30.6 C
Medan
Sunday, June 2, 2024

Abbas Tak Peduli pada Veto Obama

Sarkozy: Sikap AS Bisa Picu Kekerasan Lain di Timur Tengah

NEW YORK-Tekad Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mewujudkan negara merdeka sudah bulat. Bahkan, desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama agar Abbas tidak melanjutkan rencananya untuk mengajukan status keanggotaan penuh Palestina di PBB tak digubris. Tokoh 76 tahun itu bertekad tetap mengajukan permohonannya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB hari ini (23/9).

Padahal, kepada Abbas, Obama menyatakan bahwa jika dia tetap mengajukan status keanggotaan penuh Palestina, AS akan menggunakan hak veto. Nantinya, saat DK PBB menggelar pemungutan suara untuk menjajaki dukungan atas negara Palestina, AS akan menggunakan hak vetonya tersebut. Hak veto AS itu bakal membuyarkan harapan Palestina untuk bisa mewujudkan negara merdeka dan berdaulat di samping Israel.

“Yang menjadi masalah bukan tujuan akhir yang hendak dicapai, melainkan bagaimana cara untuk meraih tujuan tersebut. Dan, saya yakin bahwa tak ada jalan pintas untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu,” papar Obama dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB di Kota New York kemarin pagi (22/9).

Dalam kesempatan itu, pemimpin 50 tahun tersebut juga menegaskan bahwa satu-satunya cara yang paling efektif untuk menyelesaikan konflik dua negara adalah negosiasi. “Perdamaian tidak akan bisa dicapai melalui pernyataan-pernyataan sikap atau resolusi PBB. Pada dasarnya, Israel dan Palestina lah yang harus bersepakat soal perbatasan dan keamanan serta pengungsi dan Jerusalem, bukan kita,” tegas Obama.

Sebelumnya, dalam pertemuan selama 45 menit dengan Abbas di New York pada Rabu malam waktu setempat (21/9), Obama sudah menyampaikan sikapnya tersebut. Dia berusaha membujuk Abbas kembali ke meja perundingan dan membahas lagi konsep damai dua negara dengan Israel. Tetapi, pemimpin yang akrab dipanggil Abu Mazen itu menolak imbauan dan desakan Obama.

“Dia sudah bulat untuk mengajukan permohonan pada DK PBB dan memulai proses pembentukan negara Palestina dari sana,” ujar Ben Rhodes, deputi penasihat keamanan nasional Obama, mengenai sikap Abbas.

Kendati begitu, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy justru cemas atas implikasi ancaman veto AS tersebut. Dia pun mengingatkan bahwa veto terhadap status negara Palestina yang merdeka dan diakui sebagai anggota penuh PBB bisa memicu siklus kekerasan lain di Timur Tengah.

Dalam Sidang Umum PBB kemarin, Sarkozy lantas mengusulkan kompromi. Dia mengajukan gagasan yang berbeda dengan sikap AS dan Israel maupun Palestina. (AP/AFP/RTR/hep/dwi/jpnn)

Sarkozy: Sikap AS Bisa Picu Kekerasan Lain di Timur Tengah

NEW YORK-Tekad Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk mewujudkan negara merdeka sudah bulat. Bahkan, desakan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama agar Abbas tidak melanjutkan rencananya untuk mengajukan status keanggotaan penuh Palestina di PBB tak digubris. Tokoh 76 tahun itu bertekad tetap mengajukan permohonannya kepada Dewan Keamanan (DK) PBB hari ini (23/9).

Padahal, kepada Abbas, Obama menyatakan bahwa jika dia tetap mengajukan status keanggotaan penuh Palestina, AS akan menggunakan hak veto. Nantinya, saat DK PBB menggelar pemungutan suara untuk menjajaki dukungan atas negara Palestina, AS akan menggunakan hak vetonya tersebut. Hak veto AS itu bakal membuyarkan harapan Palestina untuk bisa mewujudkan negara merdeka dan berdaulat di samping Israel.

“Yang menjadi masalah bukan tujuan akhir yang hendak dicapai, melainkan bagaimana cara untuk meraih tujuan tersebut. Dan, saya yakin bahwa tak ada jalan pintas untuk mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama puluhan tahun itu,” papar Obama dalam pidatonya di depan Sidang Umum PBB di Kota New York kemarin pagi (22/9).

Dalam kesempatan itu, pemimpin 50 tahun tersebut juga menegaskan bahwa satu-satunya cara yang paling efektif untuk menyelesaikan konflik dua negara adalah negosiasi. “Perdamaian tidak akan bisa dicapai melalui pernyataan-pernyataan sikap atau resolusi PBB. Pada dasarnya, Israel dan Palestina lah yang harus bersepakat soal perbatasan dan keamanan serta pengungsi dan Jerusalem, bukan kita,” tegas Obama.

Sebelumnya, dalam pertemuan selama 45 menit dengan Abbas di New York pada Rabu malam waktu setempat (21/9), Obama sudah menyampaikan sikapnya tersebut. Dia berusaha membujuk Abbas kembali ke meja perundingan dan membahas lagi konsep damai dua negara dengan Israel. Tetapi, pemimpin yang akrab dipanggil Abu Mazen itu menolak imbauan dan desakan Obama.

“Dia sudah bulat untuk mengajukan permohonan pada DK PBB dan memulai proses pembentukan negara Palestina dari sana,” ujar Ben Rhodes, deputi penasihat keamanan nasional Obama, mengenai sikap Abbas.

Kendati begitu, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy justru cemas atas implikasi ancaman veto AS tersebut. Dia pun mengingatkan bahwa veto terhadap status negara Palestina yang merdeka dan diakui sebagai anggota penuh PBB bisa memicu siklus kekerasan lain di Timur Tengah.

Dalam Sidang Umum PBB kemarin, Sarkozy lantas mengusulkan kompromi. Dia mengajukan gagasan yang berbeda dengan sikap AS dan Israel maupun Palestina. (AP/AFP/RTR/hep/dwi/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/