TEHERAN – Iran didukung sekutu utamanya, Rusia, mengecam penjatuhan sanksi terhadap Teheran terkait dengan program nuklirnya. Keduanya menganggap keputusan tersebut ilegal dan sia-sia.
Sanksi unilateral yang menarget sektor keuangan, petrokimia, dan energi diumumkan Senin (21/11) oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada. “Keputusan itu hanya propaganda dan perang psikologis,” terang Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Ramin Mehmaparast. Dia menyebut sanksi tersebut adalah kesalahan dan tidak akan efektif.
Rusia, yang bersama Tiongkok selalu menghadang setiap langkah negara Barat untuk mendapat persetujuan Dewan Keamanan PBB terkait dengan program nuklir Iran, bersikap lebih keras dalam merespons penjatuhan sanksi baru tersebut. Melalui pernyataan resmi kementerian luar negeri, Rusia menegaskan, sanksi tersebut tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional.
Deklarasi kekuatan Barat atas Teheran menunjukkan peningkatan tekanan diplomasi terhadap negeri para mullah tersebut. Isu itu memperkuat spekulasi Israel sedang mempertimbangkan menyerang nuklir Iran.
AS dan sekutu menggunakan laporan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) pada 6 November lalu yang menemukan adanya bukti kredibel program penelitian nuklir Iran dipakai untuk pembuatan senjata sebagai dasar penjatuhan sanksi. “Selama Iran melanjutkan program berbahayanya itu, AS terus mencari jalan mengisolasi dan meningkatkan tekanan terhadap rezim Iran, baik bersama sekutu atau sendiri,” ujar Presiden AS Barack Obama.
Mehmanparast mengatakan, sanksi tersebut bentuk permusuhan terhadap rakyat Iran. Tapi, dia yakin sanksi tidak berpengaruh besar karena perdagangan dengan AS dan Inggris berada pada tingkat minimal.
“Resolusiitu mereka pikir bisa menekan rakyat kami untuk menyerah. Mereka salah,” tegasnya. (afp/cak/c2/ami/jpnn)