perwakilan masyarakat internasional setelah gencatan senjata terwujud.

Di sisi lain, banyaknya korban jiwa sipil dalam agresi IDF itu membuat tangan dunia teracung ke Israel. Negara-negara Barat meminta Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil. Tetapi, Israel mengelak. Mereka malah menyalahkan Hamas atas banyaknya korban sipil. Sebab, Hamas meminta warga tetap bertahan di rumah meski IDF memerintahkan pengosongan permukiman. (bbs/jpnn/tom)

Fasilitas roket Hamas di Jalur Gaza.
Fasilitas roket Hamas di Jalur Gaza.

 

GAZA, SUMUTPOS.CO – Ketakutan tampak di wajah-wajah penduduk Israel. Mereka sangat khawatir dengan roket-roket Palestina yang tiap detik bisa saja menghantam mereka.

Sejumlah kota berubah menjadi kota hantu, akibat penduduknya lari ke luar negeri. Bandara penuh sesak dengan calon penumpang. Mereka terpaksa lari ke luar negeri akibat kondisi keamanan dalam negeri tidak terjamin.

”Laporan dari koran-koran Zionis seperti koran Teluk Online menyebutkan wajah-wajah tegang mewarnai setiap penduduk Zionis. Setiap hari mereka ketakutan, menyusul kemampuan lawan dalam menciptakan perlawanan yang menjadikan seluruh wilayah Israel dalam jangkauan roketnya,”’ sebut laporan situs Infopalestina.

Laporan menyebutkan, perang kali ini beda dengan sebelumnya. Perang sebelumnya, tentara Zionis tampak mengangkangi Jalur Gaza. Paling banter roket perlawanan sampai Sederot, jarak terjauh yang dapat dijangkau roket perlawanan. Akibatnya penduduk Sederot diungsikan ke wilayah aman oleh pemerintahnya.

“Tapi sekarang, semua kota Israel seperti Al-Quds, Tel Aviv, Haifa dan beberapa kota penting lainya kejangkau roket,” sebut laporan tersebut. “Akibatnya sejumlah kota dan wilayah Israel menjadi kota mati. Roket perlawanan kini telah menjangkau 160 kilometer dari Gaza.”

Di Palestina Badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang mengurus pengungsi Palestina (UNRWA) menyatakan jumlah orang yang berusaha mengungsi di lokasi-lokasinya di Jalur Gaza untuk melarikan diri dari serangan dua pekan Israel meningkat menjadi 100 ribu orang.

“Itu adalah batas kemampuan bagi UNRWA, kini jumlah orang yang mengungsi dengan kami adalah lebih dari dua kali lipat yang kami alami dalam konflik Gaza tahun 2009, meningkat menjadi lebih dari 100 ribu orang,” kata juru bicara badan itu Christopher Gunness.

UNRWA mengatakan pihaknya telah membuka 69 tempat penampungan di Jalur Gaza untuk menangani jumlah pengungsi yang meningkat. Sementara Israel terus melakukan serangan udara, tank dan artileri ke rumah-rumah, kantor-kantor dan target-target lainnya dalam kampanyenya untuk menghentikan serangan roket para pejuang Gaza.

 

GENCATAN SENJATA

Setelah memasuki pekan ketiga, pertempuran Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dan militan Jalur Gaza semakin sengit. Hingga kemarin (22/7) lebih dari 604 nyawa warga Palestina telah melayang karena agresi militer Israel itu. PBB dan masyarakat internasional juga semakin santer menyerukan gencatan senjata.

Kemarin Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menggelar pertemuan bersama para petinggi dunia di Kota Kairo, Mesir. Sebab, tidak ada sinyal yang menunjukkan bahwa kontak senjata yang berlangsung selama dua pekan dan mulai memasuki pekan ketiga tersebut bakal berakhir. Karena tidak mau lebih banyak darah tertumpah dan nyawa melayang di Jalur Gaza, PBB mendesak dua kubu itu melakukan gencatan senjata.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry yang sengaja terbang kembali ke Timur Tengah setelah IDF melancarkan Operasi Perlindungan Perbatasan tiba di Mesir Senin malam (21/7). Dia langsung menemui Menteri Luar Negeri Mesir Sameh Shoukri. Mereka membahas perkembangan terbaru konflik Israel dan Palestina. Terutama ide gencatan senjata yang ditolak Hamas.

Setelah bertemu Shoukri, Kerry menemui Presiden Abdel Fattah Al Sisi. Sebelumnya, politikus 70 tahun itu sudah bertemu dengan Ban yang juga berada di ibu kota Mesir. Selaras dengan Kerry, diplomat asal Korea Selatan (Korsel) tersebut juga membahas gencatan senjata yang sempat ditawarkan Mesir pekan lalu. Saat itu Israel langsung menyepakati usul tersebut. Tetapi, Hamas menolak keras.

Dengan demikian, dalam kunjungannya kali ini, Kerry kembali mendesak Hamas untuk menerima wacana damai Mesir itu. Yakni, menyepakati gencatan senjata. “Kini keputusan menghentikan adanya korban sipil dalam kekerasan di Jalur Gaza berada di tangan Hamas,” ujarnya. Sebab, Hamas merupakan pihak yang enggan menghentikan serangan roket atas Israel.

Sementara itu, Khaled Meshaal dan Mahmoud Abbas mengadakan pertemuan penting di Kota Doha, Qatar. Pertemuan pada Senin lalu tersebut bertujuan meredam suasana sekaligus membicarakan gencatan senjata. Dua pemimpin Palestina itu juga menuntut Israel agar mencabut blokade atas Gaza. Dengan demikian, warga sipil mempunyai akses yang lebih bebas untuk melarikan diri dari serbuan Israel.

“Hamas dan Abbas sepakat bahwa seluruh komponen masyarakat Palestina harus bekerja sama demi terwujudnya gencatan senjata,” papar Azzam al-Ahmed, pejabat senior Gerakan Fatah. Dia menambahkan, Palestina akan melanjutkan dialog damai dengan Mesir dan perwakilan masyarakat internasional setelah gencatan senjata terwujud.

Di sisi lain, banyaknya korban jiwa sipil dalam agresi IDF itu membuat tangan dunia teracung ke Israel. Negara-negara Barat meminta Israel bertanggung jawab atas kematian warga sipil. Tetapi, Israel mengelak. Mereka malah menyalahkan Hamas atas banyaknya korban sipil. Sebab, Hamas meminta warga tetap bertahan di rumah meski IDF memerintahkan pengosongan permukiman. (bbs/jpnn/tom)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/