29 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Salman Abedi, Terduga Pembom Manchester, Anak Muazin Putus Kuliah

Foto: Getty Images
Polisi memblokir jalan di sekitar Manchester Arena di Manchester tengah, Inggris, 23 Mei 2017. setelah serangan bom menghantam konser Ariana Grande di Manchester Arena.

Universitas Salford membenarkan bahwa Abedi pernah menjadi mahasiswa di sana. Namun dia keluar, putus kuliah setelah dua tahun.

Seorang pengurus Pusat Islam Manchester, Fawaz Haffar mengatakan kepada kantor berita Press Association bahwa besar kemungkinan Abedi pernah mengunjungi tempat yang juga dikenal sebagai Masjid Didsbury itu.

Fawaz Haffar mengatakan bahwa ayah Abedi biasa menjadi muazin di masjid itu, dan salah seorang saudara laki-lakinya menjadi sukarelawan di sana.

Ia menekankan bahwa masjid tersebut adalah masjid yang moderat, modern, dan liberal, dan Haffar sendiri adalah anggota Independent Advisory Group, sebuah organisasi yang berhubungan dengan polisi.

Abedi dikenal oleh pasukan keamanan Inggris tapi dia tidak dianggap sebagai ancaman yang akan segera terjadi.

Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins mengatakan bahwa Abedi belum secara resmi diidentifikasi oleh petugas pemeriksa mayat.

Dia mengatakan prioritas polisi adalah untuk menentukan apakah Abedi bertindak sendiri atau bekerja sebagai bagian dari jaringan yang lebih luas ketika dia menyalakan perangkat peledaknya di penghujung konser penyanyi AS Ariana Grande, yang menewaskan 22 orang.

Seorang pria berusia 23 tahun telah pula ditangkap terkait penyelidikan tersebut.

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) mengeluarkan pernyataan lewat media sosial bahwa serangan di Manchester tersebut dilakukan oleh salah satu simpatisan mereka.

Sekitar 16.000 orang asal Libia tinggal di Inggris, dan Manchester adalah tempat bagi komunitas Libia terbesar di Inggris, menurut berita BBC.  (bbc)

Foto: Getty Images
Polisi memblokir jalan di sekitar Manchester Arena di Manchester tengah, Inggris, 23 Mei 2017. setelah serangan bom menghantam konser Ariana Grande di Manchester Arena.

Universitas Salford membenarkan bahwa Abedi pernah menjadi mahasiswa di sana. Namun dia keluar, putus kuliah setelah dua tahun.

Seorang pengurus Pusat Islam Manchester, Fawaz Haffar mengatakan kepada kantor berita Press Association bahwa besar kemungkinan Abedi pernah mengunjungi tempat yang juga dikenal sebagai Masjid Didsbury itu.

Fawaz Haffar mengatakan bahwa ayah Abedi biasa menjadi muazin di masjid itu, dan salah seorang saudara laki-lakinya menjadi sukarelawan di sana.

Ia menekankan bahwa masjid tersebut adalah masjid yang moderat, modern, dan liberal, dan Haffar sendiri adalah anggota Independent Advisory Group, sebuah organisasi yang berhubungan dengan polisi.

Abedi dikenal oleh pasukan keamanan Inggris tapi dia tidak dianggap sebagai ancaman yang akan segera terjadi.

Kepala Polisi Manchester, Ian Hopkins mengatakan bahwa Abedi belum secara resmi diidentifikasi oleh petugas pemeriksa mayat.

Dia mengatakan prioritas polisi adalah untuk menentukan apakah Abedi bertindak sendiri atau bekerja sebagai bagian dari jaringan yang lebih luas ketika dia menyalakan perangkat peledaknya di penghujung konser penyanyi AS Ariana Grande, yang menewaskan 22 orang.

Seorang pria berusia 23 tahun telah pula ditangkap terkait penyelidikan tersebut.

Kelompok yang menamakan diri Negara Islam (ISIS) mengeluarkan pernyataan lewat media sosial bahwa serangan di Manchester tersebut dilakukan oleh salah satu simpatisan mereka.

Sekitar 16.000 orang asal Libia tinggal di Inggris, dan Manchester adalah tempat bagi komunitas Libia terbesar di Inggris, menurut berita BBC.  (bbc)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/