27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Militer Serahkan Mesir ke Sipil

Aksi Anarkis Demonstran Beringas

KAIRO- Aksi  anarkis demonstran di Lapangan Tahrir, Kairo terus memanas. Desakan mundur pemerintah pengganti Husni Mubarak terus menjalar. Tuntutan itu akhirnya dijawab Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) sebagai pemegang kekuasan pemerintahan di Mesir. Militer  berjanji akan menyerahkan kekuasaan pada musim panas akan datang.

Demikian menurut laporan The Telegraph, Rabu (23/11). Janji itu disampaikan demi meredakan kemarahan para demonstran yang terus membengkak di pusat kota Kairo.

Selama berhari-hari, para jenderal Mesir berusaha membungkam protes rakyat dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Namun hampir 100 ribu orang yang berkumpul di Lapangan Tahrir militer mengubah taktiknya.
Setelah kemarin seharian membahas krisis itu dengan para pemimpin partai dari seluruh spektrum politik Mesir, Panglima Tertinggi Jenderal Hussein Tantawi, pemimpin dewan militer yang kini berkuasa, muncul untuk pertama kalinya sejak kerusuhan dimulai. Ia berjanji, militer akan mempercepat proses transisi negara itu ke pemerintahan sipil.

Dia mengatakan, proses transisi itu akan berakhir dengan pemilihan presiden pada akhir Juni tahun depan. Pemilihan pertama parlemen akan berlangsung sesuai jadwal semula, yaitu Senin depan. Dia juga mengisyaratkan kesediaannya menanyakan kepada rakyat Mesir apakah tentara harus segera menyerahkan kekuasaan dalam sebuah referendum.  Berdasarkan rancangan awal militer, pemilihan presiden mungkin belum akan terjadi hingga tahun 2013.
Jenderal Tantawi menegaskan paket yang dijanjikan membuktikan dia dan rekan-rekannya sesama perwira militer tak pernah menginginkan sesuatu yang lebih selain memandu menuju negara demokratis.

“Militer, yang diwakili oleh dewan tertingginya, tidak bercita-cita untuk memerintah,” kata Tantawi dalam pidato televisi.

Setelah pidato itu, demonstran masih bertahan di Lapangan Tahrir. Tidak jelas, apakah tawaran itu menenangkan para pengunjuk rasa. Banyak dari mereka menganggap janji Tantawi itu sebagai taktik mengulur-ulur waktu. Pengunjuk rasa mengatakan, mereka mengakhiri protes jika militer setuju untuk segera turun dari kekuasaan.

“Kami tertipu sekali ketika kami berpikir bahwa kami sudah menyingkirkan kediktatoran dengan menyingkirkan Mubarak,” kata Ali Hassan, seorang mahasiswa di antara demonstran.

Ada juga kegembiraan di alun-alun itu. Banyak yang merasakan konsesi merupakan tanda kelemahan militer, dengan tekanan tambahan. “Hari Jumat, militer punya kesempatan menanggapi tuntutan rakyat dengan membuat perjanjian transisi secara  bertahap,” kata seorang aktivis oposisi. (bbs/net/jpnn)

Aksi Anarkis Demonstran Beringas

KAIRO- Aksi  anarkis demonstran di Lapangan Tahrir, Kairo terus memanas. Desakan mundur pemerintah pengganti Husni Mubarak terus menjalar. Tuntutan itu akhirnya dijawab Dewan Tertinggi Angkatan Bersenjata (SCAF) sebagai pemegang kekuasan pemerintahan di Mesir. Militer  berjanji akan menyerahkan kekuasaan pada musim panas akan datang.

Demikian menurut laporan The Telegraph, Rabu (23/11). Janji itu disampaikan demi meredakan kemarahan para demonstran yang terus membengkak di pusat kota Kairo.

Selama berhari-hari, para jenderal Mesir berusaha membungkam protes rakyat dengan menggunakan kekuatan bersenjata. Namun hampir 100 ribu orang yang berkumpul di Lapangan Tahrir militer mengubah taktiknya.
Setelah kemarin seharian membahas krisis itu dengan para pemimpin partai dari seluruh spektrum politik Mesir, Panglima Tertinggi Jenderal Hussein Tantawi, pemimpin dewan militer yang kini berkuasa, muncul untuk pertama kalinya sejak kerusuhan dimulai. Ia berjanji, militer akan mempercepat proses transisi negara itu ke pemerintahan sipil.

Dia mengatakan, proses transisi itu akan berakhir dengan pemilihan presiden pada akhir Juni tahun depan. Pemilihan pertama parlemen akan berlangsung sesuai jadwal semula, yaitu Senin depan. Dia juga mengisyaratkan kesediaannya menanyakan kepada rakyat Mesir apakah tentara harus segera menyerahkan kekuasaan dalam sebuah referendum.  Berdasarkan rancangan awal militer, pemilihan presiden mungkin belum akan terjadi hingga tahun 2013.
Jenderal Tantawi menegaskan paket yang dijanjikan membuktikan dia dan rekan-rekannya sesama perwira militer tak pernah menginginkan sesuatu yang lebih selain memandu menuju negara demokratis.

“Militer, yang diwakili oleh dewan tertingginya, tidak bercita-cita untuk memerintah,” kata Tantawi dalam pidato televisi.

Setelah pidato itu, demonstran masih bertahan di Lapangan Tahrir. Tidak jelas, apakah tawaran itu menenangkan para pengunjuk rasa. Banyak dari mereka menganggap janji Tantawi itu sebagai taktik mengulur-ulur waktu. Pengunjuk rasa mengatakan, mereka mengakhiri protes jika militer setuju untuk segera turun dari kekuasaan.

“Kami tertipu sekali ketika kami berpikir bahwa kami sudah menyingkirkan kediktatoran dengan menyingkirkan Mubarak,” kata Ali Hassan, seorang mahasiswa di antara demonstran.

Ada juga kegembiraan di alun-alun itu. Banyak yang merasakan konsesi merupakan tanda kelemahan militer, dengan tekanan tambahan. “Hari Jumat, militer punya kesempatan menanggapi tuntutan rakyat dengan membuat perjanjian transisi secara  bertahap,” kata seorang aktivis oposisi. (bbs/net/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/